• Jasa Pengukuran Geolistrik

    Kami menyediakan jasa pengukuran Geolistrik untuk berbagai macam bidang oleh tenaga ahli handal yang telah berpengalaman.

  • Jasa Pemboran / Pengeboran

    Kami menyediakan jasa pemboran untuk berbagai macam keperluan baik untuk pemboran sumur dalam maupun geoteknik.

  • Jasa Pembuatan Peta

    Kami menyediakan jasa pembuatan berbagai macam peta seluruh Indonesia. Hasil dapat berupa raster maupun vector sesuai dengan pesanan.

  • Jasa Pemetaan Geologi

    Kami menyediakan jasa untuk melalkukan pemetaan geologi, baik untuk keperluan tambang, geoteknik maupun keperluan penelitian.

Tipe-tipe Dune (Emmon's, 1960)

      Emmon's (1960) membagi dune menjadi beberapa macam tergantung pada banyaknya pertambahan pasir, pengendapan di tanah, tumbuh-tumbuhan yang menghalangi dan juga arah angin tetap. Berikut adalah klasifikasi dunes menurut Emmon's (1960)
  • Lee dunes (sand drift) adalah dune yang berkembang memanjang, merupakan punggungan pasir yang sempit, berada di belakang batuan atau tumbuh-tumbuhan, Dune ini mempunyai kedudukan tetap, tetapi dengan adanya penambahan jumlah pasir yang banyak maka menjadi jenis dune yang bergerak dari ujung sand drift.
Gambar 1. lee dunes

  • Longitudinal dune mempunyai arah memanjang searah dengan arah angin yang efektif dominan. Terbentuk karena angin tertahan oleh rumput atau pohon-pohon kecil. Terkadang berbentuk seperti lereng dari sebuah lembah.
Gambar 2. longitudinal dunes

  • Barchan terbentuk pada daerah yang terbuka, tidak dibatasi oleh topografi atau tumbuh-tumbuhan dimana arah angin selalu tetap dan penambahan pasir terbatas dan berada di atas batuan dasar yang padat. Barchan ini berbentuk koma dengan lereng yang landai pada bagian luar, serta mempunyai puncak dan sayap. 
Gambar 3. barchan

  • Seif adalah longitudinal dune yang berbentuk barchan dengan salah satu lengannya lebih panjang akibat kecepatan angin yang lebih kuat pada lengan yang panjang.
Gambar 4.  seif

  • Transversal dune terbentuk pada daerah dengan penambahan pasir yang banyak dan kering, angin bertiup secara tetap. Pasir yang banyak akan menjadi satu timbunan pasir yang berupa punggungan atau deretan punggungan yang melintang terhadap arah angin.
Gambar 5. transversal dune

  • Complex dune terbentuk pada daerah dengan angin berubah-ubah, pasir dan vegetasi agak banyak. Hal tersebut akan menyebabkan terjadi barchan, seif  dan tranversal dune di daerah yang berdekatan sehingga akan terjadi overlapping dan akan kehilangan bentuk-bentuk aslinya.
Gambar 6. complex dune

Share:

Tipe-tipe Dune (Hace, 1941)

      Menurut Hace, 1941 dalam Thombury, 1964 menggolongkan tipe-tipe dune menjadi tiga, yaitu tranversal dune, parabolic dune dan longitudinal dune.
  • Transversal dune merupakan punggungan-punggungan pasir yang berbentuk memanjang tegak lurus dengan arah angin. Bentuk ini tidak dipengaruhi oleh tumbuh-tumbuhan.
Gambar 1. tranversal dune

  • Parabolic dune merupakan dune yang berbentuk sekop/sendok atau berbentuk parabole. Bentuk ini dipengaruhi oleh adanya tumbuh-tumbuhan yang menghentikan material dan memecah aliran angin melalui kanan dan kiri sehingga dune menjadi terpusat pada saru titik dengan sayap melengkung mengikuti arah angin.
Gambar 2. parabolic dune

