• Jasa Pengukuran Geolistrik

    Kami menyediakan jasa pengukuran Geolistrik untuk berbagai macam bidang oleh tenaga ahli handal yang telah berpengalaman.

  • Jasa Pemboran / Pengeboran

    Kami menyediakan jasa pemboran untuk berbagai macam keperluan baik untuk pemboran sumur dalam maupun geoteknik.

  • Jasa Pembuatan Peta

    Kami menyediakan jasa pembuatan berbagai macam peta seluruh Indonesia. Hasil dapat berupa raster maupun vector sesuai dengan pesanan.

  • Jasa Pemetaan Geologi

    Kami menyediakan jasa untuk melalkukan pemetaan geologi, baik untuk keperluan tambang, geoteknik maupun keperluan penelitian.

Klasifikasi Pantai Berdasarkan Pengaruh Air Laut

     Klasifikasi ini dikemukakan oleh Jhonson (1919) yang didasarkan pada karakteristik geomorfik berdasarkan oleh ayunan muka air laut yang terdiri dari:


  1. Pantai Tenggelam, yaitu pantai yang terbentuk karena penenggelaman daratan atau naiknya muka air laut. Pantai ini dicirikan dengan ketidak teraturannya garis pantai yang ada, terdapat pulau-pulau kecil di depan pantai, terdapat teluk yang dalam dan lembah-lembah yang turun.
  2. Pantai Naik, yaitu pantai yang terbentuk oleh majunya garis pantai atau turunnya muka laut. Pantai ini dicirikan dengan garis pantai yang relatif lurus, relief-relief landai, undakan pantai dan gosong pantai atau tanggul-tanggul dimuka pantai.
  3. Pantai Netral, yaitu pantai ini tidak mengalami penenggelaman ataupun penaikan dan biasanya dicirikan oleh adanya garis pantai yang relatif lurus, pantainya landai dan ombaknya tidak terlalu besar.
Share:

Klasifikasi Delta

     Berdasarkan beberapa faktor dan bentukannya delta terbagi menjadi beberapa jenis yang di kemukakan oleh beberapa ahli diantaranya adalah

1. Klasifikasi delta menurut Fisher, dkk (1969) yang berdasar kepada proses fluvial dan influs sedimen serta proses laut (gelombang dan arus bawah permukaan)
  • Cuspe Delta
  • Lobate Delta
  • Elongated Delta/Bird Foot Delta
Klasifikasi delta menurut Fisher, dkk (1969)

2. Klasifikasi delta menurut Galloway (1975) yang berdasar kepada proses fluvial, gelombang dan pasang surut.
  • Bird Foot Delta jika pengaruh fluvial dominan
  • Cuspate Delta jika pengaruh gelombang paling dominan
  • Estuarine Delta jika pengaruh pasang surut dominan.
Klasifikasi delta menurut Galloway (1975)
Share:

Wisata Alam Kampung Rawa, Kecamatan Ambarawa

     Wisata Alam Kampung Rawa merupakan salah satu wisata alam yang ada di Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang dengan lokasi 30 km dari kantor Bupati Semarang menuju ke arah selatan. Perjalanan menuju Kampung Rawa dapat ditempuh selama 45 menit perjalanan menggunakan kendaraan.

     Wisata Alam Kampung Rawa menyajikan berbagai pemandangan yang dapat memanjakan mata para wisatawan. Di dalam Kampung Rawa kita dapat menikmati indahnya Danau Rawa Pening yang menjadi landasan lokasi Kampung Rawa serta keindahan Gunung Ungaran yang dapat dinikmati dari kejauhan.

    Wisata Alam Kampung Rawa juga terkenal dengan restorannya yang menyajikan design unik, yaitu berupa gazebo-gazebo yang digunakan untuk menyantap hidangan dengan alas kayu dan berada di atas air diapungkan dengan menggunakan pelampung berupa ember plastik besar. Seiring dengan menikmati makanan pemandangan yang tersaji berupa Gunung Ungaran yang sangat indah (jika cuaca bagus).

     Wisata Alam Kampung Rawa juga menyajikan sepetak taman bermain untuk anak-anak. Taman bermain di hias sedemikian rupa sehingga terlihat menarik. Pada taman bermain juga tersedia jalan seperti sirkuit yang digunakan para pengunjung untuk mencoba atau menikmati becak mini yang di sediakan oleh pengembang bagi yang ingin menikmatinya.


