• Jasa Pengukuran Geolistrik

    Kami menyediakan jasa pengukuran Geolistrik untuk berbagai macam bidang oleh tenaga ahli handal yang telah berpengalaman.

  • Jasa Pemboran / Pengeboran

    Kami menyediakan jasa pemboran untuk berbagai macam keperluan baik untuk pemboran sumur dalam maupun geoteknik.

  • Jasa Pembuatan Peta

    Kami menyediakan jasa pembuatan berbagai macam peta seluruh Indonesia. Hasil dapat berupa raster maupun vector sesuai dengan pesanan.

  • Jasa Pemetaan Geologi

    Kami menyediakan jasa untuk melalkukan pemetaan geologi, baik untuk keperluan tambang, geoteknik maupun keperluan penelitian.

Macam-macam Citra Penginderaan Jauh

     Citra penginderaan jauh umumnya dibagi menjadi dua, yaitu Citra Foto dan Citra Non Foto. Citra Foto merupakan citra yang diperoleh dengan menggunakan alat penginderaan jauh berupa kamera. Citra non foto merupakan citra yang diperoleh menggunakan alat penginderaan bukan kamera dan biasanya menggunakan spektrum radar.

Gambar 1. Citra Foto

Gambar 2. Citra Non Foto

Share:

Penginderaan Jauh

     Penginderaan jauh merupakan pengumpulan keterangan mengenai permukaan bumi dari jarak jauh baik secara langsung pada jarak yang cukup jauh atau menggunakan citra. Menurut Estes dan Simonett (1975) dalam Sutanto (1992) menjelaskan bahwa pengindraan jauh merupakan pengambilan atau pengukuran data/informasi mengenai sifat dari sebuah fenomena, obyek atau benda dengan menggunakan sebuah alat perekam tanpa berhubungan langsung dengan bahan studi.

Gambar 1. Contoh Penginderaan Jauh

    Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa penginderaan jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang obyek, daerah atau gejala dengan cara menganalisis data yang diperoleh menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap obyek, daerah atau gejala yang dikaji. Alat yang dimaksud adalah sendor dari satelit sedangkan data yang dimaksud berupa data citra satelit.


     
Share:

Klasifikasi Bentuklahan

     Sehubungan dengan stadia geomorfologi yang dikenal juga sebagai siklus geomorfik (Geomorphic cycle) yang pada mulanya diajukan oleh Davis dengan istilah Geomorphic cycle. Siklus dapat diartikan sebagai suatu peristiwa yang mempunyai gejala yang berlangsung secara terus menerus (continue) dengan gejala awal dan akhir relative sama. Misalnya, suatu bentuk lahan dinyatakan telah mengalami satu siklus geomorfik apabila telah melalui tahap perkembangan stadia muda, dewasa dan tua.
Gambar1. Siklus geomorfik dari muda ke tua

     Stadia tua dapat kembali menjadi muda apabila terjadi peremajaan (rejuvenation) atas usatu bentuklahan. Dengan kembalinya ke stadia muda, maka dapat dinyatakan bahwa siklus geomorfik yang kedua mulai berlangsung.
Gambar 2. Klasifikasi Bentang Alam (Lobeck, 1939)

Share:

Struktur, Proses dan Stadia

     Struktru, proses dan stadia merupakan faktor-faktor penting dalam pembahasan geomorfologi. Pembahasan suatu daerah tidaklah lengkap jika salah satu dari ketiganya diabaikan. Ketiga faktor tersebut merupakan pilar dari prinsip dasar geomorfologi.

    Struktur dalam pembelajaran bentuk lahan yang diperhatikan adalah struktur geologi. Struktur geologi merkupakan properti penting dalam perkembangan suatu bentuklahan. Struktur geologi akan sangat mempengaruhi keadaan relief suatu daerah. Struktur geologi terjadi akibat adanya proses tektonik, itulah mengapa strutur ini dipengaruhi oleh gaya endogen.

     Proses merupakan kegiatan yang terjadi pada bentuklahan. Proses ini dapat menimbulkan bentukan-bentukan khas dari suatu bentuklahan dimana didalamnya terdapt proses pengikisan, perpindahan dan pengendapan material. Proses sangat melibatkan keadaan luar (eksogen) sehingga sangat berkaitan dengan kondisi iklim suatu daerah.

     Stadia juga merupakan salah satu hal yang penting dalam pembelajaran geomorfologi. Stadia dapat menjelaskan gambaran umum suatu lokasi. Dengan mengetahui stadia, dapat mengetahui sejauh apakah proses yang terjadi dan bentuk lahan apa yang pertama kali terbentuk.


