• Jasa Pengukuran Geolistrik

    Kami menyediakan jasa pengukuran Geolistrik untuk berbagai macam bidang oleh tenaga ahli handal yang telah berpengalaman.

  • Jasa Pemboran / Pengeboran

    Kami menyediakan jasa pemboran untuk berbagai macam keperluan baik untuk pemboran sumur dalam maupun geoteknik.

  • Jasa Pembuatan Peta

    Kami menyediakan jasa pembuatan berbagai macam peta seluruh Indonesia. Hasil dapat berupa raster maupun vector sesuai dengan pesanan.

  • Jasa Pemetaan Geologi

    Kami menyediakan jasa untuk melalkukan pemetaan geologi, baik untuk keperluan tambang, geoteknik maupun keperluan penelitian.

Pengambilan data Wenner

Pengambilan data merupakan tahap untuk mendapatkan data geolistrik. Pengambilan data ini dilakukan menggunakan alat resistivity meter. Alat yang paling sering digunakan adalah Naniura tetapi pada saat ini banyak alat yang di ciptakan. Contoh alat yang lain ada OYO ada BAWONO RESISTIVITY dan lain sebagainya. Naniura menggunakan single channel karena memang peruntukannya untuk mengetahui nilai setiap lapisannya tidak seperti OYO yang bisa langsung mendapatkan hasil multichannel.

Pada pengambilan data dengan konfigurasi Wenner ini, semua elektroda yang digunakan bergerak sesuai dengan jarak yang ditentukan. Jarak setiap elektroda pada konfigurasi wenner memiliki jarak yang sama dengan posisi MN di antara AB dalam artian urutan dari kiri ke kanan A M N B. Jarak antar elektroda biasa di simbolkan dengan a. Satu kali perjalanan dari titik 0 hingga titik terakhir bentangan disimbolkan dengan N (remark). Ketika nilai a berubah maka simbolnya berubah menjadi N2 sebagai penanda nilai a berubah di perpanjang dari sebelumnya. Berikut gambaran sekilas pengambilan data Wenner.

Pengoprasian alat pada konfigurasi wenner ini sama persis dengan konfigurasi schlumberger. Untuk lebih jelasnya, anda dapat melihatnya pada penjelasan tentang pengambilan data Schlumberger

Share:

Watershed (Pola Pengaliran)

Selamat datang di tutorial global mapper.
kali ini saya akan menjelaskan cara bagaimana membuat pola pengaliran menggunakan global mapper.
Pola pengaliran ini dibuat menggunakan data dem yang kemudian dapat dianalisis dan dijadikan garis-garis sungai dan dapat di analisis garis tersebut. Kita hanya perlu menggunakan data DEM untuk membuatnya.
Berikut langkah pembuatan sungai di Global Mapper

Buka data DEM yang telah disiapkan

Setelah data dibuka, kita dapat menggunakan Menu bar analysis pilih Generate Watershed.

Ubah nilai stream cell sesuai dengan kebutuhan. Jika area yang di analisis cukup luas, nilai stream cell dapat bernilai besar, sedangkan jika luasan yang kecil maka yang diinputkan nilainya juga kecil. Semakin kecil nilai stream cell maka analisis yang dilakukan terhadap morfologi semakin detail.

Setelah di OK maka akan muncul 2 data, 1 berupa data area yang merupakan watershed dan 1 lagi berupa line yang merupakan data sungai hasil analisis dari DEM.

Garis sungai yang telah ada, dapat di export ke arcGis dan juga ke mapinfo sesuai dengan kebutuhan.

sekian tutorial kali ini, untuk lebih detailnya bisa dilihat di video yang telah kami sediakan di Youtube
Semoga bermanfaat :)
Share:

Jenis-jenis Seismik

Metode Seismik terbagi menjadi 2, yaitu:

> Metode Seismik Refraksi
Metode seismic refraksi merupakan salah satu metode seismik yang menggunakan penjalaran gelombang mekanik atau elastis terhadap medium bumi yang bersifathomogen isotropis. Menurut Susilawati (2004), survey geofisika dengan metode seismik refraksi bertujuan untuk : 
Mendeteksi struktur geologi dibawah permukaan bumi yang relatif dangkal
Menentukan kedalaman dibawah sumber pada medium dua lapis atau lebih pada bidang horizontal maupun miring
Menentukan jenis batuan berdasarkan kecepatan gelombang yang merambat dalam batuan tersebut.

