• Jasa Pengukuran Geolistrik

    Kami menyediakan jasa pengukuran Geolistrik untuk berbagai macam bidang oleh tenaga ahli handal yang telah berpengalaman.

  • Jasa Pemboran / Pengeboran

    Kami menyediakan jasa pemboran untuk berbagai macam keperluan baik untuk pemboran sumur dalam maupun geoteknik.

  • Jasa Pembuatan Peta

    Kami menyediakan jasa pembuatan berbagai macam peta seluruh Indonesia. Hasil dapat berupa raster maupun vector sesuai dengan pesanan.

  • Jasa Pemetaan Geologi

    Kami menyediakan jasa untuk melalkukan pemetaan geologi, baik untuk keperluan tambang, geoteknik maupun keperluan penelitian.

Peta Administrasi Kabupaten Kendal

Kabupaten Kendal merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten Kendal terletak di bagian utara Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten Kendal berbatasan langsung dengan Laut Jawa di bagian utara, Kota Semarang di bagian timur, Kabupaten Batang di bagian barat dan Kabupaten Temanggung dibagian Selatan.



Kabupaten Kendal terdiri dari 20 kecamatan diantaranya:
·                Kecamatan Boja
·                Kecamatan Brangsong
·                Kecamatan Cepiring
·                Kecamatan Gemuh
·                Kecamatan Kaliwungu
·                Kecamatan Kaliwungu Selatan
·                Kecamatan Kangkung
·                Kecamatan Kendal
·                Kecamatan Limbangan
·                Kecamatan Ngampel
·                Kecamatan Pageruyung
·                Kecamatan Patean
·                Kecamatan Patebon
·                Kecamatan Pegandon
·                Kemacatan Plantungan
·                Kecamatan Rawasari
·                Kecamatan Ringinarum
·                Kecamatan Singorojo
·                Kecamatan Sukorejo
·                Kecamatan Weleri

>>> For more Click Here!!!

Share:

Perhitungan Debit Menggunakan Chipolleti

Alat Ukur Debit Chipolleti adalah suatu alat ukur debit berdasarkan peluapan sempurna dengan ambang tipis. Alat ukur debit ini digunakan untuk mengukur debit saluran yang tidak begitu besar, dan biasa dipakai pada saluran terti-air (saluran yang langsung ke sawah).Alat ini sesuai dipakai di pegunungan dimana tanah mempunyai kemiringan yang cukup besar (Yuwono, 1988).
Alat ukur cipoletti juga merupakan penyempurnaan alat ukur ambang tajam yang dikontraksi sepenuhnya. Alat ukur cipoletti mempunyai potongan pengontrol trapesium, mercunya horizontal dan sisi-sisinya miring kesamping. Prinsip kerja bangunan ukur Cipoletti di saluran terbuka adalah menciptakan aliran kritis. Pada aliran kritis, energi spesifik pada nilai minimum sehingga ada hubungan tunggal antara head dengan debit. Dengan kata lain Q hanya merupakan fungsi H saja.

Rumus umum yang menghubungkan ketinggian muka air ( h ) dan debit (Q) untuk alat ukur ambang Chipolleti adalah sebagai berikut :

Keterangan rumus:
Q         = debit air (m3/det)
Cd        = koefisien drag
b          = lebar ambang (m)
h          = tinggi muka air (m)
g          = gravitasi  (9,8 m/s2)
Aliran  air  permukaan bebas  terjadi kontraksi  aliran di muka  ambang tajam   sehingga  Cd = 0,63  maka persamaan alat ukur Cipoletti  menjadi:


Dalam pembuatannya ada beberapa hal yang harus diperhatikan diantaranya:
1.    Alat yang Diperlukan
a.    Sekat Trapesoidal dimana sisi-sisi dalam sekat itu meruncing, dibuat dari pelat logam, (baja, alumunium dan lain-lain dari kayu lapis. Sekat ini tetap dipasang pada lokasi pengukuran atau hanya sementara waktu.
b.    Penggaris, tongkat ukur atau pita ukur.

2.    Cara Pengukuran
a.    Tempatkan sekat pada aliran (sungai kecil, pelimpahan mata air, dinding pelimpah dan sebagainya) yang akan diukur, pada posisi yang baik sehingga sekat betul-betul mendatar atau “h” pada kedua sisinya adalah sama;
b.    Ukur “h” dengan penggaris, tongkat uku atau pita ukur.
c.    Perhitungan Debit
Debit dihitung dengan persamaan
Q  = 1,86 b.h3/2

3.    Keadaan untuk pengukuran
a.    Aliran di hulu dan di hilir sekitar harus tenang

b.    Aliran hanya melalui sekat, tidak ada kebocoran pada bagian atas atau samping sekat. Air harus mengalir bebas dari sekat, tidak menempel pada sekat.