Share:

Relief dan Klasifikasi Van Zuidam (1983)

     Dalam mempelajari ilmu geomorfologi, pengetahuan mengenai relief sangatlah penting karena salah satu properti dalam geomorfologi adalah relief. Relief merupakan kenampakan perbedaan ketinggian pada permukaan bumi. Dengan mengetahui relief suatu daerah, dapat mengetahui kondisi daerah tersebut dan dapat mengetahui orde berapa yang terjadi pada daerah tersebut. Pada dasarnya, relief terbagi menjadi tiga orde, yaitu:

  • Relief Orde I, melingkupi keseluruhan permukaan bumi baik pada kontinen maupun continen shelf
  • Relief Orde II, melingkupi keseluruhan kontinen dengan proses yang berlangsung merupakan proses endogen berupa tektonik dan vulkanik
  • Relief Orde III, melingkupi daerah yang mengalami erosi seperti pada valley.
     Van Zuidam (1983) mengklasifikasikan relief permukaan bumi berdasarkan morfometri dan morfografi suatu daerah dengan properti berupa persen lereng dan beda tinggi yang ada pada suatu lokasi. Berikut adalah klasifikasi Van Zuidam (1983)

Tabel 1. Klasifikasi Van Zuidam (1983)




Share:

Peta Administrasi Kecamatan Ringinarum, Kabupaten Kendal

     Kecamatan Ringinarum merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Kendal yang terletak di bagian tengah Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Secara geografis, Kecamatan Ringinarum terletak pada 110 5' 10" hingga 110 8' 0" Bujur Timur dan 6 57' 43" hingga 7 1' 49" Lintang Selatan. Secara administrasi, Kecamatan Ringinarum dilingkupi Kecamatan Gemuh sehingga memiliki batas utara, timur dan selatan dengan Kecamatan Gemuh dan berbatasan dengan Kecamatan Weleri di bagian baratnya.

Gambar 1. Peta administrasi Kecamatan Ringinarum, Kabupaten Kendal

     Kecamatan Ringinarum terdiri dari 12 desa/kelurahan. Berikut adalah daftar desa/kelurahan yang ada di Kecamatan Ringinarum, Kabupaten Kendal:
  1. Desa Caruban
  2. Desa Kedunggading
  3. Desa Kedungsari
  4. Desa Mojo
  5. Desa Ngawensari
  6. Desa Ngerjo
  7. Desa Pagerdawung
  8. Desa Purworejo
  9. Desa Ringinarum
  10. Desa Rowobranten
  11. Desa Tejorejo
  12. Desa Wungurejo

Share:

Peta Administrasi Kecamatan Rowosari, Kabupaten Kendal

     Kecamatan Rowosari merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Kendal. Kecamatan Rowosari terletak di sebelah utara dan barat dari Kabupaten Kendal. Secara geografis, Kecamatan Rowosari terletak pada 110 1' 40" hingga 110 5' 52" Bujur Timur dan 6 53' 34" hingga 6 57' 30" Lintang Selatan. Secara administratif, Kecamatan Rowosari berbatasan langsung dengan Laut Jawa di sebelah utara, Kecamatan Kangkung dan Kecamatan Gemuh di sebelah timur, Kecamatan Weleri di bagian selatan dan Kabupaten Batang di bagian barat.

Gambar 1. Peta administrasi Kecamatan Rowosari

     Kecamatan Rowosari, Kabupaten Batang terdiri dari 16 desa/kelurahan. Berikut adalah daftar desa/kelurahan di Kecamatan Rowosari, Kabupaten Batang:
  1. Desa Bulak
  2. Desa Gebanganom
  3. Desa Gempolsewu
  4. Desa Jatipuro
  5. Desa Karangsari
  6. Desa Kebonsari
  7. Desa Parakan
  8. Desa Pojokan
  9. Desa Randusari
  10. Desa Rowosari
  11. Desa Sendangdawuhan
  12. Desa Sendangsikucing
  13. Desa Tambaksari
  14. Desa Tanjunganom
  15. Desa Tanjungsari
  16. Desa Wonotenggang
Share:

Peta Administrasi Kecamatan Plantungan, Kabupaten Kendal

    Kecamatan Plantungan merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Kendal yang berlokasi di paling selatan dan timur dari Kabupaten Kendal. Secara geografis, Kecamatan Plantungan terletak pada 109 55' 22" hingga 110 0' 43" Bujur Timur dan 7 1' 6" hingga 7 11' 43" Lintang Selatan. Secara administrasi, Kecamatan Plantungan berbatasan langsung dengan Kecamatan Pageruyung dan Sukorejo di bagian timur, Kabupaten Wonosobo di bagian selatan, Kabupaten Batang di bagian barat dan utara.

     Kecamatan Plantungan, Kabupaten Kendal memiliki 12 desa/kelurahan. Berikut adalah daftar desa/kelurahan Kecamatan Plantungan:

  1. Desa Bendosari
  2. Desa Blumah
  3. Desa Jati
  4. Desa Jurangagung
  5. Desa Karanganyar
  6. Desa Kediten
  7. Desa Manggungmangu
  8. Desa Mojoagung
  9. Desa Tirtomulyo
  10. Desa Tlogopayung
  11. Desa Wadas
  12. Desa Wonodadi

Share:

Kondisi Geologi Wisata Alam Tebing Breksi

      Tebing Breksi merupakan salah satu wisata alam yang ada di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Tebing Breksi berlokasi di bagian timur dari Kabupaten Sleman tepatnya di Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan yang dapat dicapai dengan waktu tempuh satu jam dari pusat kota Yogyakarta menggunakan kendaraan bermotor.