Mekanisme pengambilan data lapangan yang dipergunakan dalam seismic refraksi adalah mengetahui jarak dan waktu yang terekam oleh alat seismograf untuk mengetahui kedalaman dan jenis  lapisan tanah yang diteliti. Dari getaran atau gelombang yang diinnjeksikan ke permukaan tanah akan merambat ke bawah lapisan tanah secara radial. Saat bertemu lapisan dengan sifat elastic batuan yang berbeda, maka gelombang yang datang akan mengalami pemantulan dan pembiasan. Gelombang yang melewati bidang batas dengan sifat lapisan yang berbeda akan terpantul dan terbiaskan ke permukaan kemudian ditangkap oleh geophone (Gambar 1).
Gambar 1.

> Metode Seismik Refleksi
Metode seismic refleksi merupakan saah satu metode geofisika yang menggunaan perambatan gelombang elastic yang dihasilkan oleh suatu sumber pada permukaan yang kemudian berpropagasi ke bawah permukaan dan sebagian energinya direfleksikan dan direkam oleh penerima di permukaan. Pada metode seismic rekleksi, jenis gelombang yang digunakan yaitu gelombang body  terutama pada gelombang P atau gelombang kompresi. Gelombang kompresi ini arah gerak partikelnya searah dengan arah rambatnya dan kecepatannya lebih besar dari gelombang S. Metode seismic refleksi umum digunakan pada penyeidikan bawah permukaan yang cenderung dalam (Gambar 2).
Gambar 2

Share:

Pengertian Seismik

       Metode seismik adalah salah satu metode seismologi eksplorasi yang dikelompokkan ke dalam metode geofisika aktif, didasarkan pada pengukuran respon gelombang seismik (suara) yang dimasukkan ke dalam tanah dan kemudian direfleksikan atau direfraksikan sepanjang perbedaan lapisan tanah atau batas-batas batuan.
Gambar 1. Ilustrasi Seismik

       Gelombang seismik digunakan untuk menentukan distribusi kecepatan dan lokasi interface bawah permukaan dimana gelombang  akan mengalami refraksi atau refleksi, dengan jalan mengetahui titik tempuh (Travel Time) gelombang pada suatu titik tertentu di permukaan bumi. Metode seismic merupakan salah satu metode yang mempunyai ketepatan serta resolusi yang tinggi dalam memodelkan struktur geologi dibawah permukaan bumi. (Susilawati,2004)
       Menurut Telford (1976), dasar teknik seismik dapat digambarkan sebagai suatu sumber gelombang yang dibangkitkan di permukaan bumi. Karena material bumi bersifat elastis, maka gelombang seismik yang terjadi akan dijalarkan ke dalam bumi dalam berbagai arah. Pada bidang batas antar lapisan, gelombang ini sebagian dipantulkan dan sebagian dibiaskan untuk diteruskan ke permukaan bumi.
       Pada dasarnya, seismik mempunyai system kerja yang sederhana, yaitu memancarkan gelombang dari sumber yang di pancarkan ke target dari seismic dan diterima oleh geophone (hydrophone jika dalam air) sebagai receiver. Sumber seismik dapat berasal dari sledge hammer, ledakan dinamit, airgun, watergun dan lain sebagainya.
     Respon bumi sebagai bidang pemantul atau pembias akan ditangkap oleh penerima yang telah disusun berdasarkan geometrinya di permukaan. Dari hasil respon ini akan didapatkan data waktu gelombang seismic yang melewati bahkan menembus medium bumi dan kembali lagi ke permukaan dan dicatat segai two-way time (Aditya, 2005).

