• Jasa Pengukuran Geolistrik

    Kami menyediakan jasa pengukuran Geolistrik untuk berbagai macam bidang oleh tenaga ahli handal yang telah berpengalaman.

  • Jasa Pemboran / Pengeboran

    Kami menyediakan jasa pemboran untuk berbagai macam keperluan baik untuk pemboran sumur dalam maupun geoteknik.

  • Jasa Pembuatan Peta

    Kami menyediakan jasa pembuatan berbagai macam peta seluruh Indonesia. Hasil dapat berupa raster maupun vector sesuai dengan pesanan.

  • Jasa Pemetaan Geologi

    Kami menyediakan jasa untuk melalkukan pemetaan geologi, baik untuk keperluan tambang, geoteknik maupun keperluan penelitian.

Peta Administrasi Kecamatan Mijen, Kabupaten Demak

     Kecamatan Mijen merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Demak. Secara geografis, Kecamatan Mijen terletak diantara 110 39' 33" hingga 110 45' 34" Bujur Timur dan 6 45' 47" hingga 6 52' 2" Lintang Selatan. Secara administrasi, Kecamatan Mijen berbatasan langsung dengan Kabupaten Jepara di bagian utara, Kecamatan Karanganyar di bagian timur, Kecamatan Demak di bagian selatan dan Kecamatan Wedung di bagian barat.
Gambar 1. Peta Administrasi Kecamatan Mijen

     Kecamatan Mijen terdiri dari 15 desa/kelurahan. Berikut merupakan daftar desa yang ada di Kecamatan Mijen, Kabupaten Demak.
  1. Desa Bakung
  2. Desa Banteng Mati
  3. Desa Bermi
  4. Desa Gempolsongo
  5. Desa Geneng
  6. Desa Jleper
  7. Desa Mijen
  8. Desa Mlaten
  9. Desa Ngegot
  10. Desa Ngelo Kulon
  11. Desa Ngelo Wetan
  12. Desa Pasir
  13. Desa Pecuk
  14. Desa Rejosari
  15. Desa Tanggul
--> Jasa Pembuatan Peta

Share:

Pengawetan yang Mengalami Perubahan

     Pengawetan jenis ini umumnya terjadi pada organisme yang mengalami pembusukan yang meninggalkan salah satu unsur atau tergantikan dengan senyawa lain. Pengawetan jenis ini terbagi menjadi tiga, yaitu
Gambar 1. Fosil Karbonisasi Daun

Karbonisasi

     Dikenal juga sebagai proses destilasi. Proses destilasi adalah proses pada zat organik organisme mengalami pembusukan secara perlahan setelah terkubur. Pembusukan yang terjadi adalah kehilangan gas dan cairannya sehingga meninggalkan lapisan karbon.

Permineralisasi/Petrifikasi

     Pengawetan ini terjadi apabila airtanah yang memiliki komposisi tertentu menyusup kedalam tubuh fosil melalui pori-pori. Airtanah yang menyusup mengendapkan mineral-mineral yang dibawanya sehingga meningkatkan tingkat resistensi organisme terhadap pembusukan. Permineralisasi merupakan sebutan untuk fosil dengan satu jenis mineral sedangkan petrifikasi untuk fosil dengan berbagai macam mineral.

Penggantian (Replacement)

    Pengawetan ini terjadi pada organisme yang telah terendapkan dan hilang digantikan oleh mineral-mineral yang dibawa airtanah sehingga bentuknya masih sama dengan sebelumnya.

Share:

Peta Administrasi Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Demak

     Kecamatan Kebonagung merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Demak. Secara geografis, Kecamatan Kebonagung terletak diantara 110 40' 4" hingga 110 45' 45" Bujur Timur dan 6 57' 50" hingga 7 3' 15" Lintang Selatan. Secara administrasi, Kecamatan Kebonagung berbatasan langsung dengan Kecamatan Dempet, Wonosalam dan Guntur di bagian utara serta Kabupaten Grobogan di bagian selatan.
Gambar 1. Peta Administrasi Kecamatan Kebonagung

