• Jasa Pengukuran Geolistrik

    Kami menyediakan jasa pengukuran Geolistrik untuk berbagai macam bidang oleh tenaga ahli handal yang telah berpengalaman.

  • Jasa Pemboran / Pengeboran

    Kami menyediakan jasa pemboran untuk berbagai macam keperluan baik untuk pemboran sumur dalam maupun geoteknik.

  • Jasa Pembuatan Peta

    Kami menyediakan jasa pembuatan berbagai macam peta seluruh Indonesia. Hasil dapat berupa raster maupun vector sesuai dengan pesanan.

  • Jasa Pemetaan Geologi

    Kami menyediakan jasa untuk melalkukan pemetaan geologi, baik untuk keperluan tambang, geoteknik maupun keperluan penelitian.

Klasifikasi Gunungapi

Berdasarkan tempat keluarnya magma, gunungapi terbagi menjadi empat jenis, yaitu:
1.      Termal eruption yaitu lubang kepundan merupakan saluran utama peletusan
2.      Subtermal effusion yaitu gunungapi yang membentuk sill yang menerobos ke permukaan
3.      Lateral eruption yaitu gunungapi dengan korok yang melingkar (ring dike) dapat berfungsi sebagai saluran magma ke permukaan
4.      Excentric eruption terjadi di bagian kaki gunungapi, dengan sistem magma tersendiri yang ada kaitannya dengan kepundan utama

Gambar 1. Klasifikasi gunungapi berdasarkan letak sumber erupsi


Berdasarkan viskositas, tekanan gas dan kedalaman magma, Escher (1952) mengklasifikasikan menjadi tujuh tipe yang terdiri dari:
1.      Tipe Hawaii
Tipe hawai ini dicirikan dengan lavanya yang cenderung cair dan tipis dengan hasil membentuk gunungapi prisai. Tipe ini banyak ditemukan di Hawaii seperti di Kailauea dan Maunaloa.

2.      Tipe Stromboli
Tipe Stromboli ini memiliki sifat magma yang sangat cair dengan kandungan gas yang rendah. Pada peletusan di jumpai ledakan-ledakan kecil pada permukaan. Material yang dijumpai adalah material berukuran abu, bom dan lapilli.

3.      Tipe Vulkano
Tipe Vulkano ini memiliki sifat magma yang tidak terlalu cair dengan tekanan gas yang sedang.

4.      Tipe Merapi
Tipe merapi ini memiliki dapur magma yang relatif dangkal dan tekanan gas agak rendah dengan sifat magma cair-kental. Karena sifatnya tersebut apabila magma melalui lubang kepundan dengan kecepatan lebih rendah dari proses pembekuan magama akan berakibat mengalami sumbatan lava yang dapat memperbesar kekuatan letusan karena tersumbatnya kepundan.

5.      Tipe ST. Voncent
Tipe ST. Voncent ini memiliki ciri magma yang kental dengan tekanan gas yang menengah. Sifat magma tersebut mengakibatkan terjadinya letusan yang mampu menghilangkan bagian puncak gunungapi dan menjadikan kawah gunungapi.

6.      Tipe Pelee
Tipe pelee ini memiliki ciri magma yang sama dengan merapi tetapi memiliki tekanan gas yang lebih besar sehingga memungkinkan untuk kerusakan yang lebih luas daripada tipe merapi.

7.      Tipe Perret
Tipe Perret ini dicirikan dengan tekanan gas yang sangat kuat dengan magma yang cair. Pada tipe ini kerusakan yang terjadi sangat besar hingga mampu merusak gunungapi tersebut. Contoh gunung tipe ini adalah gunung krakatau yang tadinya menjulang melewati laut hingga hancur dan menjadi lautan.

Gambar 2. Klasifikasi gunungapi berdasarkan kekentalan magma, tekanan gas dan jarak dapur magma



Share:

Graphic Log

Graphic log merupakan salah satu metode penggambaran perlapisan sedimen yang sangat baik untuk digunakan. Graphic log ini menggambarkan kondisi perlapisan yang tertuang dalam bentuk log dengan penggambaran yang detail dan memuat semua konten di lapangan seperti ketebalan, litologi, struktur sedimen bahkan kopisisi fosil yang ada di singkapan. Menggunakan graphic log dapat menguntungkan ketika hendak melakukan korelasi pada data lapangan yang didapatkan pada setiap lokasi pengamatan.