--> Jenis-jenis Seismik
Share:

Pengambilan data Schlumberger

Pengambilan data merupakan tahap untuk mendapatkan data geolistrik. Pengambilan data ini dilakukan menggunakan alat resistivity meter. Alat yang paling sering digunakan adalah Naniura tetapi pada saat ini banyak alat yang di ciptakan. Contoh alat yang lain ada OYO ada BAWONO RESISTIVITY dan lain sebagainya. Naniura menggunakan single channel karena memang peruntukannya untuk mengetahui nilai setiap lapisannya tidak seperti OYO yang bisa langsung mendapatkan hasil multichannel.

Untuk pengambilan data Schlumberger ini, paling sering bergerak adalah elektroda arus, yaitu AB, sedangkan untuk elektroda potensial yaitu MN sering diam hanya beberapa kali saja pindah. Penentuan jarak AB dan MN dilakukan dari tengah atau biasa diukur dari alat itu diletakkan. Panjang yang dihitung adalah panjang setengah bentangan, dalam artian jarak yang ada di table adalah jarak tengah atau alat menuju elektroda.

Untuk memulai pengukuran pertama harus dipastikan adalah semua kabel terhubung dari alat ke elektroda dengan kabel current yang menghubung ke elektroda arus dan kabel potensial terhubung ke elektroda potensial. Untuk posisi kabelnya kanan untuk kanan dan kiri untuk kiri (gambar 2).

Pengambilan data dilakukan setelah semua elektorda terpasang dan terhubung dengan alat. Pengukuran dimulai dengan memutar tuas On kemudian memutar tuas current agar ada arus yang diinjeksikan sehingga dapat mendapatkan nilai tegangan dan arus listrik yang kembali.

Setelah terangkai semua, putar tuas corse dan fine hingga nilai V mendekati 0 atau jika bisa memiliki nilai 0. setelah itu tekan tombol start hingga nilai I stabil. Jika nilai I stabil, maka nilai itulah yang dituliskan di lembar kerja dan nilai V pada saat I stabil juga lah yang dituliskan pada lembar kerja. Untuk mempermudah, dapat melakukan hold ketika nilai I sudah terbaca sehingga nilai V tidak akan hilang.

Jika ada pertanyaan silahkan langsung comment atau dapat menghubungi cv pemilik blog :) free tanpa biaya, Berbagi itu indah :)
Share:

Bagian-Bagian ArcMap di Tampilan Utama

Mengenal bagian-bagian ArcMap sangat penting dilakukan untuk lebih efektif dalam mempelajari ArcMap. Mengenal bagian-bagian ArcMap juga sangat krusial untuk dapat menggunakan buku ini karena banyak sekali istilah atau terminologi yang merujuk pada bagian-bagian ArcMap. Bagian-bagian ArcMap yang utama dapat dilihat pada gambar berikut.


Keterangan:

a.Menu

b.Table of contents (TOC)

c.Data frame; Satu project ArcMap bisa memiliki beberapa Data Frame. Untuk pemetaan umumnya diperlukan dua data frame, yaitu satu frame untuk peta utama dan satu frame untuk peta situasi.

d.Layer data

e.Catalog; memiliki fungsi mirip ArcCatalog, namun dengan kapabilitas lebih terbatas

f.Data view. Jika satu project memiliki beberapa data frame, maka hanya data frame yang aktif saja yang ditampilkan pada data view.

g.Koordinat pada lokasi kursor (mouse)

h.Toggle untuk ganti dari Data View ke Layout View

i.Toolbar; kumpulan tool-tool dalam susunan pita untuk menjalankan fungsi tertentu
Share:

Pengertian ArcGis

ArcGIS adalah perangkat lunak yang dikeluarkan oleh Environmental Systems Research Institute (ESRI), sebuah perusahaan yang telah lama berkecimpung di dalam bidang geospasial. ArcGIS adalah sebuah platform yang terdiri dari beberapa software yaitu Desktop GIS, Server GIS, Online GIS, ESRI Data, dan Mobile GIS seperti diilustrasikan pada Gambar 3.1 berikut.
      Pada Gambar 3.1 tampak bahwa ArcGIS Desktop adalah bagian dari Desktop GIS yang juga bagian dari ArcGIS. Namun karena penggunaan ArcGIS Desktop lebih umum dan luas dibandingkan dengan software lainnya, maka kebanyakan     pengguna  seringkali  cukup  menggunakan  kata  ArcGIS  untuk  menunjukkan ArcGIS Desktop.
ArcGIS Desktop masih merupakan kumpulan software (suite) yang terdiri dari beberapa software tersendiri, yaitu ArcMap, ArcCatalog, ArcScene, ArcGlobe dan ArcReader. ArcGIS Desktop hanya dapat diinstal pada operating system (OS) windows. Khusus untuk ArcGIS Desktop versi 10.3 hanya dapat diinstal pada OS Windows 7, Windows 8/8.1, Windows Server 2008/2012 dan Windows 10. Pengguna OS Linux dan Mac masih belum dapat menginstal ArcGIS Desktop. Beberapa pengguna mencoba menggunakan emulator windows agar dapat menginstal ArcGIS Desktop pada Linux/Mac. Namun tentu saja masalah kompatibilitas seringkali menjadi masalah.
ArcGIS Desktop merupakan pengembangan dan gabungan dari ArcView 3.x yang unggul dalam antarmuka visual dengan Arc/INFO versi 7 yang unggul dalam analisis. Oleh karena itu tidak mengherankan jika ArcGIS Desktop disebut-sebut sebagai gabungan dari ArcView 3.x dan Arc/INFO. ArcGIS versi pertama adalah ArcGIS 8.0 yang dirilis pada tahun 1999. ArcView dan Arc/INFO yang sebelumnya adalah software tersendiri dijadikan sebagai tingkatan lisensi di dalam ArcGIS Desktop.
ArcMap adalah software paling utama di dalam ArcGIS Desktop karena hampir semua tahapan GIS seperti input, analisis dan output data spatial dapat dilakukan pada ArcMap. Meskipun demikian, banyak tugas-tugas GIS yang tidak dapat dilakukan menggunakan ArcMap sehingga pengguna masih perlu untuk mempelajari dan menggunakan software ArcGIS Desktop lain selain ArcMap.
Menggunakan ArcMap memberikan pengalaman yang serupa seperti menggunakan software pemetaan lain seperti ArcView 3.x, QGIS, AutoCAD Land Desktop, dan sebagainya. Terdapat bidang kerja dan bidang pengelolaan data pada ArcMap. Menu-menu ditempatkan pada bagian atas. 
ArcCatalog memiliki fungsi untuk pengelolaan data spasial meliputi input, konversi, dan analisis data. ArcCatalog dapat dianalogikan sebagai File Explorer (atau windows explorer) pada OS Windows. Namun karena tugasnya spesifik untuk menangani data spasial, maka fungsi pengelolaan file yang dimiliki oleh ArcCatalog lebih khusus dan spesifik. ArcCatalog tidak saja digunakan untuk mengelola data spasial, tetapi juga untuk melakukan analisis data.
Pada Gambar dibawah menjelaskan bahwa perangkat lunak ArcCatalog memiliki bagian utama berupa Catalog Tree  yang menampilkan sistematika folder dan file dari data spasial. Item yang ditampilkan tidak berupa file satu per satu seperti File Explorer, melainkan setiap item data spasial secara keseluruhan. Sehingga, sebagai contoh, satu file shapefile yang biasanya terdiri dari banyak file (shp, dbf, shx, dsb) tampil dalam satu item saja di dalam ArcCatalog.
Terdapat tiga tab utama dalam menampilkan data spasial dalam ArcCatalog, yaitu Contents, Preview, dan Description. Di bagian atas terdapat menu dan toolbar sebagaimana software GIS. Pengguna dapat menjalankan ArcToobox dan mengeksekusi perintah analisis spasial langsung pada ArcCatalog.

Ingin memiliki buku tentang arcGis?
click link berikut unutk mendapatkan buku tutorial arcGis
dengan harga murah anda dapat memiliki buku arcGis
Link Buku --> Click Here

Share:

Slope

Selamat datang di tutorial arcMap.
Kali ini saya akan menjelaskan bagaimana menggunakan tool slope pada arcToolbox.
Tool slope ini berfungsi untuk mengkalasifikasikan ketinggian menjadi beberapa klasifikasi bergantung pada ukuran yang kita input. Output dapat berupa degree atau percent rise tergantung dengan keinginan kita. Slope ini mengolah data DEM menjadi data morfologi yang akan tergambarkan pembagiannya.

