• Jasa Pengukuran Geolistrik

    Kami menyediakan jasa pengukuran Geolistrik untuk berbagai macam bidang oleh tenaga ahli handal yang telah berpengalaman.

  • Jasa Pemboran / Pengeboran

    Kami menyediakan jasa pemboran untuk berbagai macam keperluan baik untuk pemboran sumur dalam maupun geoteknik.

  • Jasa Pembuatan Peta

    Kami menyediakan jasa pembuatan berbagai macam peta seluruh Indonesia. Hasil dapat berupa raster maupun vector sesuai dengan pesanan.

  • Jasa Pemetaan Geologi

    Kami menyediakan jasa untuk melalkukan pemetaan geologi, baik untuk keperluan tambang, geoteknik maupun keperluan penelitian.

Bentuklahan Struktur Miring

     Hampir semua lapisan diendapkan dalam keadaan datar. Sedimen yang diendapkan dengan posisi miring terdapat padatempat-tempat tertentu seperti, lereng gunung dan disekitar terumbu karang. Pada lereng gunung dan sekitar terumbu karang, kemiringan yang di hasilkan merupakan kemiringan asli dengan sudut tidak lebih dari 35 derajat (Tija, 1987).

     Kebanyakan sedimen yang memperlihatkan kemiringannya disebabkan oleh adanya proses tektonik yang menghasilkan struktur geologi. Morfologi yang dihasilkan dari proses tersebut akan memperlihatkan pola memanjang searah dengan jurus perlapisan batuan. Berdasarkan sudut yang terbentuk dari kemiringan kedua sisinya, bentuklahan ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu Cuesta dan Hogback
Cuesta
Hogback

  • Cuesta memiliki kemiringan pada kedua sisi yang tidak sama (simetri). Cuesta memiliki kelerengan scarp slope yang lebih curam daripada dipslopenya.
  • Hogback memiliki kemiringan pada kedua sisi yang cenderung sama (simetri).
Share:

Bentuklahan Struktur Mendatar (Lapisan Horizontal)

     Menurut letaknya (ketingiannya), dataran terbagi menjadi dua, yaitu dataran rendah dengan ketinggian 0 hingga 500 kaki diatas permukaan laut dan dataran tinggi dengan ketinggian lebih dari 500 kaki di atas permukaan laut.
     Kenampakan bentuklahan pada kedua dataran tersebut memiliki bentuk yang relatif sama hanya berbeda pada reliefnya saja. Pada daerah berstadia muda, terlihat datar dan dalam peta tampak pola kontur yang sangat jarang. Pada daerah yang berstadia tua, sering dijumpai dataran yang luas dan bukit-bukit sisa (monadnock). Bubkit-bukit sisa yang sering dijumpai adalah mesa dan butte. Mesa memiliki diameter yang lebih besar daripada ketinggiannya sedangkan butte memiliki ketinggian yang lebih besar daripada diameternya.

     Pola pengaliran yang berkembang pada daerah struktural adalah pola denditrik. Hal ini dikontrol oleh adanya keseragaman resistensi batuan yang ada di permukaan.

Share:

Bentuk Lahan Struktural

     Bentuklahan struktural merupakan bentuklahan yang pembentukannya dikontrol oleh struktur geologi. Struktur yang berpengaruh merupakan struktur sekunder yang terbentuk setelah batuan tersebut ada.

    Struktur geologi terbentuk akibat adanya tenaga endogen yang mempengaruhinya. Tenaga endogen yang bekerja dalam pembentukan struktur geologi adalah tenaga teknonik yang mana dapat menggerakan lempeng dan menyebabkan adanya lipatan, rekahan hingga patahan atau sering disebut dengan deformasi.
    Bentuklahan struktural akan mengalami perubahan seiring berjalannya waktu yang disebabkan oleh faktor eksogen, diantaranya adalah pelapukan, erosi serta gerakan masa tanah. Proses tersebut mengakibatkan perubahan morfologi. Perubahan tersebut akan menjadikan cirikhas khusus penanda bentuklahan struktural yang dapat dilihat dari:
  • Pola pengaliran
  • Kelurusan punggungan bukit
  • Bentuk bukit
  • Perubahan aliran sungai
    Dari perbedaan morfologi tersebut, bentuk lahan struktural dapat dibedakan menjadi tiga kelompok utama diantaranya:
Share:

Bentuk-bentuk Sisa Pelarutan

     Bentuk sisa pelarutan merupakan bentuk morfologi pada bentuklahan karst yang telah mengalami pelarutan dan erosi tingkat lanjut. Morfologi sisa dapat berkembang dengan baik terutama pada daerah dengan iklim topis basah (Bloom, 1979). Berikut adalah macam-macam bentuk morfologi sisa:
  • Kerucut Karst, Sisa pelarutan bentuklahan karst yang memiliki bentuk seperti kerucut, berlereng terjal dan dikelilingi oleh depresi yang sering disebut sebagai bintang.