    Tiket masuk yang tidak terlalu mahal menjadikan Wisata Alam ini menjadi salah satu pilihan sebagian besar orang yang ingin menikmati liburan. Didukung oleh udara sejuk, pemandangan yang menakjubkan dan restoran dengan suasana tenang makanan enak.
Share:

Unsur-unsur Dasar Delta

     Pada delta terdapat beberapa unsur yang mencirikan daerah tersebut merupakan sebuah delta diantaranya adalah
  1. Sungai yang menjadi sarana pengangkut material sediment
  2. Distributary Plan merupakan bagian delta yang ada di daratan, umumnya merupakan rawa-rawa.
  3. Delta Front / Delta Slope merupakan bagian delta yang berada di depan delta plan, merupakan bagian dari laut dangkal.
  4. Pro Delta merupakan bagian terdepan dari delta yang menuju laut lepas
Share:

Peta Administrasi Kecamatan Patean, Kabupaten Kendal

     Kecamatan Patean merupakan salah satu Kecamatan yang ada di Kabupaten Kendal dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Temanggung. Secara geografis Kecamatan Patean terletak diantara 110⁰ 0' 58" hingga 110 10' 59" Bujur Timur dan 7 9' 2" hingga 7 1' 37" Lintang Selatan. Secara administrasi Kecamatan Patean berbatasan dengan Kabupaten Temanggung di bagian Selatan, berbatasan dengan Kecamatan Singorojo bagian timur, berbatasan dengan Kecamatan Gemuh di bagian utara dan berbatasan dengan Kecamatan Sukorejo di bagian barat.


Kecamatan Patean, Kabupaten Kendal memiliki 14 desa/kelurahan. Berikut adalah daftar desa/kelurahan yang ada di Kecamatan Patean:
  1. Desa Curugsewu
  2. Desa Gedong
  3. Desa Kalibareng
  4. Desa Kalices
  5. Desa Kalilumpang
  6. Desa Mlatiharjo
  7. Desa Pagersari
  8. Desa Pakisan
  9. Desa Polosan
  10. Desa Selo
  11. Desa Sidodadi
  12. Desa Sidokumpul
  13. Desa Sukomangli
  14. Desa Wonosari
Share:

Syarat Terbentuknya Delta

Pembentukan delta memiliki syarat dalam pembentukannya, diantaranya adalah

  • Arus sungai pada bagian muara mempunya kecepatan minimum
  • Jumlah bahan yang dibawa sungai sebagai hasil erosi cukup banyak
  • Laut pada daerah muara cukup tenang
  • Pantai relatif landai
  • Bahan-bahan hasil sedimentasi tidak terganggu oleh aktifitas air laut
  • Tidak ada gangguan tetonik (kecuali penurunan dasar laut seimbang dengan pengendapan sungai, misal delta Misissipi)
Share:

Faktor Pembentuk Delta

     Delta terbentuk karena adanya faktor pembentukan. Berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhinya

  • Iklim berpengaruh pada proses fisika, kimia dan biologi dalam semua komponen dari sistem sungai. Pada daerah tropis, penyediaan voluume air permukaan besar. Pelapukan fisika dan kimia berpengaruh terhadap tingkat sedimentasi. Pada daerah tropis dijumpai pengawetan material organik seperti gambut di daerah delta.

  • Debit air sungai dapat mempengaruhi geometri dari delta yang terbentuk. Delta yang memiliki debit air tinggi akan menghasilkan sedimentasi tinggi sehingga delta yang terbentuk akan memiliki tubuh pasir yang panjang dan membentuk sudut yang relatif besar terhadap garis pantai. Begitu sebaliknya pada delta dengan debit relatif rendah akan memiliki tubuh pasir yang pendek dengan sudut yang relatif kecil terhadap garis pantai.

  • Energi gelombang merupakan mekanisme penting dalam pembentukan delta. energi gelombang yang terlalu tinggi akan menggerus tubuh pasir yang ada pada delta.