  • Longitudinal dune merupakan punggungan-punggungan pasir yang terbentuk memanjang sejajar dengan arah angin yang dominan. Material pasir diangkut secara cepat oleh angin yang relatif tetap.
Gambar 3. longitudinal dune

Share:

Hasil Bentuk Lahan Eolian (Dune)

     Dune adalah suatu timbunan pasir yang dapat bergerak atau berpindah, bentuknya tidak dipengaruhi oleh permukaan ataupun rintangan. Berdasarkan ukurannya, hasil pengendapan material pasir dibedakan menjadi tiga, yaitu ripples, dunes dan megadunes.

Gambar 1. Ripples

  • Ripples memiliki ukuran lebar 5 cm hingga 2 m dan tinggi 0,1 hingga 5cm
Gambar 2. Dunes
  • Dunes memiliki ukuran lebar 3 hingga 600 m dan tinggi 0,1 hingga 15 m
Gambar 3. Megadunes
  • Megadunes memiliki ukuran lebar 300 m hingga 3 km dan tinggi 20 hingga 400 m
Terdapat beberapa ahli yang membagi dunes, diantaranya adalah

Share:

Bentuklahan Eolian Hasil Proses Abrasi

     Abrasi merupakan proses penggerusan batuan dan permukaan lain oleh partikel-partikel yang terbawa oleh aliran angin.Berikut adalah bentuklahan hasil proses abrasi:

  • Ventifact
    Ventifact merupakan beberapa sisa batuan berukuran bongkah hingga brangkal yang dihasilkan oleh abrasi angin yang mengandung pasir akan membentuk einkanter (single edge) atau dreikanter (three edge). Einkanter terbentuk dari perpotongan antara pebble yang mempunyai kedudukan tetap dengan arah angin yang tetap/konstan. Dreikanter terbentuk dari perpotongan antara pebble yang posisinya overturned akibat perusakan pada bagian bawah dengan arah angin tetap maupun berganti-ganti terhadap pebble yang mempunyai kedudukan tetap, sehingga membentuk bidang permukaan yang banyak.

  • Polish
    Polish
    ini terbentuk pada batuan yang mempunyai ukuran butir halus, digosok oleh angin yang mengandung pasir (sand blast) atau mengandung silt (silt blast) yang mempunyai kekuatan lemah, sehingga hasilnya akan mengkilat.

  • Grooves
    Grooves adalah alur pada batuan yang disebabkan oleh aliran angin yang menggosok batuan tersebut. Alur-alur yang diciptakan memiliki kenampakan yang sejajar dan sangat jelas.

  • Scullpturing (Penghiasan)
    Sculpturing adalah batuan yang terkikis oleh angin dan membentuk bentuk tertentu seperti batu jamur yang bentuknya menyerupai jamur.

  • Yardang
    Yardang adalah bentuk sisa batuan yang memanjang dan berdiri yang disebabkan oleh erosi angin pada batuan halus melalui rekahannya.

Share:

Bentuklahan Eolian Hasil Proses Deflasi

     Deflasi merupakan proses lepasnya tanah dan partikel-partikel kecil dari batuan yang diangkut dan dibawa oleh angin. Terdapat tiga macam hasil proses erosi deflasi, yaitu:
  • Cekungan Deflasi (Deflation Basin)
         Cekungan deflasi merupakan cekungan yang pembentukannya disebabkan oleh angin pada daerah lunak dan tidak terkonsolidasi dengan baik atau sementasi yang buruk. Cekungan tersebut terbentuk karena proses dipindahkannya tanah atau partikel-partikel kecil ke tempat lain hingga membentuk cekungan.
Gambar 1. Cekungan deflasi