  • Menara Karst,  merupakan bukit hasil sisa pelarutan dan erosi yang membentuk menara dengan lereng yang terjal, tegak bahkan menggantung, terpisah satu dengan yang lain dan dikelilingi oleh dataran aluvial (Ritter, 1978)

  • Mogote, merupakan bukit terjal sisa pelarutan dan erosi, umumnya dikelilingi oleh aluvial hampir datar. Bentuk dari mogote terkadang tidak simetri antar sisi (Ritter, 1978)

Share:

Mudrock

     Mudrock merupakan litologi paling melimbah dibandingkan dengan litologi lainnya. Mudrock sangat sulit dideskripsi dilapangan karena ukurannya yang sangat halus. Mudrock terdiri dari dua jenis material, yaitu lempung (<4µm) dan lanau (4 hingga 62µm). Mudrock dengan komposisi lempung umumnya disebut sebagai batulempung dengan material yang homogen dan memiliki ukuran lempung sedangkan lanau memiliki sifat yang menuju ke pasir (masih terasa butirannya).

     Mudrock biasanya memliki komposisi mineral lempung dan lanau dengan butiran berupa kuarsa, mineral lain juga dapat muncul. Bahan organik juga kerap muncul pada mudrock. Bahan organik dapat merubah warna dari komposisi mudrock. Bahan organik akan menjadikan material mudrock menjadi gelap. Warna gelap tersebut berasal dari unsur karbon yang ada di bahan organik dan masuk ke dalam mudrock.

     Nodul biasanya berkembang pada mudrock. Umumnya nodul pada mudrock berupa mineral kalsit, dolomit, siderit atau pirit. Selain mineral tersebut, pada mudrock juga terdapat berbagai macam fosil bahkan hingga microfosil. Pada mudrock ini umumnya makro fosil memiliki bentuk hancur karena proses burial yang terjadi pada saat litifikasi.

    Mudrock dapat terendapkan di berbagai tempat, diantaranya adalah dataran banjir, danau, shoreline dengan energi rendah, lagun, delta, outer-marine shelf dan laut dalam. Tempat tersebut memiliki energi pengendapan yang rendah dan energi transport rendah sehingga material halus sudah tidak bergerak dan terendapkan.
Share:

Morfologi Karst Konstruksional Mayor

Morfologi Karst konstruksional mayor terdapat tujuh jenis, diantaranya adalah:


  • Doline (Surupan), Merupakan depresi tertutup hasil pelarutan dengan diameter dari beberapa meter hingga beberapa kilometer. Kedalaman doline dapat mencapai ratusan meter dan bentuknya bundar atau lonjong (Twidale, 1967).
  • Uvala, merupakan depresi depresi tertutup yang besar, terdiri dari gabungan beberapa doline, lantai dasarnya tidak rata. Jenning (1967) mengemukakan bahwa Uvala terdiri dari 14 Doline dengan berbagai ukuran.
  • Polje, merupakan bentuk lahan karst yang memiliki elemen cekungan lebar, dasar yang rata, drainase karstik, bentuk memanjang yang sejajar dengan struktur lokal, dasar polje memiliki lapisan batuan tersier (Cvijic, 1985). Cvijic (1985) juga mengemukakan polje merupakan perkembangan dari Uvala.
  • Jendela Karst, merupakan lubang pada setiap gua yang menghubungkan antara ruang dalam gua dengan udara luar yang terbentuk karena atap gua yang runtuh (Twidale, 1976).
  • Lembah Karst, merupakan lembah atau alur yang besar yang terdapat pada lahan karst. Lembah ini terbentuk akibat erosi oleh air permukaan.
  • Gua, merupakan serambi atau ruangan bawah tanah yang dapat dicapai dari permukaan dan cukup besar bila dimasuki oleh manusia (Sanders, 1981)
  • Terowongan dan Jembatan Alam, merupakan lorong bawah tanah yang terbentuk oleh pelarutan dan erosi airtanah atau oleh aliran bawah permukaan (Von Engeln, 1942)
Share:

Peta Administrasi Kecamatan Kendal


     Kecamatan Kendal merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten kendal. Secara geografis, Kecamatan Kendal berada pada 1100 14’ 25” – 1100 10’ 57” Bujur timur dan 60 52’ 48” – 60 57’ 28” Lintang selatan.  Secara administrasi Kecamatan Kendal berbatasan langsung dengan Laut Jawa di bagian utara, Kecamatan Brangsong dibagian timur, Kecamatan Patebon dibagian barat dan Kecamatan Ngampel dibagian selatan. Kecamatan Kendal ini terdiri dari 20 Desa/Kelurahan, yaitu
  1. Desa/Kelurahan Balok
  2. Desa/Kelurahan Bandengan
  3. Desa/Kelurahan Banyutuwo
  4. Desa/Kelurahan Bugangin
  5. Desa/Kelurahan Candiroto
  6. Desa/Kelurahan Jetis
  7. Desa/Kelurahan Jotang
  8. Desa/Kelurahan Kalibuntu Wetan
  9. Desa/Kelurahan Karangsari
  10. Desa/Kelurahan Kebondalem
  11. Desa/Kelurahan Ketapang
  12. Desa/Kelurahan Langenharjo
  13. Desa/Kelurahan Ngilir
  14. Desa/Kelurahan Pakauman
  15. Desa/Kelurahan Patukangan
  16. Desa/Kelurahan Pegulon
  17. Desa/Kelurahan Sijeruk
  18. Desa/Kelurahan Sukodono
  19. Desa/Kelurahan Trompo
  20. Desa/Kelurahan Tunggulrejo
Share:

Morfologi Karst Konstruksional Minor

Morfologi karst konstruksional terdapat enam jenis, diantaranya adalah

  1. Lapies, yaitu bentuk tidak rata pada permuakaan batugamping akibat adanya pelarutan, penggerusan atau karena proses lain 
  2. Karst Split, yaitu celah pelarutan yang terbentuk di permukaan. Karst split merupakan perkembangan lebih lanjut dari Lapies, jika jumlah pada Lapies banyak dan saling berpotongan maka akan membentuk karst spllit (Srijono, 1984)
  3. Parit Karst, yaitu alur pada permukaan yang memanjang membentuk parit (Srijono, 1984)
  4. Palung Karst, yaitu alur pada permukaan yang besar dan lebar, dibentuk oleh proses pelarutan. Kedalamannya dapat mencapai 50 cm.
  5. Speleothem, yaitu hiasan yang terdapat didalam gua yang dihasilkan oleh endapan berwarna putih, bentuknya seperti tetesan air, mengkilap dan menonjol. Hiasan ini merupaan endapan kalsium karbonat yang mengalami presipitasi pada saat air tanah membawanya masuk ke dalam gua (Sanders, J. E., 1981). Contoh yang sering dijumpai adalah stalagtit dan stalagmit.
  6. Fitokarst, yaitu permukaan yang berlekuk-lekuk dengan lubang-lubang yang saling berhubungan. Antara lubang satu dengan lubang lainnya dibatasi oleh tepi-tepi yang tajam, sehingga memberikan bentuk seperti bunga karang pada menara karst (pinnaacels). Morfologi ini terbentuk karena adanya pengaruh aktifitas biologis.
Berikut adalah gambar beserta keterangan nomor yang sesuai dengan penjelasan diatas.
1
 
3

4

5

6


Share:

Bentuk Morfologi Karst Konstruksional


      Bentuk Konstruksional adalah bentuk topografi yang dibentuk oleh proses pelarutan batugamping atau pengendapan material karbonat yang dibawa oleh zat pelarut. Berdasarkan ukurannya, topografi konstruksional terbagi menjadi dua, yaitu skala minor dan mayor.


Share:

Fase Pelarutan Bentuklahan Karst

     Proses pelarutan pada batugamping meninggalkan morfologi sisa pelarutan. Perkembangan sisa ini menurut Jackues (1977) dapat dibagi menjadi empat fase, yaitu


  • Fase 1, pada fase ini terjadi pada batuan terkekarkan sehingga membentuk lembah yang mengalami pelarutan lebih cepat
  • Fase 2, pada fase ini terdapat bagian yang memiliki tingkat pelarutan yang tinggi membentuk lembah yang dalam sedangkan di sisi lain masih berupa dataran tinggi dengan gejala pelarutan di beberapa bagian.
  • Fase 3, pada fase ini mulai terbentuk kerucut-kerucut karst, pada daerah kerucut karst ini tingkat pelarutan atau erosi vertikal lebih kecil dibandingkan dengan daerah sekitarnya.
  • Fase 4, pada fase ini tertinggal sisa sisa dari morfologi karst yang dikelilingi oleh dataran aluvial.
     Morfologi sisa-sisa perkembangan karst ini berdasarkan sifatnya terbagi menjadi dua, yaitu Bentuk-bentuk kontruksional dan Bentuk-bentuk sisa pelarutan.
Share:

Praktis ArcGis

     Buku Praktis ArcGis merupakan buku yang ditujukan untuk para pengguna arcGis. Buku Praktis ArcGis ini berisi tentang materi ArcMap dari mulai pengenalan hingga layouting. Buku ini berisi tutorial lengkap dalam pembuatan peta yang sederhana.