Contoh pembuatan alat cipoletti:

Share:

Jenis-jenis Akuifer

Aquifer berasal dari bahasa latin yaitu aqui yang berarti air dan ferre yang berarti membawa, jadi aquifer adalah pembawa air (Todd, 1955). Menurut Herlambang, (1996) akuifer merupakan lapisan tanah yang mengandung air yang bergerak melalui rongga antar butiran tanah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa akuifer merupakan lapisan tanah yang mengandung air dan dapat membawa atau mengalirkan air. Hal ini disebabkan karena lapisan tersebut permeable atau dapat mengalirkan air melalu rongga antar butirnya atau sifat batuan yang lain seperti batuan dengan banyak rekahan.



Menurut Kusman dan Ridder (1970), berdasarkan sifat kedap air suatu batuan yang melingkupi akuifer terdapat beberapa jenis akuifer, diantaranya:
·                Akuifer tertekan (confined aquifer) merupakan lapisan akuifer yang berada diantara lapisan impermeable.
·                Akuifer setengah tertekan (semi confined aquifer) merupakan lapisan akuifer yang berada diantara lapisan yang masih dapat mengalirkan air dalam jumlah yang sangat sedikit.
·                Akuifer setengah bebas (semi unconfined aquifer) merupakan lapisan akuifer yang berada di atas lapisan impermeable tetapi dibawah material berbutir halus yang masih dapat terjadi pergerakan aliran air.
·                Akuifer bebas (unconfined aquifer) merupakan akuifer yang memiliki permeabilitas yang tinggi, sehingga tekanan udara di permukaan air sama dengan tekanan udara di atmosfer.


Share:

Perhitungan Volume

Pemodelan geologi adalah bagian awal dari suatu proses   pembuatan   perencanaan   tambang.   Pemodelan geologi mempunyai peranan yang sangat penting dalam memberikan   gambaran  hasil  interpretasi  model penampang  endapan  batubara.  Banyak  perusahaan tambang  umumnya  menggunakan  log  bor.  Berdasarkan data log bor dapat diketahui kondisi bawah permukaan dan juga untuk memperoleh berbagai data lain seperti kedalaman dan ketebalan lapisan bahan galian.
Penentuan batas penambangan bertujuan untuk mengetahui batas-batas penambangan pada suatu cebakan bahan galian (yakni jumlah cadangan dan kadarnya), yang akan memaksimalkan nilai bersih total dari cebakan tersebut.
Metode penampang (cross section) masih sering dilakukan pada tahap-tahap paling awal dari perhitungan. Hasil perhitungan secara manual ini dapat dipakai sebagai alat pembanding untuk mengecek hasil perhitungan yang lebih canggih menggunakan komputer.
Gambar 1. Gambaran perhitungan cadangan metode cross section


Keuntungan metode cross section dapat menggambarkan keadaan geologi endapan mineral, prosedurnya cepat, dan sederhana, tetapi menuntut analisa bentuk dan ukuran penampang guna menentukan rumus yang tepat. Metode ini merupakan pilihan yang tepat untuk endapan mineral ysng seragam, sering pula pada endapan yang berbentuk perlapisan atau endapan placer.
Share:

Konsep Penyusun Batubara

Konsep bahwa batubara berasal dari sisa tumbuhan diperkuat dengan ditemukannya cetakan tumbuhan didalam lapisan batubara. Dalam penyusunannya batubara diperkaya dengan berbagai macam polimer organik yang berasal dari antara lain karbohidrat, lignit, dll. Namun komposisi dari polimer-polimer ini bervariasi tergantung pada spesies dari tumbuhan penyusunnya.

Komponen batubara secara garis besar dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu  moisture/air, mineral matter, dan organik. Berikut ini adalah ilustrasi jika batubara dimisalkan sebagai sebuah batang atau tabung silinder, maka bagian-bagian komponen batubara adalah sebagai berikut:

Share:

Proses Pembentukan Batubara

Dalam proses pembentukan batubara, terdapat dua proses utama yang berperan, yaitu proses penggambutan (peatification) dan proses pembatubaraan (coalification).