  • Arus pantai mengorientasikan tubuh-tubuh pasir hingga membentuk sejajar atau hampir sejajar dengan arah aliran sungai.
Share:

Kondisi Geologi Wisata Alam Telaga Warna, Dieng

     Telaga warna adalah salah satu wisata alam yang ada di dataran tinggi Dieng. Wisata alam Telaga Warna terletak di sebelah utara kota Wonosobo dan dapat dicapai dengan perjalanan 1 jam ke arah utara menggunakan kendaraan bermotor melewati perbukitan. Wisata alam ini menyajikan pemandangan telaga yang indah. Telaga ini terbentuk secara alami terdapat pada cekungan diantara 3 bukit yang mengelilinginya. Sumber air yang ada di Telaga tersebut berasal dari mata air di dalam dan juga akumulasi air hujan yang turun melalui bukit.
Gambar 1. Kesampaian daerah

     Menurut Condon W.H, 1996. dalam Peta Geologi Regional Lembar Banjarnegara Pekalongan menjelaskan bahwa Telaga warna terletak pada formasi batuan gunungapi dieng (Qd) dan formasi endapan danau dan aluvium (Ql). Formasi Gunungapi Dieng terdiri dari lava andesit dan andesit-kuarsa, serta batuan klastika gunungapi. Formasi Endapan Danau dan Aluvium terdiri dari pasir, lanau, lumpur dan lempung yang merupakan endapan hasil proses pengendapan danau telaga warna tersebut.
Gambar 2. Geologi Regional wisata alam Telaga Warna

     Berdasarkan pengamatan lapangan Wisata Alam Telaga Warna terdapat pada daerah dengan morfologi berbukit bergelombang (Van Zuidam, 1985). Telaga Warna memiliki beberapa jenis litologi yang dapat ditemukan yaitu pasir, lempung dan batuan beku andesitik. Pasir dan lempung terdapat pada pinggiran danau yang merupakan hasil pengendapan danau sedangkan batuan beku andesit terdapat di bagian tebing sekitar Telaga Warna. Pada Batuan beku andesitik ini terdapat manifestasi geothermal yang berupa belerang. Belerang yang terdapat pada sekitar tebing juga menjadi asupan utama dalam pewarnaan Telaga Warna sehingga warna yang timbul bukan lagi warna air jernih seperti pada telaga pengilon. Telaga Pengilon mendapatkan pewarnaan dari alga yang hidup di dalamnya.
Gambar 3. Kenampakan batuan beku andesitik yang tersingkap

Share:

Peta Administrasi Kecamatan Pageruyung, Kabupaten Kendal

     Pageruyung merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Kendal. Secara Geografis Kecamatan Pageruyung terletak di 6⁰ 58’ 58” hingga 7⁰ 4’ 39” Bujur Timur dan 110⁰ 0’ 0” hingga 110⁰ 4’ 24” Lintang Selatan. Secara administratif Kecamatan Pageruyung berbatasan langsung dengan Kecamatan Weleri di bagian Utara, Kecamatan Patean di bagian Timur, Kecamatan Sukorejo di bagian Selatan dan Kabupaten Batang di bagian Barat.
Gambar 1. Peta Administrasi Kecamatan Pageruyung

Kecamatan Pageruyung, Kabupaten Kendal terdiri dari 14 desa/kelurahan. Berikut adalah daftar desa yang ada di Kecamatan Pageruyung:

  1. Desa Bangunsari
  2. Desa Gebang
  3. Desa Getas Blawong
  4. Desa Gondoharum
  5. Desa Kebongembong
  6. Desa Krikil
  7. Desa Pagergunung
  8. Desa Pageruyung
  9. Desa Parakan Sebaran
  10. Desa Petung
  11. Desa Pucakwangi
  12. Desa Surokonto Kulon
  13. Desa Surokonto Wetan
  14. Desa Tambahrejo


Share:

Telaga Warna, Dieng, Wonosobo

     Wisata alam baru-baru ini memiliki penikmat tersendiri, obyek wisata yang berada di dataran tinggi seperti pegunungan maupun obyek wisata yang berada di dataran rendah. Telaga warna merupakan salah satu wisata air yang berada di dataran tinggi Dieng kabupaten Wonosobo. Telaga Warna dapat dijangkau dengan menggunakan kendaraan motor, mobil bahkan bis ukuran 52 person. Karena tempat parkir yang luas, dapat menampung kendaraan dalam jumlah banyak.
Gambar 1. Telaga Warna musim kemarau