Cover Buku

     Dimensi Buku: Ukuran A5 dengan 66 halaman (tidak termasuk cover dan daftar-daftar)
Mudah dibawa dan tidak berat. Dapat dijadikan sebagai buku saku dalam belajar ArcGis
Berikut adalah daftar isi dari Buku Praktis ArcGis:

  • Pendahuluan
  • Pengenalan Window ArcMap
  • Georeferencing
  • Pembuatan Shapefile Baru
  • Editor
  • Pewarnaan dan Penggantian Symbol
  • Layouting
  • Perhitungan Jarak dan Luas
     Klik link berikut untuk mengunduh buku yang telah kami sediakan <--Click Here to Download-->. Bagi anda yang telah memegang buku dan membutuhkan bantuan, dapat melakukan konsultasi di kontak person yang ada di bawah ini:
Hp/WA. +62852 1047 8686
email: ahmad.rozaqi@gmail.com
line: @qhw5021u
ig : @neededthing

Share:

Proses Pembentukan Topografi Karst

     Menurut Von Engeln (1942) mengemukakan bahwa kondisi batuan yang menunjang terbentuknya topografi karst ada 4, yaitu
- Mudah larut dan berada di permukaan atau dekat dengan permukaan.
- Masif, tebal dan terkekarkan
- Berada di daerah dengan curah hujan yang sedang hingga tinggi
- Dikelilingi oleh lembah sehingga memudahkan air permukaan mengalir


     Pembentukan topografi karst dimulai pada saat air permukaan memasuki rekahan diikuti oleh pelarutan batuan pada zona rekahan tersebut. Karena adanya pelarutan tersebut, rekahan akan menjadi lebar dan pada akhirnya akan membentuk sungai bawah permukaan hingga membentuk gua. Air yang melewati bautan tersebut akan menetes dari langit-langit gua ke lantai gua yang pada akhirnya akan mengendapkan kalsit dan akan terbentuk stalaktit dan stalagmit (Sanders, 1981).
Share:

Faktor Iklim dan Lingkungan Bentuklahan Karst


Gambar 1. Contoh topografi karst

     Iklim dan lingkungan merupakan dua hal yang sulit untuk dipisahkan karena kedua aspek tersebut saling berhubungan. Dalam lingkup sempit, linkungan diartikan sebagai kondisi sekitar sedangkan dalam lingkup luas diartikan sebagai seluruh aspek biotik dan abiotik yang ada pada suatu daerah.

     Von Engeln (1942) mengemukakan bahwa kondisi lingkungan yang mendukung terbentuknya topografi karst adalah adanya lembah besar yang mengelilingi tempat tinggi dan terdiri dari batuan yang mudah larut dengan kekar yang intensif. Kondisi ini menyebabkan air mudah masuk menjadi airtanah yang kemudian turun menjadi air permukaan di daerah lembahnya.

     Ritter (1978) mengemukakan bahwa kondisi lingkungan disekitar batugamping harus lebih rendah. Kondisi ini menyebabkan sirkulasi perjalanan air yang baik sehingga proses karstifikasi menjadi intensif.

     Daerah dengan iklim tropis memiliki curah hujan yang tinggi sehingga kombinasi suhu dan presipitasi menjadi ideal untuk berlangsungnya proses karstifikasi (Ritter, 1978). Iklim tersebut akan mempengaruhi jumlah zat terlarut pada suatu daerah dan dengan lingkungan yang ideal akan mempermudah terbentuknya topografi karst. Karena itulah iklim dan lingkungan sangat berkaitan erat.
Share:

Batupasir

     Batupasir memiliki 5 komposisi utama, yaitu fragmen batuan, butiran kuarsa, butiran feldspar, matriks dan semen. Matrix pada batupasir biasanya berupa mineral lempung atau kuarsa pada ukuran yang lebih besarnya. Semen pada batupasir biasanya memiliki komposisi kuarsa atau kalsit dan pada batupasir dengan warna merah merupakan pengaruh dari hematit.

