• Jasa Pengukuran Geolistrik

    Kami menyediakan jasa pengukuran Geolistrik untuk berbagai macam bidang oleh tenaga ahli handal yang telah berpengalaman.

  • Jasa Pemboran / Pengeboran

    Kami menyediakan jasa pemboran untuk berbagai macam keperluan baik untuk pemboran sumur dalam maupun geoteknik.

  • Jasa Pembuatan Peta

    Kami menyediakan jasa pembuatan berbagai macam peta seluruh Indonesia. Hasil dapat berupa raster maupun vector sesuai dengan pesanan.

  • Jasa Pemetaan Geologi

    Kami menyediakan jasa untuk melalkukan pemetaan geologi, baik untuk keperluan tambang, geoteknik maupun keperluan penelitian.

Ciri Spasial Penginderaan Jauh

     Spasial merupakan data yang memiliki referensi ruang kebumian (georeferencing). Ciri spasial pada penginderaan jauh adalah ciri yang terkait dengan ruang kebumian diantaranya adalah
Gambar 1. Citra Daerah Perkebunan
  • Rona dan Warna
    Rona atau dikenal juga sebagai tone merupakan tingkat kecerahan atau kegelapan suatu objek yang terdapat pada foto udara. Warna merupakan hasil penerimaan gelombang yang menjadikan suatu objek memiliki panjang gelombang tertentu sehingga menjadi warna tertentu.
  • Bentuk
    Bentuk atau gambar yang terdapat pada foto udara merupakan konfigurasi atau kerangka suatu objek yang digunakan untuk intepretasi fungsi dari bentuk tersebut. Contoh: sekolah didominasi dengan bentuk seperti huruf I, L atau U.
  • Ukuran
    Penggunaan ciri ukuran sama seperti bentuk. Contoh: Lapangan bole memiliki luasan cukup terlihat pada citra.
  • Tekstur
    Tekstur merupakan frekuensi perubahan rona pada citra atau dikenal juga pengulangan pada rona kelompok objek yang terlalu kecil untuk dibedakan secara individual.
  • Bayangan
    Bayangan juga merupakan salah satu unsur intepretasi citra yang penting. Bayangan dapat menunjukkan beda tinggi dari objek satu dengan objek yang lain.
Daftar Pustaka
     Lillesand dan Kiefer. 1998. Penginderaan Jauh dan Intepretasi Citra Penginderaan Jauh. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
     Lucas L. F. Jessen dan Wim H. Bakker. 2000. Principle of Remote Sensing. ITC Education Textbook Series. Netherland: The International Institute for Aerospace Survey and Earth Science (ITC), Enschede
     Soeprapto, Tjoek A dan Helmi, Muhammad. 2014. Pelatihan Komprehensif Pengolahan Data Digital Penginderaan Jauh untuk Geologi Menggunakan ER Mapper Ver 7.x. Semarang Universitas Diponegoro.
    Tim Asisten Geologi Dasar 2012. 2012. Buku Panduan Praktikum Geologi Dasar. Semarang: Universitas Diponegoro.

<-- Kembali ke materi sebelumnya
Share:

Keistimewaan Amethyst Yang Tidak Orang Tahu

     Amethyst merupakan salah satu batu mulia. Amethyst ini terbentuk karena adanya proses pembekuan magma dengan komposisi silika hingga 90 %. Amethyst ini tergolong kedalam jenis mineral kuarsa. Warna ungu yang dimiliki Amethyst ini berawal dari pertumbuhan kristal dengan penambahan sedikit unsur besi (Fe). Setelah pertumbuhan selesai, sinar gamma ray yang dipancarkan oleh bahan radioaktif akan menyinari besi dan memberikan warna ungu pada kristal tersebut (Berthelot, 1906).
Gambar 1. Amethyst

     Amethyst memiliki kekerasan 7 skala Mohs yang menunjukkan resistensinya terhadap goresan sehingga batu mulia ini dapat bertahan dari berbagai macam goresan kecuali goresan benda yang memiliki kekerasan diatasnya seperti Diamond (berlian) yang memiliki skala Mohs 10. Meskipun Amethyst cukup keras dengan nilai 7 Skala Mohs, Amethyst memiliki warna ungu yang transparant sehingga jika dikenakan cahaya maka akan menembus.