  • Lag Gravel     Deflasi terhadap debu dan pasir yang ditinggalkan merupakan material yang kasar (gravel, bongkah dan fragmen yang besar), disebut lagstone. Akumulasi dari lagstone ini lah yang nantinya akan menjadi satu kesatuan berupa lag gravel atau bahkan menjadi desert pavement, dimana sisa-sisa fragmennya berhubungan satu sama lain saling berdekatan.
Gambar 2. Butiran lag gravel

  • Desert Varnish     Beberapa lagstone tipis, mengilat, berwarna hitam atau coklat dan permukaannya tertutup oleh oksida besi dikenal sebagai desert varnish.
Gambar 3. Desert varnish

Share:

Proses-proses Oleh Angin

     Angin sekalipun bukan merupakan agen utama geomorfik tetapi dalam pembentukan bentuk lahan eolian ini angin menjadi faktor utama. Pada bentuklahan eolian ini, angin menjadi media utama dalam proses erosi, transportasi dan pengendapan.

  1. Erosi oleh angin
         Erosi oleh angin dibedakan menjadi dua macam, yaitu deflasi dan abrasi/korasi, Deflasi adalah proses lepasnya tanah dan partikel-partikel kecil dari batuan yang diangkut dan dibawa oleh angin. Sedangkan abrasi merupakan proses penggerusan batuan dan permukaan lain oleh partikel-partikel yang terbawa oleh aliran angin.
  2. Transportasi oleh angin
          Transportasi yang disebabkan oleh angin, pada dasarnya hampir sama dengan transportasi yang terjadi pada sungai dengan media air. Transportasi oleh angin terjadi secara melayang (suspension) dan menggeser di permukaan (traction). Pengangkutan secara traction ini meliputi meloncat (saltation) dan menggelinding (rolling). Perbedaan tersebut terjadi karena adanya pengaruh butiran yang terbawa baik dari ukuran, bentuk maupun beratnya.
  3. Pengendapan oleh angin
         Pengendapan yang terjadi pada bentuk lahan eolian merupakan akibat adanya pengurangan kekuatan angin yang melewati daerah tersebut sehingga material sudah tidak memiliki lagi energi untuk berpindah.
Share:

Bentuklahan Eolian

     Bentuk lahan eolian merupakan bentuk lahan yang dibentuk karena adanya aktifitas angin. Bentuk lahan ini banyak dijumpai pada daerah gurun pasir. Gurun pasir terjadi karena pengaruh iklim. Gurun pasir didefinisikan dengan suatu daerah yang memiliki curah hujan sangat rendah hingga mencapai 26cm/tahun. Gurun pasir tropik terletak pada daerah antara 35 LS hingga 35 LU, yaitu pada daerah yang memiliki tekanan udara yang tinggi dengan udara sangat panas dan kering. Gurun lintang rendah terletak pada tengah benua dan jauh dari laut dan terlindung oleh pegunungan dari angin laut yang lembab sehingga udara yang sampai bersifat panas dan kering. Terdapat berbagai macam hasil dari proses angin yang menjadikan bentuk-bentuk khusus pada bentuk lahan eolian dan mampu mencirikan bentuklahan ini.

Gambar 1. Gurun Gobi

Materi terkait:
==> Proses-proses Oleh Angin

==> Bentuklahan Eolian Akibat Erosi Angin
     Berdasarkan penggerusan yang dilakukan oleh angin, bentuklahan eolian terbagi menjadi dua macam, yaitu:
==> Bentuklahan Eolian Hasil Pengendapan Angin
     Berdasarkan pengendapan setelah energi transportasi angin habis, bentuklahan eolian terbagi menjadi dua, yaitu:
Share:

Kemiringan Lereng (Gerakan Tanah)

     Kondisi geomorfologi dan geologi merupakan faktor utama terjadinya gerakan tanah. Salah satu aspek geomorfologi yang paling berpengaruh adalah kemiringan lereng. Van Zuidam (1988) dalam Rahmawati (2009) mengklasifikasikan kemiringan lereng menjadi 7, yaitu:

  • Kemiringan lereng datar 0 - 2 (0%-2%) 
  • Kemiringan lereng landai 2 - 4 (2% - 7%)
  • Kemiringan lereng miring 4 - 8 (7% - 15%)
  • Kemiringan lereng agak curam 8 - 16 (15% - 30%)
  • Kemiringan lereng curam 16 - 35 (30% - 70%)
  • Kemiringan lereng sangat curam 35 - 55 (70% - 140%)
  • Kemiringan lereng terjal >55 (>140%)
Gambar 1. Menentukan kemiringan lereng (Nawawi, 2001)

     Kemiringan lereng dapat disajikan dalam dua satuan, yaitu derajat yang menunjukan sudut dari lereng serta persen yang menunjukkan perbandingan antara jarak horizontal dan vertikal. Berikut adalah persamaan dalam mencari kemiringan lereng:
Keterangan:
dv = Selisih jarak vertikal
dh = Jarak horizontal
α   = Sudut yang terbentuk



     Lereng dengan sudut 45 akan memiliki nilai persentase 100% karena memiliki panjang vertikal dan horizontal sama panjang (Nawawi, 2001). Sudut ini digunakan sebagai konversi sudut menuju persen dengan persamaan sebagai berikut:

Share:

Bagian-bagian Tanah Longsor

     Di Indonesia sering terjadi tanah longsor terutama tanah longsor dengan pergerakan rotasi pada tanah lempung dan lempung pasiran. Menurut Highland, L. dan Jhonson, M. (2004) terdapat beberapa bagian-bagian pada tanah longsor, diantaranya adalah

  • Mahkota Longsoran
    Bagian yang tidak bergerak dan berdekatan dengan bagian tertinggi dan tabing atau gawir utama longsoran
  • Tebing atau gawir utama longsoran
    Permukaan lereng yang curam pada tanah yang tidak terganggu dan terletak pada bagian atas dari longsoran
  • Puncak Longsoran
    Titik tertinggi longsoran terletak diantara  kontak material bergerak atau pindah dengan tebing atau gawir utama
  • Kepala longsoran
    Bagian atas dari longsoran yang terletak di sepanjang garis kontak antara material yang bergerak dan tebing atau gawir utama
  • Tebing atau gawir minor
    Permukaan yang curam  pada material yang bergerak atau pindah yang dihasilkan oleh pergerakan ikutan dari material longsoran
  • Tubuh utama
    Bagian longsoran yang terletak pada material yang bergerak dan merupakan tampalan antara bidang gelincir, tebing utama longsoran dan jari bidang gelincir
  • Kaki longsoran
    Bagian longsoran yang bergerak mulai dari jari bidang gelincir dan bertampalan dengan permukaan tanah asli
  • Ujung longsoran
    Titik pada jari kaki longsoran yang terletak pada bagian paling jauh dari puncak longsoran
  • Jari kaki longsoran
    Bagian paling bawah longsoran yang biasanya berbentuk lengkung, berasal dari material yang bergerak terletak pada bagian paling jauh dari tebing utama
  • Bidang gelincir
    Bidang kedap air yang menjadi landasan bergeraknya masa tanah
  • Jari dari bidang gelincir
    Tampalan antara bagian bawah dari bidang gelincir longsoran dengan permukaan tanah asli
  • Permukaan pemisah
    Bagian dari permukaan tanah asli yang bertampalan dengan kaki longsoran
  • Daerah yang tertekan
    Daerah dari longsoran yang terdapat di dalam material yang bergerak dan bawah permukaan tanah asli
  • Zona akumulasi
    Daerah dari longsoran yang terdapat di dalam material yang bergerak dan terletak di atas permukaan tanah asli
  • Sayap
    Material yang tidak mengalami pergerakan yang berdekatan dengan sisi samping longsoran
Share:

Jenis-jenis Tanah Longsor (Gerakan Tanah)