     Batupasar dapat digunakan sebagai penggambaran iklim dan kondisi geologi. Beberapa butiran dapat meilki komposisi fisik dan kimia lebih setabil dibandingkan dengan yang lain disekitarnya. Kestabilan mineral dari stabil hingga tidak stabil, yaitu kuarsa, muskovit, mikrolin, ortoklas, plagioklas, hornblende, biotit, piroxen dan olivin. Urutan kestabilan mineral tersebut sangat berguna untuk menentukan meaturity (derajat kematangan) batupasir. Batupasir immature memiliki komposisi fragmen batuan, mineral-mineral tidak stabil seperti olivin, piroxen. Batupasir mature memiliki komposisi kuarsa, butiran feldspar dan beberapa fragmen batuan. Batupasir supermeature memiliki komposisi yang didominasi dengan butiran kuarsa. Meaturity ini juga dapat digunakan sebagai parameter menentukan jauhnya pergerakan material batupasir, semakin menuju kearah supermeature butiran batu pasir telah bergerak jauh dan telah mengalami perubahan iklim.


     Pada dasrnya, terdapat 4 komposisi utama yang digunakan untuk melakukan penamaan pada batupasir, yaitu kuarsa, feldspar, fragmen batuan dan jumlah matriks. Berikut adalah nama-nama yang ada pada klasifikasi.

- Quartz Arenite
Batupasir supermeature dengan mineral yang terlihat hanya kuarsa.

- Arkose
Arkose dapat dilihat dari kehadiran feldspar yang melimpah dan umunya pada singkapan terdapat bagian yang teraltrasi berupa kaolinite. Umumnya hadir pada sistem fluvial terutama jika sumber berupa granit.

- Litheranites
Litheranites memliki komposisi fragmen batuan yang dominan dan berasal dari batuan sebelumnya.

- Greywackes
Pada umumnya, greywacke memiliki tekstur yang keras. Greywacke ini terdeposisi pada arus turbidit sehingga memiliki struktur sedimen yang disebabkan oleh arus turbidit tersebut.

- Hybrides Sandstone

Share:

Litologi Lain


     Gypsum merupakan salah satu mineral hasil evaporasi yang umumnya hadir di permukaan sebgai butiran pada batulempung dengan diameter yang sangat kecil atau dapat berupa urat yang berasosiasi dengan serat gypsum. Selain gypsum juga terdapat mineral anhidrit dan halit yang hadir pada daerah dengan kondisi ksangat kering.


     Ironstone biasanya berwarna kuning hingga coklat pada singkapan dan akan terasa lebih berat dibandingkan dengan sedimen disekitarnya.


     Phosphate atau sedimen phosphate biasanya terdapat dalam wujud fragmen atau nodule. Pada umumnya phosphate memiliki bentuk cryptocrystalline.


     Chert atau rijang, merupakan batuan degnan komposisi silika-an, memiliki kekerasan yang tinggi. Chert biasanya memiliki warna abu-abu gelap hingga hitam atau merah.


     Organic Sediment merupakan batuan sedimen yang terendapkan dari hasil organisme. Contoh sedimen ini adalah batubara.


     Vulcanic sediment merupakan endapan sedimen yang berasal dari material gunungapi. Endapan ini berupa tuff, breksi dan gelasan vulkanik atau kristal.
Share:

Faktor Biologis Bentuklahan Karst

Gambar 1. Contoh algae

     Aktifitas biologis dapat mempengaruhi pembentukan topografi karst, baiks secara langsung maupun tidak langsung. Menurut Bloom (1979) aktifitas biologis (tumbuhan dan mikroorganisme) dapat menghasilkan humus yang akan menutupi batuan dasarnya. Humus menjadikan batuan dasar menjadi anaerobik, sehingga air permukaan yang masuk akan mampu mencapai batuan dasar (sampai zona anaerob). Pada kondisi tersebut, terjadi penambahan tekanan parsial pada COhingga 10 kali lipat. Kenaikan tekanan parsial tersebut menyebabkan meningkatnya kemampuan air untuk melarutkan batuan.

     Disamping meningkatkan tekanan parsial  CO dalam larutan, pada saat pembentukan humus juga terjadi proses dekomposisi material organik yang menghasilkan karbondioksida. Karbondioksida ini disebut sebagai biogenik di dalam tanah (Ritter, 1978). Penambahan karbondioksida ini akan bereaksi terhadap air dan akan mempermudah terjadinya pelarutan pada batuan.

     Selain meningkatnya tekanan parsial dan menambah karbondioksida, aktifitas biologis dapat berpengaruh secara langsung pada pembentukan phytokarst yang dipengaruhi oleh tumbuhan (algae). Algae dapat menembus batuan dengan kedalaman 0,1 - 0,2 mm dan dapat menghasilkan cairan asam yang dapat melarutkan batuan. Akibat adanya perkembangan alga ini akan menghasilkan lubang-lubang yang berhubungan dan bentuk tepinya tajam-tajam.
Share:

Faktor Kimiawi Bentuklahan Karst

     Faktor kimiawi bentuklahan karst merupakan faktor yang terjadi pada unsur kimia dari batugamping tersebut dan erat hubungannya dengan pelarutan. Faktor Kimia pada bentuklahan karst dipengaruhi dari sifat kimia batuan dan zat pelarut.