     Tebing breksi terletak pada daerah yang memiliki relief berbukit-berbukit tersayat tajam (Van Zuidam, 1985) dengan persen lereng 25% hingga 55 % dan beda tinggi 200 m hingga 500 m. Menurut Surono, dkk (1992) dalam Peta Geologi Regional Lembar Surakarta Giritontro menyatakan bahwa Tebing Breksi terletak pada Formasi Semilir (Tms) yang terdiri dari tuf, breksi batuapung dasitan, batupasir tufan dan serpih.

      Berdasarkan pengamatan lapangan pada wisata alam tebing breksi memiliki dua litologi utama berupa perlapisan tuf halus dan tuf kasar. Tuf yang terbentuk pada daerah ini menunjukkan bahwa Tebing Breksi terletak jauh dari sumber erupsi dan masuk kedalam Zona Medial. Ketebalan tuf kasar yang lebih tebal dibandingkan dengan tuf halus menunjukan bahwa daerah ini berada pada zona medial terdekat dengan erupsi.

     Berdasarkan pengamatan lapangan, tuf halus pada Tebing Breksi ini memiliki warna coklat cerah dengan ukuran butir lanau (1/256 - 1/16 mm) (Wentworth, 1922) dan bentuk well-rounded hingga rounded. Butiran pada tuf halus ini saling berhubungan yang menunjukkan bahwa batuan ini memiliki kemas tertutup dan sortasi sangat baik. Dari hasil pengujian dengan larutan HCl, batuan ini tidak mengalami reaksi (buih) yang menunjukkan bahwa batuan ini tidak memiliki sifat atau tidak memiliki semen karbonatan. Berdasarkan data lapangan yang didapatkan, tuf halus ini terbentuk dari abu gunungapi yang terbawa oleh angin hingga energi angin tidak mampulagi membawa sehingga butiran terendapkan dan mengalami litifikasi menjadi tuf.

     Berdasarkan pengamatan lapangan, tuf kasar pada Tebing Breksi ini memiliki warna abu-abu dengan ukuran butir pasir sedang hingga pasir sangat kasar (1/4 - 2 mm) (Wentworth, 1922) dan bentuk rounded hingga sub-rounded. Butiran pada tuf kasar ini saling berhubungan yang menunjukkan bahwa batuan ini memiliki kemas tertutup dan sortasi baik. Dari hasil pengujian dengan larutan HCl, batuan ini tidak mengalami reaksi (buih) yang menunjukkan bahwa batuan ini tidak memiliki sifat atau tidak memiliki semen karbonatan. Berdasarkan data lapangan yang didapatkan, tuf halus ini terbentuk dari abu gunungapi yang terbawa oleh angin hingga energi angin tidak mampulagi membawa sehingga butiran terendapkan dan mengalami litifikasi menjadi tuf.

     Batuan pada Tebing Breksi ini memiliki struktur perlapisan dengan kondisi batuan masif yang menunjukkan bahwa batuan di sini telah mengalami litifikasi dengan tekanan sangat tinggi. Sifatnya yang masih terlihat butirannya menunjukkan bahwa tekanan tersebut berasal dari burial yang menandakan bahwa batuan telah tertimbun di bawah permukaan bumi dan kemunculannya dimungkinkan karena adanya pengaruh gaya endogen berupa tektonik pada daerah ini yang kemudian  terpengaruh oleh gaya eksogen berupa pengikisan baik dari alam maupun manusia. Kenampakan batuan yang memiliki warna hitam di beberapa bagian menunjukan terjadinya reaksi kimia antara air meteorik yang melewati tumbuhan diatas tebing yang kemudian air tersebut turun melewati batuan sehingga mampu merubah warna asli dari batuan.


Daftar Pustaka
  • Surono, Toha B dan Sudarno, I. 1992. Peta Geologi Regional Lembar Surakarta Giritontro. Bandung: Pusat Penelitian dan Pengambangan Geologi.
  • Tucker, E. 2003. Sedimentary Rock In The Field. England: John Wiley & Sons Ltd.


Share:

Wisata Alam Kabupaten Sleman


     Kabupaten Sleman merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Yogyakarta yang terletak di bagian utara dai Provinsi Yogyakarta. Sebagai bagian dari Provinsi Yogyakarta, Kabupaten Sleman juga memiliki banyak lokasi wisata alam. Banyak diantara wisata alam yang disajikan mampu menarik wisatawan bahkan hingga manca negara.