     Kecamatan Kebonagung terdiri dari 14 desa/kelurahan. Berikut merupakan daftar desa yang ada di Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Demak.
  1. Dea Babad
  2. Desa Kebonagung
  3. Desa Klampok Lor
  4. Desa Mangunan Lor
  5. Desa Mangunrejo
  6. Desa Megonten
  7. Desa Mijen
  8. Desa Pilangwetan
  9. Desa Prigi
  10. Desa Sarimulyo
  11. Desa Soko Kidul
  12. Desa Solowire
  13. Desa Tlogosih
  14. Desa Werdoyo
--> Jasa Pembuatan Peta

Share:

Pengawetan Bagian Keras Organisme

     Bagian keras dari suatu organisme merupakan bagian paling resisten terhadap pembusukan. Meskipun demikian, tidak semua bagian keras organisme dapat menjadi fosi. Terdapat syarat yang harus dimiliki bagian keras organisme untuk dapat terfosilkan, yaitu tersusun atas mineral yang tahan/resisten terhadap pelapukan dan reaksi kimia. Berdasarkan komposisinya pengawetan ini terdiri dari empat macam, yaitu
Gambar 1. Fosil Gading Mammoth

Fosil Karbonatan

     Merupakan fosil yang tersusun atas senyawa kalsium karbonat. Contoh fosil karbonatan adalah pada cangkang, kerang, siput dan koral.

Fosil Silikatan

     Merupakan fosil yang tersusun atas senyawa silika seperti golongan plankton (diatome dan radiolaria) dan golongan spons (silicious sclerite).

Fosil Fosfatan

     Merupakan fosil yang tersusun atas senyawa kalsium fosfat seperti yang terdapat pada gigi, gading dan beberapa rangka luar suatu organisme. Senyawa ini merupakan senyawa paling baik bertahan dari pelapukan sehingga banyak organisme yang menjadi fosil dengan bentuk yang bagus.

Fosil Khitanan

    Merupakan fosil yang tersusun atas senyawa khitin. Senyawa ini biasanya terdapat pada kerangka luar suatu organisme seperti arthropoda.

Share:

Pengawetan Bagian Lunak Dari Organisme

     Proses pengawetan bagian lunak merupakan pengawetan yang paling jarang ditemui. Pengawetan jenis ini memerlukan kondisi sangat khusus. Umumnya bagian lunak organisme akan mudah mengalami pembusukan, itulah mengapa sangat jarang sekali ditemukan pengawetan jenis ini. Organisme harus terkubur pada media tertentu yang dapat menghalanginya mengalami pembusukan seperti getah. Getah dapat menghalangi bakteri-bakteri yang akan menghancurkan bagian lunak organisme sehingga organisme akan tetap bertahan.

Gambar 1. Fosil laba-laba dalam getah
Share:

Metamorfisme Lokal

     Metamorfisme lokal merupakan metamorfisme yang terjadi pada daerah yang sempit hanya berkisar beberapa meter hingga kilometer saja. Metamorfisme lokal ini terbagi menjadi enam jenis, diantaranya adalah
Gambar 1. Jenis-jenis dan Letak Metamorfosa

Metamorfisme Kontak

     Merupakan metamorfisme pada batuan yang mengalami kontak dengan batuan beku intrusif maupun ekstrusif. Perubahan tersebut terjadi karena adanya pemanasan dari magma. Proses yang terjadi pada metamorfisme ini adalah rekristalisasi, reaksi antar mineral, reaksi antar mineral dan fluida sebagai pengganti atau penambah material. Batuan pada metamorfosa ini biasanya memiliki butiran yang relatif halus.

Pirometamorfisme/Metamorfisme Thermal

    Merupakan metamorfisme merupakan jenis khusus dari metamorfisme lokal, dimana batuan pada metamorfisme ini mengalami kontak langsung dengan magma dan meninggalkan efek hasil temperatur yang sangat tinggi pada kondisi vulkanik atau quasi vulkanik. Contoh pada Xenolith atau Zendike.

Metamorfisme Kataklastik

     Merupakan metamorfisme pada zona yang mengalami deformasi intensif, seperti patahan. Proses yang terjadi pada metamorfisme ini murni karena adanya gaya mekanis yang mengakibatkan adanya penggerusan dan sranulasi batuan. Batuan yang dihasilkan pada metamorfisme ini berupa batuan non foliasi, seperti breccia fault gauge atau milonit.