Graphic log memiliki beberapa komponen yang menjadikannya menarik untuk dibaca. Dari komponen-komponen tersebut terdapat komponen penting yang harus dicatatkan pada graphic log tersebut diantaranya:
1.      Ketebalan lapisan dan arah perlamparan (strike/dip)
Ketebalan lapisan dapat diukur menggunakan alat ukur seperti penggari atau meteran. Ketebalan dapat digunakan sebagai penentu awal lama pengendapan terjadi serta pada korelasinya dapat digunakan untuk mengetahui geometri dari pengendapan lapisan sedimen tersebut.  Pengukuran strike/dip dilakukan untuk mengetahui arah perlamparan dari perlapisan yang didaptkan setelah melakukan korelasi pada setiap pengamatan. Arah tersebut akan menggambarkan paleocurrent hingga menjelaskan struktur yang melewati daerah penelitian.
2.      Litologi
Litologi merupakan komponen yang tidak dapat dihilangkan, karena dengan adanya litologi ini akan menjelaskan pengendapan yang terjadi pada daerah tersebut sehingga akan mengetahu sejarah geologi yang pernah terjadi pada daerah yang diteliti
3.      Ukuran butir
Ukuran butir yang diacantumkan akan membantu memperkirakan kecepatan arus yang terjadi ketika pengendapan dan dapat mengetahui paleo topography daerah penelitian.
4.      Struktur sedimen
Struktur sedimen akan menjelaskan paleo current yang terjadi dari mulai arah dan jenis arus yang melalui daerah tersebut.
5.      Komposisi fosil
Komposisi fosil dapat membantu dalam penentuan umur batuan sehingga dapat mengetahui urutan stratigrafi dan hubungannya dengan singkapan lain yang mungkin di temukan juga di sekitar daerah penelitian.

Dari semua komponen tersebut yang wajib dicantumkan ketika membuat graphic log, akan sangat membantu dalam hal korelasi satuan litologi pada daerah penelitian di mana akan menjawab bagaimana sejarah geologinya beserta arus pengendapannya dan mengetahui umur dari batuan tersebut tanpa melakukan penulisan yang mendetail dan hanya memerlukan keterangan-keterangan singkat yang mungkin diperlukan.

Graphic log dituliskan dalam bentuk penggambaran pada setiap komponen dengan simbol-simbol tertentu. Berikut salah satu contoh penulisan symbol pada graphic log


*Sumber:
Maurice E. Tucker : Sedimentary Rock in the Field (Third Edition), Departemen of Geological Sciences University of Dunham, UK. 2003
Share:

Proses Vulkanisme

   Proses Vulkanisme merupakan suatu kegiatan gunungapi saat mengeluarkan magma. Proses vulkanisme ini dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu:
1.      Vulkanisme Letusan
Terbentuk adanya proses vulkanisme dengan sifat magma asam sehingga menimbulkan letusan
Gambar 1. Ilustrasi vulkanisme letusan

2.      Vulkanisme Lelehan
Terbentuk karena adanya proses vulkanisme pada magma dengan sifat basa.
Gambar 2. Ilustrasi vulkanisme lelehan

3.      Vulkanisme Campuran

Terjadi pada magma intermediate sehingga sebagian meletus dan sebagian lainnya meleleh di sekitar kepundan.
Gambar 3. Ilustrasi vulkanisme campuran


Share:

Bentuk Lahan Vulkanik

Gambar 1. Ilustrasi zona subduksi

Bentuk lahan vulkanik merupakan bentuk lahan yang terbentuk karena adanya proses vulkanisme. Pada umumnya dijumpai di daerah zona subduksi.

  1. Proses Vulkanisme
  2. Klasifikasi Gunungapi
  3. Zonasi Gunungapi
  4. Macam-macam Bentuk Lahan Gunungapi
  5. Dampak Lingkungan Gunungapi
Share:

GPS


Pengertian GPS
Geographic Positioning System atau kita kenal sebagai GPS merupakan suatu sistem yang digunakan untuk menentukan letak di permukaan bumi dengan penyelarasan sinyal satelit.

Cara Kerja GPS
GPS memiliki sistem kerja penyelarasan terhadap sinyal satelit, oleh sebab itu satelit merupakan komponen yang paling penting ketika kita menggunakan GPS. Dalam penyelarasan terhadap sinyal satelit, GPS mengirimkan sinyal menuju satelit mengenai keberadaannya yang kemudian ditangkap oleh satelite dan di lanjutkan kembali ke GPS dalam bentuk posisi sesuai dengan koordinat system yang digunakan.