Berikut adalah daftar wisata alam yang ada di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta:
Share:

Wisata Alam Tebing Breksi, Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan

     Wisata alam Tebing Breksi merupakan salah satu wisata alam yang ada di Yogyakarta tepatnya di Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman. Wisata alam ini terbilang baru yang diresmikan pada bulan Mei 2015. Pada awalnya, wisata alam ini merupakan lokasi penambangan yang kemudian diresmikan menjadi kawasan lindung dan dimanfaatkan sebagai kawasan wisata.

     Lokasi Tebing Breksi berada di sebelah timur Kota Yogyakarta dan dapat di tempuh menggunakan kendaraan bermotor selama kurang lebih satu jam ke arah timur. Tebing breksi memiliki lahan parkir yang sangat luas dengan tarif sebagai berikut:
  • Motor Rp.2.000,-
  • Mobil Rp. 5.000,-
  • Minibus Rp. 15.000,-
  • Bus Rp. 25.000,-
     Wisata alam Tebing Breksi menyajikan pemandangan berupa tebing dengan tinggi berkisar 100 meter (Klik untuk Pembahasan Geologi) disertai ornamen-ornamen yang di pahat oleh pengelola wisata alam serta beberapa ornamen peninggalan penambangan berupa bekas tambang. Selain tebing yang dapat dilihat para wisatawan dari bawah juga terdapat beberapa spot foto yang sengaja dihias oleh pengelola wisata alam dengan daerah dataran rendah sebagai background foto.

     Dalam menunjang wisatawan menikmati kunjungannya, wisata alam Tebing Breksi menyajikan beberapa fasilitas sederhana diantaranya adalah tlatar pertunjukan, toilet serta tempat makan dibagian atas. Hanya dengan membayarkan tiket masuk Rp. 5.000,- (per orang) para wisatawan sudah dapat menikmati indahnya wisata alam Tebing Breksi.


Share:

Konsep Dasar Geomorfologi

     Dalam mempelajari geomorfologi diperlukan dasar pengetahuan yang baik dalam bidang klimatologi, geografi, geologi serta ilmu fisika dan kimia yang mana erat berkaitan dengan proses dan pembentukan muka bumi. Secara garis bersar, proses pembentukan muka bumi menganut azas berkelanjutan dalam bentuk daur gemorfik (geomorphic cycle), yang meliputi pembentukan daratan oleh gaya dari dalam bumi (endogen), proses penghancuran/pelapukan karena pengaruh luar atau gaya eksogen, proses pengendapan dari hasil penghancuran muka bumi (agradasi), dan kembali terangkat karena tenaga endogen, demikian seterusnya merupakan siklus geomorfologi yang ada dalam skala waktu lama.

     Dalam mempelajari geomorfologi terdapat cara dan metode pengamatan yang perlu diperhatikan. Pengamatan yang dilakukan tidak hanya pengamatan lapangan, karena hanya akan mendapatkan informasi yang relatif sedikit (hanya sebatas kemampuan memandang), sehingga tidak akan diperoleh gambaran secara luas terhadap bentuk lahan yang diamati. Untuk mengatasi hal tersebut dapat dilakukan beberapa hal, yaitu:
  • Pengamatan bentuk lahan dilakukan di tempat yang tinggi sehingga diperoleh pandangan yang lebih luas.
  • Pengamatan tidak langsung yang dilakukan dengan menggunakan analisis pengindraan jauh pada data citra foto maupun citra non foto. Cara ini dapat menjangkau pengamatan yang lebih luas.
Share:

Geomorfologi

     Geomorfologi merupakan salah satu cabang ilmu geologi. Geomorfologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari tiga suku kata, yaitu geos yang artinya bumi, morphos yang artinya bentuk dan logos yang artinya ilmu. Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk atau rona muka bumi. Worcester (1939) mengemukakan bahwa geomorfologi adalah diskripsi dan tafsiran dari bentuk rona bumi.

     Para ahli geomorfologi mempelajari bentukan-bentukan bentuklahan dan mencari tahu sejarah dari suatu bentukan hingga memperkirakan perkembangan yang akan terjadi. Hal tersebut dapat dicapai dengan melakukan pengamatan lapangan langsung serta permodelan baik secara fisik maupun numerik.

     Siklus geomorfo berawal dari adanya pengangkatan tektonik atau proses vulkanisme. Sedangkan denudasi terjadi melalui erosi dan mass wasting yang akan menyuplai sedimen menuju danau, pantai. Suplai sedimen yang akan terakumulasi terbawa oleh media melalui sungai atau glasial.