     Amethyst memiliki jumlah cukup banyak di Bumi ini karena merupakan batu mulia yang terbentuk pada suhu relatif rendah. Suhu relatif rendah ini menunjukkan pembentukan yang tidak jauh dari permukaan sehingga seringkali terekspose ke permukaan baik karena proses denudasi maupun proses struktur.

      Disamping warna yang indah, Amethyst ini juga memiliki beberapa manfaat diantaranya adalah menghilangkan stress serta menurut sebagian besar kalangan mempercayai bahwa Amethyst ini dapat meningkatkan kebugaran secara jasmani.

Kalung Amethyst Only Rp. 150.000,-
Untuk order bisa langsung Hub
Wa: +62 852 1047 8686
Ig: @neededthing


Share:

Gelombang Elektromagnetik

     Gelombang merupakan getaran yang merambat sedangkan gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang terbentuk dari usikan medan magnet dan medan listrik. Kedua medan tersebut bergerak saling tegak lurus sehingga gelombang elektromagnetik disebut juga dengan gelombang transversal.
Gambar 1. Sketsa gelombang elektromagnetik

     Cahaya merupakan salah satu wujud dari gelombang elektromagnetik. Cahaya tampak terdiri dari merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu. Warna-warna tersebut digabungkan akan menjadi warna putih. Matahari merupakan sumber cahaya putih alami.

     Dalam konsep penginderaan jauh, reciever akan menerima pantulan gelombang cahaya putih dari matahari yang dipantulkan dengan panjang gelombang masing-masing sesuai dengan objek pantulan. Panjang gelombang setiap objek yang diterima akan dilanjutkan untuk dilakukan pemprosesan sehingga dapat menghasilkan citra yang bagus dan dapat diamati oleh pengguna.

Daftar Pustaka
     Anonim. 2014. Gelombang Elektromagnetik. Lampung: Digilib Universitas Lampung.
     Lillesand dan Kiefer. 1998. Penginderaan Jauh dan Intepretasi Citra Penginderaan Jauh. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
     Lucas L. F. Jessen dan Wim H. Bakker. 2000. Principle of Remote Sensing. ITC Education Textbook Series. Netherland: The International Institute for Aerospace Survey and Earth Science (ITC), Enschede
     Ramdhani, Mohamad. 2015. Gelombang Elektromagnetika. Bandung: Universitas Telkom.
     Soeprapto, Tjoek A dan Helmi, Muhammad. 2014. Pelatihan Komprehensif Pengolahan Data Digital Penginderaan Jauh untuk Geologi Menggunakan ER Mapper Ver 7.x. Semarang Universitas Diponegoro.

Share:

Peta Administrasi Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali

     Kecamatan Mojosongo merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Boyolali. Secara geografis, Kecamatan Mojosongo terletak diantara 110 39' 49" hingga 110 39' 13" Bujur Timur dan 7 29' 29" hingga 7 35' 18" Lintang Selatan. Secara administrasi, Kecamatan Mojosongo berbatasan langsung dengan Kabupaten Semarang di bagian utara, Kecamatan Teras di bagian timur, Kabupaten Klaten di bagian selatan serta Kecamatan Musuk dan Boyolali di bagian barat.
Gambar 1. Peta Administrasi Kecamatan Mojosongo

     Kecamatan Mojosongo terdiri dari 13 desa/kelurahan. Berikut merupakan daftar desa/kelurahan yang ada di Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali.
  1. Desa Brajan
  2. Desa Butuh
  3. Desa Dlingo
  4. Desa Jurug
  5. Desa Karangnongko
  6. Desa Kemiri
  7. Desa Kragilan
  8. Desa Madu
  9. Desa Manggis
  10. Desa Metuk
  11. Desa Mojosongo
  12. Desa Singosari
  13. Desa Tambak
--> Jasa Pembuatan Peta

Share:

Pengukuran Geolistrik Desa Bukateja, Balapulang, Tegal

     Pengukuran geolistrik ini dilakukan pada Desa Bukateja, Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal. Pengukuran geolistrik dilakukan untuk mengetahui kondisi bawah permukaan sebagai landasan dalam perhitungan volume batuan yang akan digunakan sebagai landasan perhitungan dalam pengajuan usaha penambangan.
Gambar 1. Hasil Korelasi 2 Line Pengukuran

     Pengukuran geolistrik sejumlah tiga line pengukuran dengan bentangan maksimal 100 meter menghasilkan nilai resistivitas batuan hingga kedalaman 40 meter. Dari hasil pengukuran diketahui bahwa daerah pengukuran memiliki dua satuan litologi, yaitu breksi vulkanik dan lempung. Breksi vulkanik memiliki kedudukan diatas lempung dengan hubungan tidak selaras.
Gambar 2. Peta 3 Dimensi Hasil Pengukuran

     Berdasarkan hasil analisis tersebut, dilakukan perhitungan sehingga diperoleh komposisi breksi vulkanik yang ada di lokasi pengukuran sebanyak 3.067.637 m³.