1.             Penggambutan (peatification)
Gambut adalah sedimen organic yang dapat terbakar, berasal dari tumpukan hancuran atau bagian dari tumbuhan yang terhumifikasi dan dalam kondisi tertutup udara (dibawah air), tidak padat, memiliki kandungan air lebih dari 75% berat, dan kompisisi karbon lebih dari 60% dalam kondisi kering ( wolf, 1984 dalam Anggayana, 2002).
Proses penggambutan ini merupakan tahap paling awal dari proses pembentukan batubara, yang meliputi proses mikrobil dan perubahan kimia (biokimia). Factor yang sangat penting dalam proses ini adalah keberadaan air dan mikroorganisme (bakteri).Tumbuhan tersusun dari berbagai unsur, yaitu C, H, O dan N. setelah tumbuhan mati maka terjadi proses degradasi biokimia, kemudiaan tumbuhan akan mengalami pembusukan, bakteri akan menguraikan unsur-unsur tersebut, memotong ikatan kimia sehingga menjadi humus. Dalam keadaan melimpahnya oksigen dan jumlah bakteri yang banyak, terjadi proses biokimia dan semua unsur tumbuhan akan terubah  yang berakibat lepasnya H, O, N dalam bentuk cairan (H2O) dan NH3, sebagian unsur C dalam bentuk gas CO2, CO dan metana (CH4). Namun jik tumbuhan tertutup air (terendam) dengan cepat maka akan terhindar dari proses pembusukan, perubahan unsur pada tumbuhan tidak sempurna seluruhnya, sisa tumbuhan akan bertumpuk dan bereaksi menghasilkan gambut (peat).
2.             Pembatubaraan (coalification)
Pada tahap selanjutnya, proses enggambutan akan diikuti oleh proses pembatubaraan. Meliputi proses geologi dan perubahan kimia (geochemical coalification), pada tahap ini bakteri tidak ikut berperan lagi .Dalam proses peatification yang mencakup proses mikrobiologi dan perubahan kimia (biochemical coalification)  yang terjadi pada sisa-sisa tanaman yang kemudian membentuk gambut (peat). Gambut merupakan tahap paling awal dari proses pembentukan batubara. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam pembentukan gambut antara lain:
a.              Evolusi tumbuhan, hara merupakan unsur utama pembentukan batubara dan sebagai penentu terbentuknya berbagai tipe batubara. Metode yang digunakan untuk mengenal jenis tumbuhan pembentuk batubara yaitu paleobotani atau maceral
b.             Iklim kelembaban memegang peranan penting dalam pembentukan gambut. Iklim tropis dapat membentuk gambut lebih cepat karena kecepatan tumbuh dari tumbuhan lebih besar, lebih banyak ragam tumbuhan dalam waktu 7-9 tahun dapat mencapai ketinggian 30 meter. Sedangkan pada iklim sedang dapat mencapai ketinggian 5-6 meter dalam jangka waktu yang sama.
c.              Paleografi dan tektonik syarat terbentuknya formasi batubara adalah kenaikan muka air tanah yang lambat, adanya perlindungan rawa terhadap pantai atau sungai dan terdapat energy yang relatif rendah.
Proses coalification adalah proses perkembangan dari gambut kemudian lignit, sub-bituminus, bituminous menjadi antrasit dan meta antrasit akibat adanya tekanan (pressure), pembebanan (burial) dan temperatur. Derajat transformasi atau coalification  sering disebut dengan peringkat (rank) batubara.
Coalification diawali dengan tahap awal biokimia dan diikuti oleh tahap geokimia. Pada tahap biokimia terjadi proses pengendapan dan pembebanan (selama diagenesis) dalam rawa, pada tahap ini peringkat brown coal dapat dicapai. Dengan bertambahnya pembebanan, aktivitas bakteri akan cenderung berhenti dan diikuti oleh proses kompaksi yang ditandai dengan berkurangnnya kandungan moisture dan bertambahnya nilai panas batubara.
Genesa batubara berdasarkan tempat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a.              Teori Insitu
Bahan-bahan pembentuk lapisan batubara terbentuk ditempat dimana tumbuh-tumbuhan asal itu berada. Dengan demikian setelah tumbuhan itu mati,sebelum terjadi proses transportasi segera tertutup oleh lapisan sedimen dan mengalami proses cialification.  Batubara dengan proses ini penyebarannya luas dan merata dan kualitasnya baik.
b.             Teori Drift