Metamorfisme Hidrothermal

     Merupakan metamorfisme pada batuan yang mengalami perubahan karena adanya perkolasi fluida atau gas panas pada jaringan antar butir atau pada retakan-retakan batuan. Proses yang terjadi pada metamorfisme ini adalah perubahan komposisi mineral dan kimia batua mineral yang dipengaruhi oleh confining pressure.

Metamorfisme Impact

     Merupakan metamorfisme yang terjadi akibat adanya tabrakan hypervelocity sebuah meteorit. Kisaran waktu pembentukannya hanya beberapa mikrodetik dan umumnya ditandai dengan terbentuknya costie dan stishovite.

Metamorfisme Retrogade/Diaropetris

     Merupakan metamorfisme yang terjadi akibat adanya penurunan temperatur sehingga kumpulan mineral metamorfisme tingkat tinggi berubah menjadi kumpulan mineral stabil pada temperatur yang lebih rendah.

Bucher, Kurt dan Frey, Martin. 2000. Petrogenesis of Metamorphic Rocks. German: Springer, Berlin, Heidelberg.


Share:

Metamorfisme Regional

     Metamorfosa Regional atau dinamothermal merupakan metamorfosa yang terjadi pada daerah sangat luas. Metamorfosa ini dibedakan menjadi tiga, yaitu metamorfosa orogenik, burial dan dasar samudera (ocean-floor).
Gambar 1. Metamorfisme Regional

Metamorfisme Orogenik

    Merupakan metamorfosa yang terjadipada sabuk orogenik dimana proses deformasi yang menjadi penyebab utama rekristalisasi. Umumnya, batuan metamorf yang mengalami kejadian ini memiliki butiran mineral yang terorientasi dan membentuk sabuk yang melampar dari ratusan sampe ribuan kilometer.

Metamorfisme Burial

     Merupakan metamorfosa yang terjadi pada batuan akibat kenaikan tekanan dan temperatur dengan dominasi tekanan pada lapisan yang berasal dari hasil sedimentasi intensif kemudian mengalami deformasi berupa lipatan. Proses yang terjadi pada metamorfisme ini adalah reaksi antar kimia dan fluida yang masih tertinggal pada proses sedimentasi.

Metamorfisme Dasar Samudera

     Merupakan metamorfisme yang terjadi pada sekitar punggung tengah samudra (mid oceanic ridge). Batuan metamorf yang dihasilkan umumnya memiliki komposisi basa hingga ultra basa. Metamorfisme ini terjadi karena adanya pemanasan air laut menyebabkan mudah terjadinya reaksi kimia antara batuan dan air laut tersebut.

Bucher, Kurt dan Frey, Martin. 2000. Petrogenesis of Metamorphic Rocks. German: Springer, Berlin, Heidelberg.

Share:

Peta Administrasi Kecamatan Karangawen, Kabupaten Demak

     Kecamatan Karangawen merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Demak. Secara geografis, Kecamatan Karangawen terletak diantara 110 30' 36" hingga 110 37' 10" Bujur Timur dan 7 0' 24" hingga 7 8' 23" Lintang Selatan. Secara administrasi, Kecamatan Karanganyar berbatasan langsung dengan Kecamatan Guntur di bagian utara, Kabupaten Grobogan di bagian timue, Kabupaten Semarang di bagian selatan dan Kecamatan Mranggen di bagian barat.
Gambar 1. Peta Administrasi Kecamatan Karangawen

     Kecamatan Karangawen terdiri dari 12 desa/kelurahan. Berikut merupakan daftar desa yang ada di Kecamatan Karangawen, Kabupaten Demak.
  1. Desa Brambang
  2. Desa Bumirejo
  3. Desa Jragung
  4. Desa Karangawen
  5. Desa Kuripan
  6. Desa Margohayu
  7. Desa Pundenarum
  8. Desa Rejosari
  9. Desa Sido Rejo
  10. Desa Teluk
  11. Desa Tlogorejo
  12. Desa Wonosekar
--> Jasa Pembuatan Peta