Share:

Ciri Spektral

     Ciri Spektral merupakan ciri yang dihasilkan oleh interaksi antara tenaga elektromagnetik dengan objek. Ciri spektral dinyatakan dengan rona dan warna. Rona atau tone adalah tingkat kegelapan atau kecerahan obyek pada citra. Adapun faktor yang mempegnaruhi rona antara lain:
Gambar 1. Contoh perbedaan warna antara daratan dan perairan

  • Karakteristik objek, (permukaan kasar atau halus)
  • Bahan yang digunakan (jenis film yang digunakan)
  • Proses emulsi (diproses dengan hasil redup, sedikit redup atau gelap)
  • Keadaan cuaca
  • Letak objek (pada lintang rendah atau tinggi)
  • Waktu pengambilan data.
Daftar Pustaka
     Lillesand dan Kiefer. 1998. Penginderaan Jauh dan Intepretasi Citra Penginderaan Jauh. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
     Lucas L. F. Jessen dan Wim H. Bakker. 2000. Principle of Remote Sensing. ITC Education Textbook Series. Netherland: The International Institute for Aerospace Survey and Earth Science (ITC), Enschede
     Soeprapto, Tjoek A dan Helmi, Muhammad. 2014. Pelatihan Komprehensif Pengolahan Data Digital Penginderaan Jauh untuk Geologi Menggunakan ER Mapper Ver 7.x. Semarang Universitas Diponegoro.
    Tim Asisten Geologi Dasar 2012. 2012. Buku Panduan Praktikum Geologi Dasar. Semarang: Universitas Diponegoro.


Share:

Foto Udara (Geologi Foto) dan Pengindraan Jauh

     Foto udara atau dikenal juga dengan geologi foto merupakan suatu seni, pengetahuan dan teknologi yang digunakan untuk memperoleh informasi mengenai suatu objek fisik tanpa harus berinteraksi secara langsung. Penginderaan jauh merupakan ilmu yang mempelajari foto udara.
Gambar 1. Contoh gambar citra

     Foto udara menunjukkan aktifitas perekaman, pengamatan dan penangkapan fenomena objek yang diamati. Perekaman, pengamatan dan penangkapan dilakukan menggunakan alat tertentu dengan menerima hasil pantulan dari sumber energi (matahari).

     Hasil perekaman, pengamatan dan penangkapan oleh alat akan diterjemahkan sesuai dengan kebutuhan. Hasil dari pengambilan foto udara dinamakan dengan citra yang kemudian dianalisis menggunakan kaidah keilmuan Penginderaan Jauh sehingga dapat diketahui analisis lebih lanjut. Analisis dilakukan melalui dua tahap, yaitu deteksi dan identifikasi.

Deteksi

     Merupakan usaha penyadapan data secara global baik yang tampak maupun tidak tampak. Dalam deteksi, ditentukan ada tidaknya suatu objek seperti objek seperti savana

Identifikasi

     Merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengenali objek yang tergambar pada citra yang dapat dikenali berdasarkan ciri yang terekam oleh sensor dengan alat stereoskop. Terdapat tiga ciri utama yang dapat dikenali, yaitu:
Daftar Pustaka
     Lillesand dan Kiefer. 1998. Penginderaan Jauh dan Intepretasi Citra Penginderaan Jauh. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
     Lucas L. F. Jessen dan Wim H. Bakker. 2000. Principle of Remote Sensing. ITC Education Textbook Series. Netherland: The International Institute for Aerospace Survey and Earth Science (ITC), Enschede
     Soeprapto, Tjoek A dan Helmi, Muhammad. 2014. Pelatihan Komprehensif Pengolahan Data Digital Penginderaan Jauh untuk Geologi Menggunakan ER Mapper Ver 7.x. Semarang Universitas Diponegoro.
    Tim Asisten Geologi Dasar 2012. 2012. Buku Panduan Praktikum Geologi Dasar. Semarang: Universitas Diponegoro


Share:

Profil Sayatan Melintang.(Penampang Topografi)