Bahan-bahan pembentuk lapisan batubara terjadi di tempat yang berbeda dengan tempat tumbuhan semula hidup dan berkembang. Dengan demikian tumbuhan yang telah mati mengalami transportasi oelh media air dan terakumulasi di suatu tempat, tertutup oleh batuan sedimen dan terjadi proses coalification. Batubara dengan proses drift penyebarannya tidak luas tapi banyak dan kualitasnnya kurang baik.
Share:

Batubara

         Batubara adalah batuan sedimen (padatan) yang dapat terbakar, terbentuk dari sisa tumbuhan purba, berwarna coklat sampai hitam, yang sejak pengendapannya mengalami proses fisika dan kimia sehingga mengkibatkan pengayaan pada unsur karbon. Komposisi kimia batubara hampir sama dengan komposisi kimia jaringan tumbuhan, keduanya memiliki unsur utama yang terdiri dari C (carbon), H (hydrogen), O (oxygen), N (nitrogen), S (sulphur), dan P (phospor). Pembentukan batubara diawali dengan proses peatification (penggambutan) dari sisa-sisa tumbuhan yang dapat berupa pepohonan ganggang, lumut, bunga, serta sisa tumbuhan lainnya dan terakumulasi pada lingkungan reduksi, yang berlanjut pada proses coalification (pembatubaraan) secara biologi, fisika maupun kimia yang terjadi karena pengaruh beban sedimen yang menutupnya (overburden), temperature, tekanan dan waktu.


Gambar 1 Proses terbentuknya batubara, dari pengendapan sisa tumbuhan, penggambutan (peatification) dan pembatubaraan (coalification) (anggayana, 2002)

     Skema pembentukan batubara diperlihatkan pada Gambar 3.3 menunjukkan pembentukan batubara ini sangat menentukan kualitas batubara dikarenakan proses yang berlangsung selain melibatkan metamorphosis dari sisa tumbuhan, juga tergantung pada keadaan waktu geologi dan kondisi lokal seperti iklim dan tekanan. Dalam suatu cebakan yang sama sifat- sifat analitik yang ditemukan dapat berbeda - beda karena tumbuhan asalnya yang mungkin berbeda dan juga karena banyaknya reaksi kimia yang mempengaruhi kualits suatu batubara

Gambar 2 Skema Pembentukan Batubara (Anggayana, 2002)

      Kondisi lingkungan pengendapan dan proses geologi yang berlangsung juga mempengaruhi proses pembentukan batubara. Oleh karena itu, karakteristik batubara berbeda-beda sesuai dengan lapangan batubara (coal field) dan lapisan batubara (coal seam).
Share:

Topografi Pada Res2dinv

    Topografi merupakan komponen penting dalam pengukuran geolistrik terutama dalam konfigurasi wenner dan dipole-dipole. Hal tersebut dikarenakan dalam analisis harus menggunakan topografi tempat agar jarak yang ditempuhnya sesuai dengan kenyataan dan hasilnya lebih mendekat ke kebenaran lapangan.

    Pada res2dinv ini, nilai hasil pengukuran topografi diletakkan tepat setelah meletakkan apparent resistivity dan sebelum meletakkan angka 0 empat kali. Pada software res2dinv terdapat tiga jenis input data topografi yang terdiri dari:
- angka 0 menunjukkan pengukuran tanpa ada nilai topografi
- angka 1 menunjukkan pengukuran telah memiliki data topografi didapatkan dari hasil pengukuran lapangan menggunakan koordinat secara horizontal dan vertical.
- angka 2 menunjukkan pengukuran topografi dilakukan dengan melihat bentangan dari   kabel yang diulurkan. Pengukuran ini paling sering dilakukan karena lebih mudah   daripada harus menentukkan koordinat setiap titik tembak.

    Angka 1 dan 2 tersebut diletakkan setelah nilai resistivitas dan di bagian paling bawah dari data topografi untuk menutup barisan data topografi.

    Pada res2dinv ini, memiliki batasan maksimal data topografi sebanyak 4000 point dalam sekali pengukuran atau analisis. Berikut adalah contoh dari input data geolistrik wenner denngan data topografi:
Keterangan:
- kotak merah merupakan data resistivity terakhir.
- garis panah merah merupakan pembuka dan penutup data topografi.
- kotak ungu merupakan data topografi dengan menghitung panjang kabel
- kotak hijau merupakan penutup semua data.
Share:

Clinic Bimbel

Popular Posts

Blog Archive

Followers