     Sebenarnya telaga warna bukan satu-satunya obyek wisata telaga yang berada di Wonosobo. Masih banyak telaga lain seperti telaga Pengilon. Namun, yang cukup trend pada kalangan masyarakat dan menjadi tujuan utama ketika mengunjungi Dieng adalah telaga warna. Terasa tidak lengkap apabila berkunjung ke Dieng tidak mengunjungi Telaga Warna.
Gambar 2. Telaga Pengilon musim kemarau

      Keindahan telaga warna terdapat pada biasan air yang seolah terlihat berbagai paduan warna hijau, kekuningan dan terkadang terlihat agak kebiruan. Faktor biasan cahaya yang menimbulkan ilusi warna pada telaga sehingga muncul warna yang berbeda-beda itulah yang menyebabkan telaga itu disebut telaga warna selain dari factor mitologi cerita yang berkembang di masyarakat (Klik disini untuk penjelasan ilmiah dari segi Geologi). Lokasi telaga warna sendiri berdampingan dan cukup dekat dengan tenaga Pengilon selain itu juga untuk masuk kedua telaga tersebut hanya terdapat 1 gerbang tiket. Dengan tiket seharga Rp 12.500 pengunjung dapat menikmati dua obyek wisata sekaligus. Telaga Warna dan telaga Pengilon berada pada lokasi yang sama, karena jarak lokasinya cukup dekat keduanya dapat dinikmati secara bersamaan. Dikatakan telaga pengilon karena airnya yang dapat digunakan untuk bercermin seperti kaca sesuai dengan namanya dalam Bahasa jawa pengilon memiliki arti kaca.
Gambar 3. Telaga Pengilon

     Selain kedua objek wisata tersebut pada lokasi Telaga Warna juga terdapat kios-kios yang menjual aneka macam jajanan khas Kabupaten Wonosobo seperti carica dan jajanan khas berupa kripik dan kerupuk.

Foto lain dari Telaga Warna:




Share:

Wisata Alam Kabupaten Wonosobo


     Siapa yang tidak mengenal negeri di atas awan milik Jawa Tengah. Sebagian besar traveler pasti sudah mengunjungi tempat wisata yang berada di dataran tinggi ini. Kabupaten kecil yang setiap tahunnya mengadakan  Dieng Ulture Festival memiliki daya Tarik dengan bermacam wisata alam dan budaya potong rambut gimbal. Berbatasan langsung dengan Kabupaten Batang  yang berada di sebelah utara, sebelah barat berbatasan dengan kabupaten Banjarnegara sedangkan di sebelah timur berbatasan dengan kabupaten Magelang dan sebelah selatan berbatasan dengan kabupaten Kebumen. Untuk menuju ke Wonosobo dapat melalui keempat jalur perbatasan tersebut.

Berikut adalah daftar Wisata Alam yang ada di Kabupaten Wonosobo:
Share:

Bentuklahan Delta dan Pantai

     Delta adalah suatu bentuk daratan yang menjorok keluar garis pantai (seperti huruf D), terbentuk saat air sungai masuk ke laut dengan banyaknya suplai sedimen yang dibawa air sungai lebih cepat dibandingkan dengan pendistribusian oleh proses-proses laut.
Gambar 1. Contoh Delta


     Pantai adalah jalur atau bidang yang memanjang dengan tinggi dan lebarnya dipengaruhi oleh pasang surut air laut yang terletak diantara daratan dan lautan (Thornbury, 1969).
Gambar 2. Contoh Pantai

Share:

Pemetaan Geologi Untuk Pembangunan Embung, Songbledeg, Wonogiri

     Musim kemarau menjadi salah satu pemicu kekeringan. Intensitas air yang cenderung sedikit menjadi faktor utama munculnya permasalahan pada masyarakat di berbagai daerah. Salah satunya di desa Songbledek Kabupaten Wonogiri sebagai daerah dengan intensitas air sedikit ketika musim kemarau rentan terhadap kekeringan. Dibutuhkan solusi yang tepat untuk mencegah permasalahan kekeringan ketika musim kemarau tiba. Menyesuaikan dengan kondisi tanah dan lingkungan yang ada sehingga dibutuhkan tempat penampungan air. Hal ini dapat disiasati ketika musim hujan intensitas air yang berada dalam kondisi stabil dan cenderung tinggi bisa ditampung untuk cadangan ketika musim kemarau tiba. Solusi yang tepat untuk menangani permasalahan ini adalah dibangunnya embung sebagai sumber mata air ketika musim kemarau tiba. Sehingga musim kemarau tidak menjadi penyebab terjadinya kekeringan di desaWaru, Kecamatan Songbledek, Kabupaten Wonogiri.