     Profil sayatan melintang atau dikenal juga sebagai penampang topografi merupakan penyajian untuk penggambaran morfologi suatu daerah dengan dasar pembuatan menggunakan peta topografi. Penggambaran profil sayatan melintang mengubah dari dua dimensi yang dilihat dari atas menjadi dua dimensi yang dilihat dari samping. Terdapat dua variabel yang dicantumkan pada penggambarannya, yaitu ketinggian sebagai garis Y dan jarak sebagai garis X.
Gambar 1. Penggambaran Profil Sayatan Melintang

Persyaratan Pembuatan Profil Sayatan Melintang
  • Melewati sebagian besar wilayah peta
  • Dimulai dari kontur yang diketahui ketinggiannya dan diakhiri pada kontur yang diketahui ketinggiannya sehingga dapat menggambarkan dengan baik.
  • Garis profil sayatan pada peta topografi harus lurus agar menggambarkan keadaan dengan baik,
Skala Pada Profil Sayatan
  • Skala Normal (Normal Scale), dimana ketinggian dan jarak memiliki perbandingan yang sama besar sehingga menggambarkan bentuk asli dari keadaan lapangan
  • Skala Eksagrasi (Exaggerated Scale), dimana ketinggian memiliki skala lebih besar daripada jarak.
Daftar Pustaka
  • Endarto, Danang. 20058. Pengantar Geologi Dasar. Surakarta: Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) UNS dan UPT Penerbitan dan Percetakan UNS (UNS Press).
  • Rahardjo, Wartono. 2007. Metode Geologi Lapangan. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
  • Tim Asisten Geologi Dasar 2012. Panduan Praktikum Geologi Dasar. Semarang: Universitas Diponegoro

Share:

Garis Kontur

    Garis kontur merupakan garis yang ada pada peta topografi. Garis kontur merupakan garis yang menghubungkan titik-titik dengan nilai ketinggian (elevasi) yang sama.
Gambar 1. Garis Kontur

Macam-macam garis kontur:
  • Kontur Biasa
  • Kontur Index, merupakan garis kontur yang dicetak lebih tebal dibandingkan dengan kontur biasa yang menunjukkan kelipatan kontur tertentu (biasanya 5 atau 10)
  • Kontur Depresi, merupakan garis kontur yang menunjukkan adanya morfologi cekungan atau depresi. Bentuk kontur ini adalah garis seperti kontur biasa hanya saja terdapat garis tegak lurus kearah dalam.
  • Kontur Setengah, merupakan kontur dengan kelipatan setengah dari interval kontur yang seharusnya.
Sifat-sifat garis kontur:
  • Garis kontur akan berpola seperti huruf V jika melalui suatu lembah atau sungai yang berada di daerah relief tinggi, seperti hulu sungai.
  • Garis kontur akan berpola melingkar tertutup jika berada di dekat puncak. Bagian puncak bukit adalah bagian tertinggi dari kontur yang membenetuk lingkaran tertutup.
  • Garis kontur pada daerah landai ditandai dengan jarak antar garis yang relatif renggang.
  • Garis kontur dengan jarak relatif teratur menunjukkan kelerengan yang seragam.
  • Garis kontur tidak akan memotong satu sama lain.
Share:

Perhitungan Kelerengan (Slope)

     Kelerengan (Slope) merupakan besarnya sudut yang terbentuk antara permukaan daerah tertentu terhadap muka air laut. Perhitungan kelerengan ini berfungsi untuk mengetahui sudut yang terbentuk sehingga dapat diklasifikasikan sesuai dengan klasifikasi relief menurut Van Zuidam (1983).
Gambar 1. Peta Kelerengan

     Perhitungan Kelerengan melibatkan beda tinggi suatu daerah dan jarak di peta. Beda ketinggian dapat dilihat dengan melihat perbedaan kontur di lokasi perhitungan.
Dimana
h = beda ketinggian
d = jarak lokasi perhitungan

     Untuk mengklasifikasikan kelerengan diperlukan persen lereng dengan

Daftar Pustaka
Tim Asisten Geologi Dasar 2012. 2012. Buku Panduan Praktikum Geologi Dasar. Semarang: UNDIP
Tim Asisten Geomorfologi 2014. 2014. Buku Panduan Praktikum Geomorfologi dan Geologi Foto. Semarang: UNDIP



Share:

Clinic Bimbel

Popular Posts

Blog Archive

Followers