Share:

Jenis-jenis Pengawetan Fosil

     Fosil dapat terbentuk dan bertahan hingga ditemukan karena telah terjadi pengawetan secara alami pada tubuh fosil tersebut. Pengawetan yang terjadi pada setiap fosil memiliki jenis yang berbeda diantaranya adalah
Gambar 1. Fosil Ikan

  1. Pengawetan bagian lunak organisme
  2. Pengawetan bagian keras organisme
  3. Pengawetan organisme yang mengalami perubahan
  4. Pengawetan jejak, tapak dan sisa organisme
     Pengawetan tersebut terjadi pada organisme yang berbeda-beda bergantung pada kondisi tubuh dan wilayah organisme mati sebelum menjadi fosil.

Endarto, Danang. 2005. Pengantar Geologi Dasar. Surakarta: Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) UNS dan UPT Penerbitan Percetakan UNS (UNS Pers)
Share:

Fosil dan Persyaratan Menjadi Fosil

     Fosil berasal dari bahasa latin "fossa" yang berarti sisa-sisa atau bekas-bekas makhluk hidup. Fosil dapat terbentuk karena penutupan langsung oleh material sedimen pada makhluk hidup yang belum sempat mengalami pembusukan. Dalam pembentukannya, makhluk hidup yang mungkin menjadi fosil memiliki beberapa syarat diantaranya adalah
Gambar 1. Fosil Trilobita
  • Organisme harus memiliki bagian yang keras, seperti cangkang, tulang, gigi atau jaringan kayu
  • Organisme harus terhindar dari kehancuran setelah mati (membusuk dan terutai)
  • Organisme harus segera terkubur oleh material sedimen yang dapat menahan kehancuran/pembusukan makhluk hidup
  • Organisme harus terawetkan secara alamiah bukan buatan manusia.
     Dari semua persyaratan tersebut tidak semuanya mutlak harus ada pada fosil. bagian keras misalnya, tidak semua fosil memiliki bagian keras seperti ubur-ubur juga dapat menjadi fosil hal tersebut terjadi karena ubur-ubur berada pada kondisi yang mampu menghambat kehancuran dan tersedimentasi sehingga mampu menjadi fosil.

     Salah satu fungsi fosil adalah untuk mengetahui umur relatif batuan dengan menggunakan fosil index. Fosil index merupakan fosil yang baik untuk digunakan sebagai penciri peristiwa geologi tertentu. Tidak semua fosil yang terbentuk dapat menjadi fosil index karena fosil index memiliki persyaratan khusus diantaranya adalah
  • mudah dinekal
  • berjumlah banyak
  • penyebaran gegrafis yang luas
  • kisaran hidup pendek.
Erickson, Jon. 2000. An Introduction to Fossil and Minerals Seeking Clues to the Earth's Past Revisied Third. New York: Fact on File, Inc
Share:

Paleontologi


     Paleontologi terdiri dari tiga suku kata yang berasal dari bahasa latin, yaitu Paleo yang berarti tua, Ontos yang berarti kehidupan dan logos yang berarti ilmu. Secara harfiah, Paleontologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari kehidupan masa lampau. Kehidupan yang dipelajari dalam paleontologi merupakan kehidupan yang pernah ada sebelum saat ini. Dalam upaya mengetahui kondisi masa lampau, perlu adanya media yang dapat menghantarkan peneliti, yaitu fosil atau dalam bahasa latin "fossa" yang berarti sisa-sisa atau bekas-bekas makhluk hidup yang membatu.