Data yang dibutuhkan adalah data DEM baik dalam bentuk .dem atau dalam bentuk .tiff


Untuk memulai analyst, drag file yang telah disediakan ke dalam lembar kerja.

Buka search untuk mencari tool slope atau dengan membuka arctoolbox click spatial analyst --> surface --> slope.

Double click bagian slope yang termasuk kedalam spatial analyst

Baris pertama diisi dengan data yang telah disediakan
Baris kedua diisi dengan lokasi tempat kita meletakkan hasil analyst
Baris ketiga diisi dengan kebutuhan, jika ingin outputnya sudut kelerengan bisa menggunakan degree, jika percent, dapat menggunakan percent rise
Baris keempat diisi dengan perubahan satuan. jika satuan yang di keluarkan sama maka z factor =1 jika tidak maka disesuaikan untuk mengkonversinya. contoh 1m=100cm maka z factornya 100

Contoh hasil dari slope.

Sekian tutorial slope kali ini, untuk lebih jelasnya dapat dilihat di video yang telah disediakan di Youtube.
Terimakasih semoga bermanfaat :)
Share:

Wenner

Wenner merupakan salah satu kofigurasi geolistrik yang sering digunakan meskipun tidak sesering penggunaan schlumberger. Konfigurasi ini memiliki pengambilan data yang sulit tetapi memiliki hasil yang lebih mudah dianalisis karena hasil yang dikeluarkan berupa nilai resistivitas secara vertikal dan horizontal yang biasanya tersaji dalam bentuk trapesium dengan layer-layer lapisan.

Konfigurasi wenner dilakukan dengan memindahkan semua elektroda setiap pengambilan data dengan perpindahan sesuai dengan jarak yang telah ditentukan. Pengukuran wenner terpengaruh terhadap geometri bentangan dengan persamaan:

Pengambilan data wenner ini diperlukan data elevasi (jika ada) sehingga dapat menggambarkan morfologi dari bentangan yang diambil. Untuk pengolahan data wenner sendiri, tidak memerlukan koreksi menggunakan matching curve seperti pada schlumberger. Pengolahan wenner ini menggunakan software Res2dinv yang akan menampilkan hasil trapesium berlayer sesuai dengan kondisi permukaannya. Jika lapisan memiliki dip, maka akan tergambarkan pada hasil dari wenner itu sendiri.

Berikut adalah contoh tabel pengambilan data lapangan dan hasil dari res2Dinv
Contoh Data Lapangan
Contoh Hasil Pengolahan


Share:

Sifat Fisik Mineral

Sifat fisik mineral merupakan sifat dasar yang dimiliki oleh mineral yang dapat kita lihat tanpa adanya uji lanjutan seperti pengujian kimia. Mineral memiliki banyak sekali sifat fisik, tetapi hanya beberapa sifat fisik saja yang sering digunakan dalam pengamatan megaskopis untuk penentuan mineral itu sendiri diantaranya:
- Kilap
  > Kilap merupakan gejala yang disebabkan karena adanya cahaya yang dijatuhkan ke mineral sehingga mineral tersebut mengalami pemantulan cahaya. Kilap yang sering digunakan terdapat 3 kelompok besar, yaitu:
    + Kilap logam (Metallic Luster), kilap yang dihasilkan dari mineral-mineral logam seperti, galena, grafit
    + Kilap sub logam (sub metallic luster), kilap yang dihasilkan dari mineral altrasi
   + Kilap non logam, pada jenis kilap ini memiliki banyak cabangnya diantaranya, kilap intan, kilap kaca dll.
- Warna
  > Setiap mineral memiliki warna tertentu sehingga warna dapat dijadikan sebagai parameter utama untuk menentukan mineral. Contoh mineral emas memiliki warna emas, kuarsa memiliki warna transparant dan kalsit memiliki mineral putih susu.
Contoh kuarsa


- Kekerasan
  > Kekerasan merupakan ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Kekerasan pada suatu mineral dapat diuji dengan menggunakan mineral lain yang dipakai sebagai standart dalam penentuan kekerasan suatu mineral. Mineral yang digunakan untuk standart ini telah disatukan menjadi suatu skala untuk penentuan kekerasan yang dikenal dengan skala 'MOHS' dengan skala 1-10. Berikut skala 'MOHS'