     Varnes (1978) berdasarkan mekanisme gerakan dan material yang berpindah mengklasifikasikan tanah longsor menjadi 6 jenis, yaitu runtuhan (fall), roboahn (tropple), longsoran (slide), pencaran lateral (lateral spread), aliran (flow) dan gabungan.
Gambar 1. Jenis-jenis gerakan tanah

  • Runtuhan (falls) adalah runtuhnya sebagian masa batuan pada lereng yang terjal. Pada jenis ini mumnya masa batuan runtuh dengan cara jatuh, meloncat atau menggelinding tanpa melalui bidang gelincir. Penyebab terjadinya tanah longsor adanya rekahan pada masa batuan.
  • Robohan (topples) adalah robohnya masa batuan yang terjadi pada lereng yang sangat terjal hingga tegak. Robohan disebabkan adanya rekahan-rekahan pada masa batuan yang menyebabkan masa batuan roboh karena pengaruh gaya gravitasi.
  • Longsoran (slide) adalah gerakan masa batuan menuruni lereng melalui bidang gelincir yang ada pada lereng. Bidang gelincir dapat berbentuk lurus (translasi) maupun melengkung (rotasi) bergantung pada kondisi masa batuan. Material yang mengalami pergerakan translasi dapat berupa blok (rock block slide) sedangkan material yang bergerak secara rotasi umumnya memiliki sifat homogen dan sering disebut nendatan (slump)
  • Pencaran lateral (lateral spread) adalah material tanah atau batuan yang bergerak dengan cara translasi. Pergerakan yang terjadi disebabkan karena adanya pembebanan masa diatasnya sehingga masa tanah lunak akan mengalami pengembangan dan bergerak secara translasi.
  • Aliran (flow) adalah aliran masa tanah yang berupa fluida kental. Pada jenis ini dapat disebut aliran tanah (earth flow) apabila butiran lempung yang bergerak dan aliran lumpur (mud flow) apabila masa bergerak jenuh air.
  • Gabungan adalah penggabungan dari beberapa jenis yang ada di atas.
Share:

Gerakan Tanah (Tanah Longsor)


     Gerakan tanah adalah suatu gerakan menuruni lereng yang terjadi pada masa tanah dan atau atau batuan penyusun. Material penyusun longsor dapat berupa masa tanah, masa batuan atau campuran dari keduanya. Gerakan tanah merupakan salah satu proses geologi yang terjadi akibat interaksi beberapa kondisi, yaitu morfologi, struktur geologi, hidrologi, batuan dan tataguna lahan (Karnawati, 2007)

     Gerakan tanah dapat diidentifikasi dengan melihat kenampakan lingkungan yang terjadi. Pada wilayah yang terjadi gerakan tanah akan memiliki beberapa titik dengan ciri sebagai berikut:
  • munculnya retak tarik dan kerutan-kerutan di lereng
  • patahnya pipa dan tiang listrik
  • miringnya tiang listrik
  • rusaknya jalan dan perlengkapannya
  • hilangnya kelurusan dari pondasi bangunan
  • tembok bangunan retak
  • dan lain sebagainya
Materi terkait
Share:

Erosi

     Erosi adalah peristiwa pindahnya atau terangkutnya tenah atau bagian-bagian tanah dari suatu tempat ke tempat yang lain oleh media alami berupa air dan angin. Pada proses erosi, tanah atau bagian-bagian tanah terkikis dan terangkut kemudian terendapkan di tempat lain (Arsyad, 2010).
Gambar 1. Erosi pada dinding sungai dengan media air

     Proses erosi terjadi melalui beberapa tahap, yaitu penghancuran, pengangkutan dan pengendapan (Meyer. dkk, 1991). Beasley (1972) dan Hudson (1976) mengemukakan bahwa seluruh proses erosi merupakan proses kerja fisik yang keseluruhan prosesnya menggunakan energi. Energi tersebut digunakan untuk menghancurkan agregat tanah (detachmen), memercikkan partikel tanah (splash), menyebabkan gejolak (turbulance) pada limpasan permukaan dan menghanyutkan partikel tanah.