--> Syarat-syarat Menjadi Fosil dan Fosil Indeks

--> Jenis-jenis Pengawetan

-->Tata Cara Penamaan Fosil


Share:

Peta Administrasi Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak

     Kecamatan Karanganyar merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Demak. Secara geografis, Kecamatan Karanganyar terletak diantara 110 42' 53" hingga 110 50' 19" Bujur Timur dan 6 47' 28" hingga 6 53' 53" Lintang Selatan. Secara administrasi, Kecamatan Karanganyar berbatasan langsung dengan Kabupaten Kudus di bagian utara dan timur, Kecamatan Gajah di bagian selatan dan Kecamatan Mijen di bagian barat.
Gambar 1. Peta Administrasi Kecamatan Karanganyar

     Kecamatan Karanganyar terdiri dari 17 desa/kelurahan. Berikut merupakan daftar desa yang ada di Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak.
  1. Desa Bandungrejo
  2. Desa Cangkring
  3. Desa Cangkring Rembang
  4. Desa Jatirejo
  5. Desa Karanganyar
  6. Desa Kedungwaru Kidul
  7. Desa Kedungwaru Lor
  8. Desa Ketanjung
  9. Desa Kotakan
  10. Desa Ngaluran
  11. Desa Ngemplik Wetan
  12. Desa Tugu Lor
  13. Desa Tuwang
  14. Desa Undaan Kidul
  15. Desa Undaan Lor
  16. Desa Wonoketingal
  17. Deas Wonorejo
--> Jasa Pembuatan Peta

Share:

Klasifikasi Batuan Metamorf

     Batuan metamorf memiliki berbagai macam bentuk dan ciri pada setiap batuannya yang di pengaruhi oleh proses pembentukan dan menghasilkan struktur dan tekstur. Dengan adanya struktur dan tekstur yang nampak, W.T Huang (1962) mengemukakan klasifikasi batuan metamorf sebagai berikut:
Gambar 1. Klasifikasi Batuan Metamorf menurut W.T Huang (1962)

Share:

Peta Administrasi Kecamatan Karang Tengah, Kabupaten Demak

     Kecamatan Karang Tengah merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Demak. Secara geografis, Kecamatan Karang Tengah terletak diantara 110 30' 53" hingga 110 38' 29" Bujur Timur dan 6 50' 3" hingga 6 58' 3" Lintang Selatan. Secara administrasi, Kecamatan Karang Tengah berbatasan langsung dengan Kecamatan Bonang di bagian utara, Kecamatan Demak dan Wonosalam di bagian timur, Kecamatan Guntur di bagian selatan serta Kecamatan Sayung di bagian barat.
Gambar 1. Peta Administrasi Kecamatan Karang Tengah

     Kecamatan Karang Tengah terdiri dari 17 desa/kelurahan. Berikut merupakan daftar desa yang ada di Kecamatan Karang Tengah, Kabupaten Demak.
  1. Desa Batu
  2. Desa Donorejo
  3. Desa Dukun
  4. Desa Grogol
  5. Desa Karangsari
  6. Desa Karangtowo
  7. Desa Kedunguter
  8. Desa Klitih
  9. Desa Pidodo
  10. Desa Ploso
  11. Desa Pulosari
  12. Desa Rejosari
  13. Desa Sampang
  14. Desa Tambakbulusan
  15. Desa Wonoagung
  16. Desa Wonokerto
  17. Desa Wonowoso

Share:

Peta Administrasi Kecamatan Guntur, Kabupaten Demak

     Kecamatan Guntur merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Demak. Secara geografis, Kecamatan Guntur terletak diantara 110 32' 50" hingga 110 40' 29" Bujur Timur dan 6 56' 2" hingga 7 1' 21" Lintang Selatan. Secara administrasi, Kecamatan Guntur berbatasan langsung dengan Kecamatan Karang Tengah di bagian utara, Kecamatan Wonosalam di bagian timur, Kabupaten Grobogan dan Kecamatan Karangawen di bagian selatan serta Kecamatan Mranggen dan Sayung di bagian barat.
Gambar 1. Peta Administrasi Kecamatan Guntur, Kabupaten Demak

     Kecamatan Guntur terdiri dari 20 desa/kelurahan. Berikut merupakan daftar desa yang ada di Kecamatan Guntur, Kabupaten Demak.
  1. Desa Bakalrejo
  2. Desa Banjarejo
  3. Desa Blerong
  4. Desa Bogosari
  5. Desa Burniharjo
  6. Desa Gaji
  7. Desa Guntur
  8. Desa Krandon
  9. Desa Pamongan
  10. Desa Sarirejo
  11. Desa Sidoharjo
  12. Desa Sidokumpul
  13. Desa Sukorejo
  14. Desa Tangkis
  15. Desa Temuroso
  16. Desa Tlogorejo
  17. Desa Tlogoweru
  18. Desa Trimulyo
  19. Desa Turitempel
  20. Desa Wonorejo
--> Jasa Pembuatan Peta