Kegunaan GPS
Terdapat dua kegunaan utama dalam penggunaan GPS, yaitu untuk mengetahui posisi dan perjalanan yang dilalui (tracking). Posisi yang ada di GPS akan menunjukkan titik dimana alat GPS tersebut berada. Perjalanan yang dilalui juga dapat direkam dengan menggunakan alat GPS yang nantinya akan memperlihatkan perjalanan yang telah dilalui, daerah mana saja yang dilalui.

Share:

Contact Person


Nama: Ahmad Rozaqi

Alamat: Jl. Bandar-Wonotunggal RT 003/004, Bandar Utara, Bandar, Batang

No. HP : 085201548669

Email : ahmad.rozaqi@gmail.com

Share:

Lankah-langkah Deskripsi Lapangan Batuan Sedimen


Dalam pengamatan, terdapat beberapa hal yang harus dilakukan. Hal-hal tersebut dapat berhubungan satu sama lain dan harus sesuai urutan dalam melakukan perekaman data agar data yang di catat sesuai dan dapat dibaca hingga di pahami oleh orang lain. Berikut adalah langkah untuk melakukan pencatatan atau recording pada lapangan dengan komposisi utama batuan sedimen.

1.             Menuliskan secara detail mengenai lokasi pengamatan. Catat segala hal yang ada pada singkapan menggunakan Buku Catatan Lapangan, gambarkan dan foto untuk melengkapinya. Jika terdapat lipatan, amati stratanya dan gambar log litologinya bila perlu.
2.             Identifikasi litologinya baik mineral penyusun dan komposisi batuannya.
3.             Periksa tekstur batuan yang ada, meliputi:
a.              Warna litologi
b.             Ukuran butir
c.              Bentuk butir
d.             Kebundaran
e.              Sortasi
4.             Memperhatikan struktur sedimen pada bagian atas lapisan, pada tubuh lapisan dan pada bagian bawah lapisan.
5.             Catat geometri lapisan sedimen dan tentukan hubungan antar satuan litologi yang ada di daerah pengamatan.
6.             Cari kehadiran fosil untuk memperkirakan umur litologi
7.             Ukur struktur yang dapat menunjukkan paleocurrent.
8.             Pertimbangkan lithofasies, proses pengendapan, intepretasi sekilas mengenai lingkungan pengendapan dan paleogeografi.

9.             Bawa semua data termasuk sample untuk dilakukan analisis lebih lanjut di Lab.
Share:

Peta Administrasi Kecamatan Cepiring

      Kecamatan Cepiring, Kabupaten Kendal terletak pada 6° 51’ 30” - 6° 57’ 40” LS Lintang Selatan dan 110° 07’ 45” - 110° 10’ 30” Bujur Timur  dengan elevasi 0 hingga 11 mdpl dan merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Kendal dan berada di bagian utara Kabupaten Kendal berbatasan langsung dengan Laut Jawa di bagian utaranya, Kecamatan Kangkung di bagian barat, Kecamatan Patebon di bagian timur dan Kecamatan Geemuh di bagian selatan.


Kecamatan Cepiring terdiri dari 15 Desa, yaitu:
  1. Desa Botomulyo
  2. Desa Cepiring
  3. Desa Damarsari
  4. Desa Gondang
  5. Desa Juwiring
  6. Desa Kaliayu
  7. Desa Kalirandu Gede
  8. Desa Karangayu
  9. Desa Karangsuno
  10. Desa Korowelang Anyar
  11. Desa Korowelang Kulon
  12. Desa Margorejo
  13. Desa Pandes
  14. Desa Podosari
  15. Desa Sidomulyo
Share:

Aspek Penting dalam Lapangan Sedimentologi



Terdapat 6 aspek utama yang harus di catat ketika melakukan pengamatan pada daerah dengan komposisi utama batuan sedimen, yaitu
  • Litologi, aspek ini sangat penting dan menjadi aspek utama yang harus di catatkan dimana pencatatan meliputi komposisi dan mineralogi dari sedimen tersebut.
  • Tekstur batuan, aspek ini dilihat dari fitur dan susunan dari butir batuan sedimen. Bagian paling utama dan paling penting pada tekstur adalah ukuran butir dan keterdapatannya sehingga dapat sedikit menjawab lingkungan yang membentuk daerah tersebut.
  • Struktur sedimen, aspek ini berada pada tubuh dari lapisan dengan pengamatan yang harus menyeluruh melihat seluruh tubuh dari batuan tersebut. Struktur sedimen ini sangat penting karena pada struktur sedimen terdapat catatan mengenai arus purba yang menyebabkan terbentuknya lapisan tersebut.
  • Warna batuan sedimen
  • Geometri dan hubungan lapisan sedimen satu dengan yang lain. Hubungan lapisan ini terdapat catatan mengenai jeda umur pada hubungan lapisan tersebut apakah ada jeda pengendapan atau tidak.
  • Kehadiran fossil, aspek ini sangat penting karena pada aspek ini terdapat catatan umur dari batuan tersebut yang dapat dilihat dari fossil menggunakan fossil index.


Share:

Peralatan Lapangan

     Bagi geologist, lapangan merupakan sesuatu kegiatan yang sangat penting. Setiap geologist pasti pernah bahkan mungkin ada yang sampai akhir hayatnya menekuni pekerjaan lapangan. Dalam kegiatan lapangan, selain perlengkapan pribadi seperti pakaian, sepatu, topi dan lain sebagainya, diperlukan perlengkapan yang digunakan untuk pekerjaan lapangan. Berikut adalah daftar perlengkapan geologi yang penting:

  • Kompas, dilengkapi dengan clinometer dan horizontal levellin;
  • Palu geologi dan pahat;
  • Lensa pembesar (loupe/hand-lens);
  • Buku catatan lapangan, alat-alat tulis, mistar dan busur derajat;
  • Peta dasar topografi dan foto udara, atau citra inderaja yang lain;
  • Clipboard atau map untuk peta/foto udara;
  • Pita atau tali ukur;
  • Komparator dan skala;
  • Larutan asam hidrokhlorik (HCl);
  • Kantong untuk contoh batuan;
  • Tas lapangan;
  • Kamera;
  • GPS.
> Buku catatan lapangan
  Buku catatan lapangan pada dasarnya adalah buku tulis yang cukup baik, berukuran sedang, yang praktis dipakai di lapangan, dan sebaiknya dengan kulit buku yang tebal. Alat-alat tulis meliputi; pensil (HB atau 2H), pena atau ballpen, pensil berwarna, penghapus, mistar segitiga, busur derajat, peruncing pensil, dan “marker pen”, yang sangat berguna untuk menandai contoh batuan.



> Palu Geologi
  Palu ini terdiri dari dua jenis palu yaitu pick point dan chisel point dengan fungsi yang berbeda. Pick point digunakan untuk pengambilan pada batuan beku dan chisel point digunakan untuk pengambilan batuan sedimen.

> Kompas
  Kompas yang digunakan merupakan kompas geologi. Kompas geologi ini berbeda dengan kompas biasa. kompas biasa tidak dapat digunakan untuk melakukan pengukuran strike dip yang menjadi fungsi utama dari kompas geologi.

> Peta
  Peta merupakan salah satu peralatan yang sangat wajib untuk dibawa. Tanpa peta geologist tidak akan dapat bergerak dan menentukan lokasi.

> Plastik sampel
  Plastik sampel ini digunakan untuk membungkus sampel yang diambil pada saat pengamatan. Plastik sampel ini sangat penting agar setiap sampel batuan tidak bercampur dengan sampel lain dan membedakannya dengan sampel lainnya.

> Tas Ransel
  Tas ini harus ada untuk membawa keperluan primer geologist. Tas ransel untuk geologist haruslah kuat karena akan digunakan juga untuk membawa sampel.



> GPS
  GPS dapat digunakan untuk menentukan lokasi ketika melakukan pengamatan. GPS ini tidak wajib karena geologist dapat melakukan metode plotting area serta orientasi medan untuk mendapatkan lokasi pengamatan.

> Lup
  Lup tidak lah terlalu penting, karena dalam pengamatan lapangan secara megaskopis hanya menggunakan mata telanjang pun tidak dipermasalahkan karena pada dasarnya sampel yang dibawa merupakan bagian dari singkapan yang nantinya akan dianalisis lebih lanjut di lab.

> Larutan HCl
  Larutan ini berfungsi untuk membedakan kandungan karbonat pada litologi. Larutan ini dapat tidak digunakan dimana sifatnya seperti lup, dapat dikerjakan setelah dilakukan lapangan.

Share:

Clinic Bimbel

Popular Posts

Blog Archive

Followers