     Pada dasarnya, dalam ilmu geomorfologi terdapat empat aspek utama yang harus diperhatikan dalam melakukan analisis geomorfologi, diantaranya adalah

Share:

Kondisi Geologi Pantai Ngobaran, Kecamatan Saptosari, Kabupaten Gunung Kidul

     Pantai Ngobaran merupakan salah satu pantai yang berada di selatan Kabupaten Gunung Kidul yang tepatnya terdapat pada Kecamatan Saptosari. Pantai Ngobaran dapat dicapai dengan perjalanan selama 2 jam menggunakan kendaraan bermotor menuju selatan dari pusat Kota Yogyakarta.
Gambar 1. Peta Geologi Regional

     Pantai Ngobaran terletak pada daerah yang memiliki reief bergelombang miring dengan persen lereng 8-13 % dan beda tinggi 50-75 meter (Van Zuidam, 1983). Menurut Surono, dkk (1992) dalam Peta Geologi Regional Lembar Surakarta Giritontro, Pantai Ngobaran terletak pada Formasi Wonosari-Punung (Tmwl) yang terdiri dari batugamping, batugamping napal-tufan, batugamping konglomerat, batupasir dan batulanau yang memilki umur tersier.
     
     Berdasarkan pengamatan lapangan secara langsung di Pantai Ngobaran ditemukan batugamping terumbu yang memiliki warna segar coklat terang serta memiliki keseragaman masa yang menunjukkan bahwa batuan ini memiliki struktur massif. Kenampakan lain yang dapat dilihat selain warna dan struktur adalah teksturnya, yaitu ukuran butir, hubungan antar butir dan komposisi dari batuan.
Gambar 2. Kenampakan batuan secara dekat

    Batugamping terumbu di Pantai Ngobaran ini memiliki ukuran butir pasir halus hingga kerikil (0,125 - 4 mm) (Wentworth, 1922) dengan bentuk rounded hingga sub-rounded. Butiran pada batugamping terumbu ini saling berhubungan serta tersusun secara teratur  yang menandakan bahwa batuan ini memiliki kemas tertutup dan sortasi yang baik.
Gambar 3. Kenampakan batuan secara dekat yang telah mengalami pengikisan

     Batugamping terumbu di Pantai Ngobaran secara visual dapat dilihat terdapat cangkang dari fosil-fosil yang hidup dijaman batuan terbentuk. Batugamping ini juga memiliki sifat non visual yang dapat dilihat dengan menggunakan larutan uji seperti asam klorida (HCl) yang dapat menjelaskan bahwa batuan ini memiliki komposisi kalsium karbonat (CaCO3) yang ditandai dengan terjadinya reaksi antara batuan dan larutan asam klorida karena pada dasarnya batugamping akan bereaksi dengan larutan asam.
Gambar 4. Kenampakan batuan yang telah mengalami pengikisan

     Kenampakan secara luas akan memperlihatkan batuan saat ini. Batuan yang ada di Pantai Ngobaran ini telah mengalami pelapukan dan pengikisan dengan kenampakan yang terlihat saat ini berupa lubang-lubang pada batuan yang di sebabkan oleh air meteorik yang cenderung bersifat asam sehingga mampu bereaksi dengan batugamping dan melarutkannya.

     Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dilapangan, Pantai Ngobaran ini terbentuk pada daerah laut dangkal sehingga batuan yang terbentuk adalah batugamping terumbu dengan komposisi kalsiumkarbonat tinggi. Batuan ini mengalami pengangkatan sehingga terlihat saat ini yang kemudian terkikis oleh air hujan atau air meteorik.



Daftar Pustaka
Surono, Toha. B, dan Sudarno. I. 1992. Peta Geologi Regional Lembar Surakarta Giritontro. Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi.
Staff Asisten Geomorfologi dan Geologi Foto. 2015. Buku Panduan Praktikum Geomorfologi dan Geologi Foto. Semarang: Undip
Share:

Wisata Alam Pantai Ngobaran, Kecamatan Saptosari, Kabupaten Gunung Kidul

     Ngobaran merupakan salah satu pantai yang berada di sebelah selatan dari Kabupaten Gunung Kidul. Pantai Ngobaran bukanlah tujuan utama wisatawan karena lokasi pantai tersebut masih memiliki akses yang cukup sulit untuk dilalui dan juga letaknya yang jauh dari jalan utama. Jalan menuju pantai ngobaran sendiri bukanlah jalan yang cukup besar dan tidak dapat dilalui oleh bus.
Gambar 1. Kesampaian daerah Pantai Ngobaran

     Pantai Ngobaran berjarak 60 km dari pusat kota Yogyakarta. Pantai Ngobaran dapat ditempuh selama kurang lebih 2 jam perjalanan menggunakan kendaraan bermotor. Tidak banyak angkutan umum yang sampai ke Pantai Ngobaran, diperkirakan tarif yang wisatawan keluarkan cukup menguras kantong jika ditempuh menggunakan kendaraan umum karena jarak yang cukup jauh dengan jalur yang dilalui kendaraan umum masal seperti bus.


     Pantai Ngobaran merupakan salah satu pantai yang menggambarkan kerukunan beragama. Pantai Ngobaran memiliki tiga tempat peribadahan dalam satu lokasi baik agama Hindu, Budha, maupun Islam yang lokasinya berhadapan.