- Cerat
  > Cerat merupakan warna mineral dalam bentuk hancuran. Hancuran tersebut diperoleh dari goresan yang terjadi pada mineral. Cerat dapat dihasilkan dengan menggores mineral yang ada dengan mineral yang memiliki kekerasan lebih keras sehingga menghasilkan hancuran dari mineral tersebut.
contoh dari cerat: hematit memiliki cerat berwarna merah, augite memiliki cerat abu-abu kehijauan.
Share:

Cut Polygon Tool

Selamat datang di tutorial arcMap.
Kali ini saya akan menjelaskan bagaimana cara menggunakan cut polygon tool untuk mempercepat delineasi.
Tool yang akan kita gunakan adalah tool bar editor yaitu lebih spesifikasinya edit tool dan cut polygon tool.
Edit tool (kiri) digunakan untuk memilih polygon dan cut polygon (kanan) digunakan untuk memotong polygonnya.
Disini saya mencontohkan Kotak (biar mudah hehehe)

Pastikan polygon merupakan area dari wilayah yang akan anda delineasi.

langkah awal, kita harus mulai start editing agar polygon dapat kita edit.

untuk menggunakan cut polygon tool, polygon yang telah disiapkan harus dipilih terlebih dahulu dengan menggunakan edit tool. Pastikan outline berubah warna menjadi biru. Kemudian langsung pilih tool cut polygon tool.

untuk memotong polygon, harus dimulai dari luar hingga keluar lagi di sisi lain. langkahnya seperti kita delineasi biasa yaitu click kiri dan pada akhir garis double click.


untuk memotong didalam polygon, anda dapat menggunakan cut polygon tool dengan syarat harus membentuk lingkaran dan garis delineasinya saling memotong.


Sekian tutorial cut polygon tool kali ini. Untuk tutorial lebih jelasnya bisa dibuka di youtube
semoga bermanfaat :)
Share:

By Mask

Selamat datang di Tutorial ArcMap. Kali ini saya akan menerangkan tentang pemotongan raster pada arcMap yaitu dengan menggunakan masking tool. Pemotongan ini dapat dilakukan terhadap data raster dengan menggunakan polygon ataupun dengan raster yang lain.

Data yang dibutuhkan ada 2, yaitu data yang akan dipotong dan data yang akan memotongnya.


Data raster yang akan dipotong pastikan sudah didigitasi dan data yang kedua pastikan menampal pada data pertama. Jika kedua data tidak bertampalan atau memiliki lokasi yang berbeda, data tersebut tidak dapat di lakukan pemotongan.
contoh data yang digunakan:

Untuk melakukan extract by mask ini menggunakan arctoolbox --> spatial analyst --> Extraction --> extract by mask

Baris pertama diisi dengan data yang akan kita potong (.jpg)
Baris kedua diisi dengan data yang digunakan untuk memotong (.shp)
Baris ketiga diisi dengan lokasi save hasil pemotongan

Setelah dilakukan masking tool hasilnya akan berupa hasil pemotongan kedua data yang telah kita inputkan sebelumnya.

Sekian tutorial extract by mask, semoga bermanfaat :)
jangan lupa kunjungi video kami di youtube dan ikuti kami selalu :)
Share:

Mineralogi

Mineralogi merupakan salah satu cabang ilmu geologi yang mempelajari tentang asal usul genesa mineral, sifat fisik, sifat kimia, klasifikasi dan pemanfaatannya.

Mineral merupakan suatu zat (fasa) padat yang terdiri dari unsur atau senyawa kimia yang dibentuk secara alamiah oleh proses-proses organik, mempunyai sifat fisik dan kimia tertenti dan mempunyai atom-atom secara beraturanb didalamnya. Pengertian mineral dari sudut pandang ilmu geologi merupakan suatu benda yang dibentuk dengan melalui proses dari alam dan pada umumnya bentuknya padat serta tersusun dari beberapa kandungan kimia.