Kondisi Kimia Batuan
     Kondisi kimia batuan yang diperhatikan adalah komposisi kimia batuan. Secara umum, batugamping memiliki komposisi karbonat lebih dari 50% yang memiliki dua jenis utama yaitu mineral dolomit dan kalsit.(Sweeting, 1973). Batugamping dapat disebut dolomite apabila komposisi dolomite >50% dan juga dapat disebut kalsit apabila komposisi kalsit >50% (Pendexter, 1962).
     Menurut Corbel (1957), menyebutkan bahwa untuk membentuk suatu topografi karst diperlukan setidaknya 60% kalsit dalam batuan sedangkan untuk perkembangan yang baik diperlukan kurang lebih 90% kalsit dalam batuan. Pada kondisi batugamping dengan komposisi kalsit >95% atau sering disebut kalk, hanya akan membentuk topografi yang berupa lembah kering, lubang pelarutan dan bentuk minor yang terdapat dipermukaan lainnya.
     Dolomite memiliki sifat kelarutan yang lebih kecil daripada kalsit, sehingga perkembangan topografi karst pada dolomite kurang baik. Jenis bentuk karst yang dapat dibentuk oleh dolomite adalah surupan kecil, depresi yang dangkal dan nenerapa depresi dengan lantai dasar dan dinding yang terjal

Kondisi Kimia Zat Pelarut
     Zat pelarut atau media pelarut pada bentuklahan karst adalah air alam. Air alam ini dapat berupa air sungai, air hujan ataupun airtanah. Batugamping akan sukarlarut pada air yang netral dan akan mudah larut pada air yang asam karena sifat batugamping yang basa menyebabkan reaksi tinggi pada larutan asam untuk membentuk kesetimbangan dengan cara melarutkan bagiannya.
Share:

Jasa Pembuatan Peta

     Kami menyediakan jasa pembuatan segala macam peta seduai dengan permintaan. Contoh pembuatan peta yang sering ditangain adalah sebagai berikut:
Syarat Pemesanan:
  • Menyertakan jenis peta yang akan dibuat
  • Menyertakan lokasi peta (jika memerlukan administrasi)
  • Menyertakan data tambahan (koordinat pengamatan, dll) jika ada
  • Memberikan contoh penggambaran jika ada.
Tatacara Pemesanan:
  • Pemesan memberikan acuan penggambaran;
  • Neededthing memberikan kisaran harga jadi;
  • Setelah syarat diterima dan harga disetujui, pembuatan peta akan dimulai;
  • Neededthing akan memberikan proses pembuatan peta kepada Pemesan (dalam resolusi rendah);
  • Setelah peta di setujui oleh Pemesan, Peta dan bill pembuatan peta akan dikirimkan ke alamat email Pemesan setelah Transaksi diselesaikan;
  • Pemesan hanya dapat melakukan revisi sebanyak 3 kali setelah Transaksi dilakukan dan Peta Resolusi tinggi dikirimkan
Informasi lebih lanjut dan pemesanan dapat dilakukan melalui:

Hp atau WA : +62852 1047 8686
email: ahmad.rozaqi@gmail.com
Line id: @qhw5021u
ig: @neededthing

Contoh hasil peta: 
Peta Tatagunalahan




Share:

ER Mapper 7.0


     ER mapper merupakan salah satu software yang digunakan dalam keilmuan geologi, geografi dan lain sebagainya yang berhubungan dengan citra. Software ini dapat digunakan untuk melakukan analisis citra dengan menggunakan fungsi pada data raster yaitu fungsi Band. Dengan menggunakan band-band yang ada pada citra, dapat membantu dalam melakukan analisis citra.