Share:

Tipe-tipe Metamorfisme

     Becher dan Frey (1994) mengemukakan bahwa berdasarkan tatanan geologinya, metamorfisme memiliki dua tipe utama, yaitu metamorfisme regional dan metamorfisme lokal. Metamorfisme regional merupakan metamorfisme yang terjadi pada daerah sangat luas sedangkan metamorfisme lokal merupakan metamorfisme yang terjadi pada daerah yang relatif sempit. (Baca Juga Batuan Metamorf)
Gambar 1. Letak Metamorfisme

--> Tipe Metamorfisme Regional

--> Tipe Metamorfisme Lokal


Share:

Peta Administrasi Kecamatan Gajah, Kabupaten Demak

     Kecamatan Gajah merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Demak. Secara geografis, Kecamatan Gajah terletak diantara 110 41' 37" hingga 110 48' 5" Bujur Timur dan 6 51' 56" hingga 6 56' 24" Lintang Selatan. Secara administrasi, Kecamatan Gajah berbatasan langsung dengan Kecamatan Karanganyar di bagian utara, Kabupaten Kudus di bagian timur, Kecamatan Dempet di bagian selatan dan Kecamatan Wonosalam di bagian barat.
Gambar 1. Peta Administrasi Kecamatan Gajah, Kabupaten Demak

     Kecamatan Gajah terdiri dari 13 desa/kelurahan. Berikut merupakan daftar desa yang ada di Kecamatan Gajah, Kabupaten Demak.
  1. Desa Banjarsari
  2. Desa Boyolali
  3. Desa Gajah
  4. Desa Gedangalas
  5. Desa Jatisono
  6. Desa Kedondong
  7. Desa Medini
  8. Desa mLatiharjo
  9. Desa Mlekang
  10. Desa Mojosimo
  11. Desa Sambiroto
  12. Desa Sambung
  13. Desa Sari

Share:

Tekstur Batuan Metamorf

     Tekstur batuan metamorf merupakan kenampakan batuan yang dilihat berdasarkan pada ukuran, bentuk, orientasi butir mineral dan individual penyusun batuan metamorf.
Gambar 1. Kondisi Kristal pada batuan metamorf

1. Tekstur Berdasarkan Ketahanan Mineral terhadap proses Metamorfisme

  • Relict
    Merupakan tekstur batuan metamorf yang masih menunjukkan sisa-sisa tekstur batuan asalnya. Tekstur ini juga dapat memperlihatkan dengan jelas batuan asalnya.
  • Kristaloblastik
    Merupakan tekstur batuan metamorf yang terbentuk oleh proses metamorfisme itu sendiri. Batuan dengan tekstur ini sudah mengalami rekristalisasi sehingga tekstur batuan asalnya sudah tidak tampak.

2. Tekstur Berdasarkan Ukuran Butir

  • Fanerit
    Merupakan tekstur batuan metamorf yang memiliki butiran kristal besar dan dapat dilihat dengan menggunakan mata.
  • Afanitit
    Merupakan tekstur batuan metamorf yang memiliki butiran kristal relatif kecil dan sudah tidak bisa dilihat dengan mata tanpa bantuan mikroskop.

3. Tekstur Berdasarkan Bentuk Individual Kristal

  • Euhedral
    Merupakan tekstur batuan metamorf dimana kristal-kristal dibatasi oleh bidang permukaan kristal itu sendiri
  • Subhedral
    Merupakan tekstur batuan metamorf dimana kristal-kristal dibatasi oleh sebagian dari bidang permukaan kristal itu sendiri.
  • Anhedral
    Merupakan tekstur batuan metamorf dimana kristal-kristal seluruhnya dibatasi oleh bidang permukaan kristal yang lain.

Share:

Clinic Bimbel

Popular Posts

Blog Archive

Followers