    Selain nuansa kerukunan beragama yang tidak kalah penting adalah Pantai Ngobaran ini menyajikan pemandangan yang luar biasa ditambah lagi dengan sifat alamiahnya yang jarang tersentuh oleh masyarakat luar. Keindahan alam tersebut dapat dinikmati dari atas tebing maupun turun ke pantai. Pada waktu-waktu tertentu akan memperlihatkan keindahan dasar pantai hingga wisatawan dapat melihat langsung ataupun ikut berpartisipasi dalam mencari sesuatu yang hidup di air seperti alga, rumput laut, bintang laut, lobster serta yang paling terkenal di pantai ini adalah landak laut yang juga di jual oleh beberapa nelayan dalam bentuk landak goreng dengan harga cukup murah dari Rp. 3.000,- hingga Rp. 10.000,- per porsinya.

     Pengelola pantai atau warga sekitar menyediakan beberapa fasilitas pendukung yang dapat menunjang wisatawan dalam menikmati kaindahan pantai diantaranya adalah
  • Tempat parkir yang cukup untuk menampung 20 kendaraan roda empat dan ratusan kendaraan roda dua
  • Kamar mandi yang dengan sengaja disediakan oleh warga setempat biasa digunakan wisatawan untuk membersihkan diri setelah puas bermain di pantai atau sampai mandi air laut.
  • Dan yang lebih asiknya sudah tersedia warung makan bahkan gazebo untuk wisatawan yang hanya ingin menikmati pemandangan pantai sambil berbincang-bincang dengan keluarga, teman, dll. Juga dapat digunakan sebagai tempat singgah baik sebelum atau sesudah menikmati pantai.
     Pantai Ngobaran merupakan pantai yang letaknya dikelilingi oleh bebatuan. Ingin tahu lebih lanjut mengenai bagaimana kondisi geologi di daerah wisata? Klik >>Di sini<<

Share:

Peta Administrasi Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal

     Kecamatan Patebon merupakan salah satu kecamatan yang terletak di bagian utara Kabupaten Kendal dan berbatasan langsung dengan Laut Jawa. Kecamatan Patebon secara geografis terletak pada Bujur Timur dan Lintang Selatan. Kecamatan Patebon secara administrasi berbatasan dengan Laut Jawa di bagian utara, Kecamatan Kendal di bagian timur, Kecamatan Pagendon di bagian selatan dan Kecamatan Cepiring di bagian timur.

Gambar 1. Peta Administrasi Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal

     Kecamatan Patebon terdiri dari 18 desa/kelurahan. Berikut adalah daftar desa dan kelurahan yang ada di Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal:

  1. Bangunrejo
  2. Bangunsari
  3. Bulugede
  4. Donosari
  5. Jambearum
  6. Kartika Jaya
  7. Kebonharjo
  8. Kumpulrejo
  9. Lanji
  10. Magersari
  11. Margosari
  12. Pidodo Kulon
  13. Pidodo Wetan
  14. Purwokerto
  15. Purwosari
  16. Sukolilan
  17. Tambakrejo
  18. Wonosari
Share:

Kondisi Geologi Wisata Alam Kalibiru, Kabupaten Kulon Progo

     Kalibiru merupakan salah satu wisata alam yang ada di Kabupaten Kulon Progo yang terletak di bagian barat Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kalibiru dapat dicapai dengan waktu tempuh satu jam menggunakan kendaraan bermotor dari pusat kota Yogyakarta menuju arah barat.
Gambar 1.Peta Geologi Regional Wisata Alam Kalibiru

     Menurut Wartono Raharjo, dkk (1995) dalam Peta Geologi Regional Lembar Yogyakarta wisata alam Kalibiru terletak pada Formasi Kebobutak (Tmok) yang terdiri dari breksi andesit, tuf, tuf lapili, aglomerat dan sisipan lava andesit.
Gambar 2. Kenampakan morfologi sekitar wisata alam Kalibiru

     Berdasarkan pengamatan lapangan wisata alam Klibiru terletak pada daerah dengan morfologi berbukit bergelombang (Van Zuidam, 1985) dengan kemiringan lereng 30 hingga 45. Wisata alam Kalibiru memiliki dua satuan litologi berupa aglomerat dan tuf.
Gambar 3. STA 1 aglomerat andesitik

     Aglomerat pada daerah Kalibiru memiliki fragmen berupa andesitik yang cenderung membundar dan matriks berupa pasir tufan. Fragmen andesit memiliki warna abu-abu gelap dengan komposisi 30% terhadap keseluruhan tubuh batuan. Mineral pada fragmen andesit tidak dapat dilihat dengan kemampuan mata yang menunjukkan batuan ini memiliki tekstur yang afanitik. Matriks berupa batupasir tufan memiliki ukuran butir pasir sangat halus hingga pasir halus (0.625 mm - 0.25 mm) memiliki warna coklat-abu.
Gambar 4. STA 2 batupasir tufan

     Tuf pada daerah Kalibiru memiliki warna coklat kehitaman dengan ukuran butir pasir sedang hingga kasar (0.25 mm - 1 cm). Tuf pada daerah ini juga memiliki sortasi yang sangat baik dengan kemas tertutup. Tuf pada daerah ini tidak memiliki sifat karbonatan yang menunjukkan terbentuk di daerah darat tanpa ada pengaruh air laut.
Share:

Wisata Alam Kalibiru, Kabupaten Kulon Progo

     Wisata Alam Kalibiru merupakan salah satu wisata alam yang ada di Kabupaten Kulon Progo tepatnya di Desa Kalibiru, Kecamatan Kokap. Lokasi Kalibiru dapat ditempuh selama kurang lebih 1 jam menggunakan kendaraan bermotor. Lokasi Kalibiru ini memiliki ketinggian 450 mdpl sehingga untuk mencapai ke lokasi dipastikan menggunakan kendaraan yang siap dengan tanjakan cukup curam.

