Pengertian Geolistrik
Pada pelaksanaannya, metode geolistrik ini menghitung
arus listrik yang merambat pada batuan dengan data berupa V (tegangan) dan I (arus listrik) yang kemudian dihitung nilai
resistivitas batuannya. Karena data yang dihitung berupa data resistivitas,
metode geolistrik ini juga sering disebut sebagai metode resistivity.
Metode resistivity adalah metode
geofisika untuk menyelidiki struktur bawah permukaan berdasarkan
perbedaan resistivitas batuan. Tujuan dari metode ini adalah untuk mengetahui
sifat kelistrikan medium batuan di bawah permukaan yang berhubungan dengan
kemampuannya untuk menghantarkan listrik dengan pembacaan
ditujukan seberapa besar hambatan yang dilewatinya
(Todd, 1980).
Resisitivitas suatu material ini
menunjukkan
tingkat hambatannya terhadap arus listrik. Semakin besar
nilai resistivitas maka makin sukar untuk menghantarkan arus listrik, dan juga
sebaliknya. Semakin kecil nilai resistivitasnya maka semakin mudah untuk
menghantarkan arus listrik.
Arus
listrik akan terhantarkan oleh air akibat adanya gerakan dari ion-ion
elektronik. Untuk menentukan apakah material di bawah permukaan bersifat menghantar arus
listrik atau tidak maka digunakan parameter resistivitas (Prameswari, dkk
2012).
Menurut
Said (2009) aliran arus listrik di dalam batuan dan mineral dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu:
a.
Konduksi secara elektronik
Konduksi yang terjadi jika batuan atau
mineral memiliki banyak elektron bebas sehingga arus listrik dialirkan dalam
batuan atau mineral oleh elektron-elektron bebas tersebut.
b.
Konduksi secara elektrolitik
Konduksi yang terjadi apabila arus listrik
dibawa oleh ion-ion elektrolitik dalam air. Konduktivitas akan semakin besar
apabila kandungan air dalam batuan bertambah banyak, dan sebaliknya
resistivitas akan semakin besar jika air dalam batuan berkurang.
c.
Konduksi secara dieletrik
Konduksi yang terjadi jika elektron bebas
pada batuan atau mineral tersebut sedikit bahkan tidak ada sama sekali. Pengaruh medan
listrik dari luar dapat menjadikan elektron bebas berpindah dan berkumpul
terpisah dari inti, sehingga terjadi polarisasi.
Setiap
batuan memiliki nilai kelistrikan/resistivitas (Gambar 2.7) yang berbeda-beda. Hal inilah yang dapat
membantu dalam penentuan jenis batuan. Nilai resistivitas ini tidak hanya
bergantung pada jenis batuan saja tetapi bergantung juga pada pori batuan dan
kandungan fluida pada pori tersebut.
Gambar
2.7 Harga resistivitas batuan
(Palacky, 1987 dalam Prameswari, dkk, 2012)
Resistivitas
batuan (di lapangan) dapat diukur secara tidak langsung dengan mengalirkan arus
listrik kedalam tanah melalui dua titik (elektroda arus) di permukaan tanah dan
mengukur beda potensial antara dua titik (elektroda potensial) yang lain
dipermukaan tanah (Gambar 2.8).
Gambar 2.8 Elektroda arus dan potensial Konfigurasi Wenner-
Schlumberger (Telford, 1990)
No comments:
Post a Comment