Dalam ilmu geologi, mineral terbagi menjadi beberapa macam diantaranya adalah:
1. Mineral silicates yaitu mineral dengan komposisi utamanya adalah silicon (Si) dan oksigen (O)
   contoh dari mineral ini adalah kuarsa, feldspars, mica, pyroxene dan amphibole.

 
Kuarsa
Feldspar

2. Mineral oxides yaitu mineral dengan komposisi utamanya adalah oksigen (O)
   contoh dari mineral ini adalah hematite, magnetite dan corundum.
Hematite
Corundum

3. Mineral carbonates yaitu mineral yang memiliki susunan inti carbonat ((CO3)2)
   Contoh dari mineral ini adalah calcite, dolomite
Calcite
Dolomite

4. Mineral sulfides yaitu mineral yang memiliki komposisi gabungan antara satu atau lebih logam dengan unsur sulfur (S)
   contoh dari mineral ini adalah galena, pyrite
Galena

5. Mineral sulfate yaitu mineral yang memiliki komposisi utamanya adalah ion sulfat (SO4)
   contoh dari mineral ini adalah gypsum, barite
Gypsum

6. Mineral poshpates yaitu mineral yang memiliki komposisi utamanya adalah ion fosfat (PO4)
   contoh dari mineral in adalah apatite
Apatite

7. Native elemen yaitu mineral yang sangat jarang sekali keberadaannya.
   contoh dari mineral ini adalah emas, perak, platinum.
Gold

Share:

Schlumberger

Schlumberger merupakan salah satu konfigurasi geolistrik yang paling sering digunakan. Konfigurasi ini memiliki cara pengambilan data yang relatif mudah dan tidak memakan waktu yang lama. Hasil dari konfigurasi ini berwujud log 1D yang memanjang ke bawah (vertical). Dalam analisis pengukuran menggunakan schlumberger ini cukup sulit karena hanya mendapatkan data 1D yang harus dikorelasikan akan mendapatkan gambaran bawah permukaan dan harus memperhatikan data permukaan.

Konfigurasi Schlumberger dilakukan dengan cara memindahkan elektroda namun tidak semuanya dipindahkan, elektroda arus saja yang dipindahkan secara logaritmik, sedangkan elektroda potensial tetap (Todd, 1980). Elektroda arus A dan B selalu dipindahkan sesuai dengan jarak yang telah ditentukan, sedangkan elektroda potensial M dan N hanya dipindahkan pada jarak-jarak tertentu dengan syarat  jarak MN £ 1/3 (jarak AB/2).


Dalam pengukurannya konfigurasi schlumberger akan mendapatkan nilai resistivitas semu (persamaan i). dengan Rho(a) merupakan nilai resistivitas lapangan, k merupakan nilai faktor geometri (persamaan ii), v merupakan nilai beda potensial dan I merupakan nilai arus listrik.
 .....(i)
 ....(ii) 
(Sugito dkk, 2010)

Pengambilan data schlumberger harus didukung dengan data permukaan baik dari jenis litologi yang terdapat pada daerah sekitar serta kedudukan dari litologi sekitar. Hal tersebut bertujuan untuk membentuk korelasi yang sesuai dengan kenyataan di lapangan. Aapabila di daerah penelitian terdapat Dip perlapisan, dalam penarikan korelasi harus memperhitungkan apparent Dip dari hasil pengukuran lapangan.

Kelebihan dari konfigurasi ini adalah mudah untuk dilakukan pengukuran, tidak memerlukan kabel panjang, kedalaman yang didapatkan lebih dalam dari konfigurasi lainnya dan waktu yang diperlukan untuk melakukan pengukuran relatif singkat. Kelemahan metode ini adalah memiliki keakurasian dalam korelasi yang rendah karena hanya mengandalkan korelasi dengan data log, dalam pengolahannya harus menggunakan matcvhing curve dan software Progress 3.0 karena untuk metode schlumberger ini membutuhkan koreksi lapangan.

Berikut adalah contoh data lapangan dan hasil pengolahan data Schlumberger
Gambaran pengambilan data
Gambaran Matching curve

Gambaran hasil Progress 3.0

Share:

Clinic Bimbel

Popular Posts

Blog Archive

Followers