     Wisata Alam Kalibiru menyajikan keindahan alam perbukitan, yaitu perbukitan menoreh yang hijau terutama di musim penghujan serta waduk sermo yang berlokasi dibawah Kalibiru tersebut. Selain pemandangan bukit dan waduk, pada kondisi cerah juga terlihat samudra hindia di bagian selatan Kalibiru. (Kondisi Geologi Kalibiru)


   Fasilitas penunjang juga disediakan oleh pengembang untuk meningkatkan kenyamanan pengunjung diantaranya ada pendopo, tempat makan, kamar mandi dan tempat parkir motor dan mobil. Untuk menikmati keindahan dan fasilitas tersebut dengan tiket masuk yang hanya Rp. 10.000,-.

    Fasilitas tambahan juga disediakan di Kalibiru ini yang dapat menunjang wisatawan dalam menikmati keindahan alam terutama pada saat pengambilan gambar/foto. Spot foto dapat dinikmati oleh semua golongan dengan membayar sesuai dengan spot yang disediakan diantaranya adalah
  • Spot High Robe dengan harga Rp. 35.000,-
  • Spot Panggung dengan harga Rp. 15.000,-
  • Spot Foto 1 dengan harga Rp. 15.000,-
  • Spot Foto Bundar/Tampir dengan harga Rp. 15.000,-
  • Spot Foto 2 dengan harga Rp. 10.000,-
  • Spot Foto 3 dengan harga Rp. 10.000,-
Tarif tersebut merupakan tarif pada tahun 2018 yang di bebankan pada setiap orang yang akan menikmati fasilitas yang tersedia.

Berikut adalah gambaran singkat lokasi wisata alam kalibiru






Share:

Peta Administrasi Kecamatan Pegandon, Kabupaten Kendal

     Kecamatan Pegandon merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Kendal. Kecamatan Pegandon berada di tengah Kabupaten Kendal yang memiliki batas geografis dari 110 7' 56" hingga 110 11' 27" Bujur Timur dan 6 57' 11.5" hingga 7 2' 53" Lintang Selatan. Kecamatan Pegandon berbatasan langsung dengan Kecamatan Ngampel di bagian timur, Kecamatan Singorojo di bagian selatan, Kecamatan Gemuh di bagian barat dan Kecamatan Patebon di bagian utara.

Gambar 1. Peta Administrasi Kecamatan Pegandon, Kabupaten Batang

     Kecamatan Pegandon, Kabupaten Kendal terdiri dari 12 desa atau kelurahan. Berikut adalah daftar desa/kelurahan Kecamatan Pegandon:
  • Desa Dawungsari
  • Desa Gubugsari
  • Desa Karangmulyo
  • Desa Margomulyo
  • Desa Pegandon
  • Desa Pekuncen
  • Desa Penanggulan
  • Desa Pesawahan
  • Desa Pucungrejo
  • Desa Puguh
  • Desa Togorejo
  • Desa Wonosari
Share:

Klasifikasi Pantai Secara Klimato-Genetik

     Klasifikasi ini dikemukakan oleh Davies (1980) yang mengklasifikasikan pantai berdasarkan klimatogenetik. Klasifikasi ini didasarkan pada hubungan antara energi gelombang dengan morfologi pantai, serta memperhatikan signifikansi penginggalan sejarah dan aspek-aspek geologis dalam evolusi pantai. Berdasarkan klimato-genetiknya, Davies membagi menjadi tiga macam, yaitu

  • Pantai Lintang Rendah

Pantai ini dicirikan dengan energi gelombang yang rendah dan lingkungan angin pasat. Sedimen pantai banyak, sehingga banyak pantai berbatu di daerah tropis. ada beberapa pantai yang terjadi dari karang dan ganggang.
  • Pantai Lintang Tengah

Pantai ini terletak dilingkungan gelombang berenergi tinggi, karena aktifitas gelombang yang tinggi menyebabkan terdapat tebing-tebing pinggir pantai dan bentuk-bentuk yang berasosiasi dapat berkembang dengan baik. 
  • Pantai Lintang Tinggi
Pantai ini dicirikan dengan dengan gelombang berenergi rendah. Kebanyakan merupakan sisa-sisa pembentukan. Gisik terbentuk dengan dominasi kerikil dan kerakal.
Share:

Klasifikasi Pantai Secara Tenaga Geomorfik

     Klasifikasi ini dicetuskan oleh Shepard (1963) yang mengelompokkan pantai menjadi pantai primer (muda) dan pantai sekunder (dewasa). Perbedaan dari kedua kelompok tersebut terdapat pada energi yang memepengaruhinya. Pantai primer didominasi oleh pengaruh darat sedangkan pantai sekunder didominasi oleh pengaruh laut.