Berikut link download software ER mapper 7.0
--> Google Drive <--

Cara penginstallan:
- Extrak file yang telah diunduh pada direktory komputer anda
- Buka foldernya dan cari file dengan nama setup.exe
- Double click file tersebut
- Lakukan penginstallan sampai selesai
- Setelah installasi selesai, JANGAN buka softwarenya terlebih dahulu.
- Setelah selesai melakukan installasi buka directory C dan tambahkan folder dengan nama flexlm (huruf kecil semua)
- Copy file license.dat ke folder flexlm yang telah dibuat
- Jalankan program dan pada saat pertama pilih floating point license
Share:

Faktor Fisik Bentuklahan Karst

     Faktor fisik merupakan faktor yang memiliki wujud. Pada bentuklahan karst dalam pembentukannya terdapat beberapa faktor fisik diantaranya adalah ketebalan batugamping, porositas dan permeabilitas serta intensitas struktur geologi.
Gambar 1. Batugamping tebal

> Ketebalan Batugamping
Setiap batugamping memiliki ketebalan masing-masing. Pada bentuklahan karst memiliki syarat ketebalan batugamping yang cukup tebal sehingga ketika terjadi pelarutan dapat menunjukkan morfologi karst itu sendiri. 
Gambar 2. Batugamping poros

> Porositas dan Permeabilitas
Batugamping memiliki porositas dan permeabilitas. Porositas pada batugamping relative tinggi mejadikannya sebagai batuan yang permeable yaitu dapat mengalirkan air. Karena porositas dan sifat batugamping yang permeable menjadikan batugamping mudah dilalui zat pelarut yang menyebabkannya terlarutkan hingga membentuk bentuk khas dari karst.
Gambar 3. Kekar pada batugamping

> Intensitas Struktur Geologi 
Pada dasarnya, struktur geologi dapat meningkatkan sifat permeable dari batugamping tersebut menjadi batuan yang sangat permeable dan mudah larut. Hal tersebut juga meningkatkan pembentukan bentuklahan karst.
Share:

Faktor-Faktor Bentuklahan Karst


     Pada proses karstsifikasi, terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pembentukannya diantaranya adalah fakktor fisik dan kimia. Faktor fisik merupakan faktor kondisi fisik dari batugamping tersebut, sedangkan faktor kimia merupakan faktor yang berlangsung pada proses kimiawi dari batugamping dan zat pelarut.

     Faktor fisik terdiri dari beberapa aspek yang terdiri dari ketebalan batugamping, porositas dan permeabilitas batugamping serta intensitas dari struktur yang mengenai batuan tersebut. Faktor kimia yang berpengaruh adalah sifat kimia dari zat pelarut dan batugamping.

     Selain Faktor fisik dan kimia, terdapat faktor lain. Faktor lain yang mempengaruhi adalah faktor Biologi, Iklim dan Lingkungan.

Click Here For More -->
Share:

Bentuklahan Karst

Gambar 1. Contoh Bentuklahan Karst


     Karst Merupakan istilah dalam bahasa Jerman yang diambil dari istilah Slovenian kuno yang berarti topografi hasil pelarutan (solution topography) (Blomm, 1979), sedangkan topografi karst adalah suatu topografi yang terbentuk pada daerah dengan litologi yang mudah mengalami pelarutan, menunjukkan topografi yang khas, penyaluran tidak teratur dan terdapat sungai-sungai yang menghilang seketika.
    Karst didominasi oleh litologi gamping. Litologi gamping merupakan salah satu litologi yang sangat mudah mengalami pelarutan. Sifatnya yang basa dapat terlarutkan oleh air hujan yang relative bersifat asam.
Share:

Teras Sungai


     Teras sungai dapat digunakan untuk mengetahui proses-proses yang terjadi pada masa lampau. Hal ini dikarenakan proses pembentuk teras sungai adalah hasil perkembangan sungai atau perubahan base level dari sungai, sehingga dapat mengetahui segala proses yang telah terjadi pada sungai tersebut hingga batas tertentu. Selain itu teras sungai juga dapat dibentuk akibat adanya perubahan iklim.
Share:

Meander


     Meander merupakan kelokan sungai yang diakibatkan karena adanya erosi dari aliran air sungai. Erosi ini terjadi pada bagian luar dari sungai dan terakumulasi pada bagian dalam sungai yang pada akhirnya akan membentuk dataran berupa Point Bar. Erosi akan terjadi terus-menerus selama sungai masih mengalirkan air dan akan membentuk kelokan panjang dan pada tahap akhir erosi dapat memotong kelokan tersebut yang nantinya akan menjadi Oxbow lake.
Share:

Dataran Banjir


     Dataran banjir merupakan daerah yang berada di sekitar sungai berupa dataran luas baik yang ada di sebelah kiri maupun kanan sungai. Dataran banjir ini terbentuk karena penumpukan material sisa-sisa banjir. Umumnya, pada dataran banjir terakumulasi material sedimen berukuran lempung hingga pasir.
Share:

Delta


      Delta terletak pada perbatasan antara sungai dan laut atau dalam bahasa awam sering disebut dengan muara. Delta merupakan bentuklahan fluvial yang terbentuk akibat terakumulasinya material sedimen pada bagian hilir setelah masuk pada daerah base level. Selanjutnya akan dibahas lebih detail pada bagian delta dan pantai.