     Erosi yang terjadi pada tanah terjadi melalui dua proses utama, yaitu penghancuran partikel-partikel tanah (detachmen) dan pengangkutan (transport). Kedua proses tersebut, dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah curah hujan, karakteristik tanah, penutupan lahan, kemiringan lereng, panjang lereng dan sebagainya (Wischmeier dan smith, 1978, dalam Banuwa, 2008).

     Menurut Schwab (1999, dalam Nurpilihan, 2011) menyatakan bahwa terdapat tiga tahap pada mekanisme terjadinya erosi, yaitu detachmen (penghancuran), transportation (perpindahan) dan sedimentation (pengendapan). Penghancuran terjadi pada tanah yang menjadikan tanah semakin rentan dan mudah mengalami perpindahan. Perpindahan akan terjadi pada tanah yang telah hancur dibantu dengan media baik berupa air maupun angin. Pengendapan akan terjadi ketika energi transportasi tidak lagi sanggup mengangkut partikel-partikel tanah.


Sumber:
Arsyad Sitanala. 2010. Konservasi Tanah dan Air, Edisi Kedua. Bogor. IPB Press.

Bafdal, Nurpilihan. Dwiratna, Sophia NP. dan Amaru, Kharistya. 2011. Analisis Rasio Luas Daerah Tangkapan Air (Catchmen Area) dan Areal Budidaya Pertanian (Cultural Area) dalam Desain Model Run Off Management Integrated Farming di Lahan Kering. Indonesia. Jurnal Teknik Sipil

Share:

Blanking Menggunakan Point pada Peta

     Selamat datang di tutorial surfer. Kali ini saya akan menjelaskan bagaimana cara melakukan blanking dengan menggunakan point yang diambil pada peta atau dikenal dengan digitized. Adapun data yang dibutuhkan adalah
- Data grid (dapat berupa grd, dem dll) yang nantinya akan di potong baik pemotongan inside maupun outside.

- Siapkan data grid dan tampilkan dengan menggunakan countur map atau post map (sesuai selera)

- Untuk menentukan batasnya, dapat menggunakan digitized pada menubar map --> digitize.

- Pilih batas yang akan diambil dengan memperhatikan urutan pengambilan titik. Pengambilan titik harus searah atau berlawanan arah dengan jarum jam karena dapat mempengaruhi hasil blanking nantinya.

- Setelah terpilih semua batasnya, Copy kan data paling atas ke paling bawah dengan tujuan menjadikan titiknya tertutup atau menjadi polygon karena jika tidak, maka tidak akan terjadi blanking.

- Save file digitize tersebut dengan format bln.

- Open file .bln tersebut maka akan keluar angka 5 dan 1 di bagian atas (punya saya)
  > angka 5 menandakan jumlah data yang ada
  > angka 1 merupakan symbol blanking. 1 untuk inside dan 0 untuk outside.
- Save file tersebut dan dapat memulai blanking


- Blanking dapat dilakukan menggunakan menubar Grid --> Blank

- Pilih grid awal yang sudah disiapkan

- Pilih batas yang telah dibuat dan ditentukan inside atau outsidenya

- Berikan nama pada hasil blanking

- Blanking telah selesai dan dapat dilihat pada countur map.

Untuk lebih jelasnya dapat melihat video yang telah kami sediakan di chanel youtube kami

Sekian tutorial surfer kali ini. Terimakasih atas kontribusinya dan jangan lupa follow blog kami :)

Share:

Wisata Alam Puncak Gantole (Menara Filter) Desa Sendang, Kecamatan Wonogiri

     Wisata alam Puncak Gantole (Menara Filter) terletak di Desa Sendang, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri. Objek wisata alam ini dapat ditempuh selama kurang lebih 30 menit menuju arah selatan dari alun-alun Kabupaten Wonogiri dan belok ke arah barat di Desa Sendang. Objek wisata dapat dijangkau menggunakan roda 2 atau 4 dan tidak dapat dilewati oleh bis karena kondisi jalannya yang ekstrim.
Gambar 1. Kesampaian lokasi wisata