     Pantai Primer dapat terbentuk oleh energi-energi yang berasal dari darat yang dapat berupa pantai erosi dari daratan, pantai yang dibentuk oleh pengendapan asal darat, pantai yang terbentuk akibat adanya proses vulkanisme dan pantai yang terbentuk akibat adanya pengaruh-pengaruh diatropisme dan tektonik.

     Pantai Sekunder dapat terbentuk oleh energi-energi yang berasal dari laut yang dapat berupa erosi oleh laut, pantai yang terbentuk karena pengendapan laut.
Share:

Kondisi Geologi Wisata Alam Ujung Negoro, Kabupaten Batang

    Pantai Ujung Negoro merupakan pantai yang berada di ujung timur Kecamatan Kandeman, Kaupaten Batang. Pantai Ujung Negoro dapat dicapai dengan perjalanan 20 menit dari pusat Kabupaten Batang menggunakan kendaraan bermotor melewati Jl. Pantura kearah Semarang dan belok kiri di Kecamatan Kandeman hingga tiba di Ujung Negoro.

     Menurut W.H Condon dkk (1996) dalam Peta Geologi Regional Lembar Semarang-Magelang, menyatakan bahwa daerah Ujungnegoro ini terletak pada Formasi Damar yang terdiri dari batulempung tufaan, breksi vulkanik, batupasir, tuff dan konglomerat.

Gambar 1. Peta Geologi Regional Ujungnegoro

     Dari pengamatan lapangan pada lokasi wisata Ujungnegoro ini berada pada daerah dengan morfologi curam (Van Zuidam, 1983), hal tersebut ditunjukan dengan adanya bukit breksi di sekitar pantai dimana di bagian atasnya terdapat makam Syeh Maulana Maghribi. Pada daerah ini terdapat litologi berupa breksi vulkanik dengan matriks didominasi oleh andesit serta batupasir yang telah mengeras di bagian bawah dan berkontak dengan airlaut langsung.

Gambar 2. Contoh litologi breksi vulkanik

Gambar 3. Contoh litologi batupasir
Share:

Klasifikasi Pantai Secara Genetik dan Deskriptif

     Klasifikasi ini disusun oleh Valentine (1952). Valentine (1952) mengemukakan bahwa kestabilan muka laut dipengaruhi oleh fluktuasi iklim dan ketidakstabilan diastropik selama masa Kuarter. Valentine menggabungkan pengaruh muka laut dan dinamika pantai dalam pemikirannya untuk pantai secara genetik dan sebagainya secara deskriptif (Sharma, 1986).


Share:

Kondisi Geologi Lokawisata, Baturaden

     Wisata alam Lokawisata terletak di lereng bagian selatan Gunung Slamet menjadikannya daerah dengan suhu yang relatif dingin. Lokawisata dapat ditempuh dengan perjalanan selama 15 menit dari Kecamatan Purwokerto, Kabupaten Banyumas menggunakan kendaraan bermotor.

Gamar 2. Peta Geologi Regional Lokawisata (M. Djuri dkk, 1996)

     Menurut M Djuri, dkk (1996), menyatakan bahwa lokasi wisata alam Lokawisata terletak diantara dua formasi, yaitu (dari tua ke muda) Formasi Gunungapi Tak terurai (Qvs) dan Formasi Lava Gunung Slamet. Formasi Gunungapi Tak terurai (Qvs) memiliki anggota breksi gunungapi, lava dan tuff dengan sebaran yang membentuk perbukitan. Formasi Lava Gunung Slamet (Qvs) memiliki anggota lava andesit, berongga terutama di bagian lereng timur.

     Berdasarkan pengamatan lapangan, Lokawisata ini terletak pada daerah yang memiliki elevasi tinggi dan memiliki morfologi perbukitan miring. Pada daerah ini terdapat lava dengan warna abu-abu gelap dan akan berubah warna ketika terkena air menjadi hitam legam terutama pada daerah sekitar air terjun. Lava ini memiliki rekahan-rekahan dengan bentuk seperti kolom atau sering disebut kekar kolom. Selain lava, juga ditemukan tuff di sekitar air terjun yang terlihat di tebing-tebing jalan yang setepak yang disediakan untuk menjangkau komplek wisata lainnya.





  • Djuri. M, Samodra. H, Amin. T. C, dan Gafoer. S. 1996. Peta Geologi Regional Lembar Purwokerto dan Tegal, Jawa. Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi.


Share:

Clinic Bimbel

Popular Posts

Blog Archive

Followers