    Bentuk delta hampir menyerupai bentuk aluvial fan. Perbedaan antara delta dan aluvial fan adalah pada bagian belakang dari keduanya. Alluvial fan berada di depan daerah gawir, sedangkan delta terdapat pada daerah yang relatif datar.
Share:

Pemetaan Permukaan Dalam Penentuan Lokasi Reservoar air

     Pekerjaan ini dilakukan di Wonogiri tepatnya di pinggir bagian utara dari Waduk Gajah Mungkur. Pekerjaan ini memerlukan waktu survey kurang lebih 3 hari dengan luasan 3 hingga 4 Ha. Pekerjaan pemetaan ini dutujukan untuk melakukan pengamatan litologi pada daerah yang di tentukan dimana nantinya akan digunakan sebagai letak dari reservoar air.

     Reservoar air yang akan dibangun merupakan tempat dikumpulkannya air dan tempat pem-filter-an air dan akan disalurkan. Reservoar yang akan dibangun, akan menghasilkan 4 ribu liter atau seberat 4 ton berat air. Berat air yang besar serta berat bangunan yang belum terhitung inilah menyebabkan perlunya ada pemetaan permukaan geologi untuk mengetahui pengaruh struktur yang mungkin ada.


     Pekerjaan ini mengutamakan analisis batuan dari segi geologi serta pengukuran struktur sehingga dapat diketahui jenis batuan yang ada dan memperkirakan kekuatan batuan serta mencari zona yang aman dan terbebas dari struktur geologi yang dapat merusak bangunan.
Share:

Kipas Aluvial (Alluvial Fan)


     Kipas Aluvial merupakan bentuk lahan alluvial yang terbentuk oleh onggokan material lepas dengan bentuk yang menyerupai kipas. Kipas aluvial biasanya terdapat pada daerah dataran yang berada di depan gawir. Material penyusun dari kipas aluvial adalah lempung hingga kerikil dengan pengendapan menghasilkan perselingan antara material tersebut.
     Pada kipas aluvial, energi gravitasi lah yang sangat berpengaruh. Karena gravitasi tersebut mampu menjatuhkan material sehingga menghasilkan perselingan dan graided.
Share:

Tanggul Alam (Natural Levee)


     Tanggul alam merupakan tanggul yang terbentuk secara alami dari hasil luapan endapan banjir dan terdapat pada tepi sungai serta menjadi batas terluar dari sungai. Endapan pada tanggul alam memiliki ciri material yang mampu tertransport pada kecepatan aliran yang rendah. Struktur sedimen yang terbentuk adalah berlapis.

Share:

Endapan Gosong (Bar Deposit)


     Endapan Gosong atau bar deposit adalah endapan sungai yang berada pada tengah maupun tepi sungai. Endapan ini berasal dari sedimentasi sungai yang umumnya terjadi penumpukan setelah adanya banjir dan tererosi pada saat air surut sehingga menyisakan material yang tidak dapat diangkut oleh arus normal.

     Endapan Gosong terdiri atas material lempung, pasir hingga krikil. Struktur sedimen yang terbentuk pada endapan gosong ini adalah silang siur, ripple dan gelombang.
Share:

Sungai Teranyam (Braided Stream)


     Sungai teranyam merupakan sungai yang terdapat pada dataran dengan morfologi cenderung datar. Morfologi yang cenderung datar ini menyebabkan aliran arus sungai pada sungai teranyam ini memiliki energi yang rendah sedangkan energi sedimentasinya tinggi sehingga terdapat banyak rumpukan material yang dibawa oleh sungai baik dari lempung, pasir hingga kerikil. Material yang mengendap pada sungai teranyam ini dapat membentuk point bar berbagai macam ukuran yang ada di sepanjang sungai. Point bar yang terbentuk pada daerah sungai teranyam ini dengan kecepatan aliran yang rendah menghasilkan endapan dengan struktur silang siur, wavy dan ripple.

Berikut bagian-bagian dari sungai teranyam

Share:

Macam-macam Bentuklahan Fluvial


     Berdasarkan proses terbentuknya, bentuk lahan fluvial dapat dibedakan menjadi beberapa macam, diantaranya adalah:

  1. Sungai Teranyam (braided stream)
  2. Endapan Gosong (Bar Deposite)
  3. Tanggul Alam (natural levee)
  4. Kipas Aluvial (Alluvial Fan)
  5. Delta
  6. Dataran Banjir
  7. Meander
  8. Teras Sungai
Share:

Clinic Bimbel

Popular Posts

Blog Archive

Followers