     Objek wisata Gantole ini memiliki pemandangan khas berupa Waduk Gajah Mungkur yang berada di sebelah timur dari lokasi. Selain pemandangan waduk, pada objek wisata ini juga disajikan pemandangan lainnya berupa perbukitan yang ada di sekitarnya. Pada objek wisata ini juga disajikan pertunjukan terjun payung oleh para ahli bahkan pengunjung dapat mengikuti terjun payung dengan membayarnya.
Gambar 2. Peta geologi regional lokasi wisata

     Menurut Surono, dkk (1992), dalam Peta Geologi Regional Lembar Surakarta-Giritontro menyatakan bahwa objek wisata alam Puncak Gantole terletak pada Formasi Mandalika (Tomm) yang terdiri dari lava dasit-andesit, tuff dasit dengan retas diorit.

     Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, pada daerah wisata alam Gantole ini memiliki litologi berupa lava andesit yang sekarang menjadi landasan terjun payung dengan warna hitam dan tekstur pejal, serta terdapat tuff di tebing sekitarnya dengan warna coklat.

     Berikut adalah gambaran dari wisata alam Gantole (Menara Filter) Desa Sendang, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah.





Share:

Wisata Alam Kabupaten Wonogiri


     Wonogiri merupakan salah satu kabupaten yang ada di Jawa Tengah yang terletak di bagain selatan Provinsi Jawa Tengah. Seperti tetangganya, yaitu Provinsi Yogyakarta dan Kabupaten Pacitan, Kabupaten Wonogiri juga memiliki berbagai macam keindahan alam yang disajikan diantaranya:
Share:

Wisata Alam Lokawisata Baturaden, Banyumas

     Wisata alam Lokawisata terletak di Desa Karangmangu, Kecamatan Baturaden, Kabupaten Banyumas. Lokawisata berada di lereng selatan Gunung Slamet yang menjadikannya daerah dengan suhu udara yang relatif dingin terutama di malam hari. Lokawisata terletak di utara Kecamatan Purwokerto dengan jarak kurang lebih 15 km dan dapat ditempuh dengan 15 menit perjalanan menggunakan kendaraan bermotor.

Gambar 1. Kesampaian daerah

     Lokawisata menyajikan beberapa keindahan dan fasilitas penunjang bagi para wisatawan yang berkunjung. Hanya dengan membayar kurang lebih Rp. 15.000,- para wisatawan dapat menikmati keindahan yang disajikan di Lokawisata ini. Mulai dari pemandangan yang di sajikan hingga permainan yang disediakan di Lokawisata tersebut.

     Lokawisata menyajikan keindahan alam khas pegunungan yang berupa curug dengan dasar dari curug adalah batuan keras yang berwarna hitam (Klik di sini untuk penjelasan secara ilmiah). Selain curug, di Lokawisata juga di sajikan pemandangan Kecamatan Purwokerto serta Samudra Hindia yang terpapar memanjang di Kabupaten Cilacap.
     


     Lokawisata juga menyajikan beberapa fasilitas tambahan untuk menunjang kenyamanan wisatawan disamping menikmati pemandangan. Lokawisata sendiri memiliki kolam renang dengan air yang digunakan merupakan air dari mata air sekitar dan kolam ikan dimana pengunjung dapat memberi makan ikan secara langsung dengan membeli pakan ikan yang di sediakan oleh petugas. Pada kolam ikan juga di sediakan sepeda air bagi para pengunjung untuk mengelilingi kolam tersebut sambil memberi makan ikan. Lokawisata juga menyajikan teater singkat untuk anak-anak yang disajikan dalam pesawat mini yang ada di lokasi.


Share:

Clinic Bimbel

Popular Posts

Blog Archive

Followers