     Embung merupakan cekungan yang digunakan untuk mengatur dan menampung suplai aliran air hujan serta untuk meningkatkan kualitas air di badan air yang terkait (sungai, danau). Pembuatan embung memerlukan kriteria kondisi tanah khusus agar tidak terjadi beberapa hal yang dapat mengurangi kegunaan embung itu sendiri. Pemetaan geologi sangat diperlukan untuk mengetahui kondisi tanah daerah penelitian agar dapat menentukan sistem pembangunan embung yang akan digunakan agar fungsi dari embung dapat berjalan maksimal.

Gambar 1. Peta geologi regional

    Menurut Surono, dkk (1992) dalam Peta Geologi Regional Lembar Surakarta-Giritontro menjelaskan bahwa Desa Waru terletak pada formasi wanasari-punung yang berisi batugamping, batugamping napalan, batugamping konglomerat, batupasir tufan dan batulanau.

Gambar 2. Peta geologi daerah Penelitian

     Kegiatan lapangan yang dilakukan adalah pemetaan geologi yang ditujukan untuk mengetahui kondisi geologi daerah penelitian. Berdasarkan pengamatan lapangan yang dilakukan, pada Desa Waru merupakan daerah yang terletak pada morfologi berbukit bergelombang (Van Zuidam, 1985). Lithologi yang ada pada Desa Waru berisikan batugamping yang telah mengalami pengkristalan paralel.
Share:

Pengukuran Geolistrik Desa Pilang, Kecamatan Randublatung, Kabupaten Blora

     Dalam era pembangunan bahan yang dibutuhkan semakin meningkat terutama pada bahan yang ada di alam. Bahan tambang misalnya, menjadi sorotan utama sebagai bahan yang mampu menunjang kebutuhan akan pembangunan. Bahan tambang dapat berupa bahan-bahan pengisi seperti pasir, batubelah hingga gamping. Di Kabupaten Blora memiliki kelimpahan bahan galian dengan wujud pasir yang banyak dijumpai pada Kecamatan Randublatung. Guna mendapatkan bahan tambang tersebut sebagai penunjang kebutuhan pembangunan, diperlukan adanya pengamatan lapangan secara langsung sehingga akan mendapatkan nilai pasti dari cadangan yang ada di daerah tersebut.

     Desa Pilang merupakan salah satu lokasi yang memiliki jumlah bahan galian pasir yang cukup melimpah sehingga dapat dijadikan sebagai pemasok utama dalam bahan galian pasir untuk pembangunan di wilayah sekitarnya. Desa Pilang terletak di Kecamatan Randublatung dengan perjalanan tempuh 2-3 jam perjalanan darat menggunakan mobil dari Kantor Bupati Blora.

     Guna untuk memebuhi kebutuhan akan bahan galian, perlu dilakukan pengukuran langsung sehingga dapat mengetahui jumlah cadangan yang ada di Desa Pilang. Pengukuran geolistrik dilakukan pada Desa Pilang menggunakan konfigurasi schlumberger dengan jumlah 7 titik lokasi pengukuran yang akan dikorelasikan dan mendapatkan total volume.

     Dari hasil pengukuran geolistrik disimpulkan bahwa pada daerah ini memiliki 3 satuan utama, yaitu tanah penutup, lempung dan pasir. Dengan kedalaman yang beragam dari ke tujuh titik tersebut.
Share:

Pengukuran Geolistrik, Kecamatan Kragan, Kabupaten Rembang

     Dalam era pembangunan bahan yang dibutuhkan semakin meningkat terutama pada bahan yang ada di alam. Bahan tambang misalnya, menjadi sorotan utama sebagai bahan yang mampu menunjang kebutuhan akan pembangunan. Bahan tambang dapat berupa bahan-bahan pengisi seperti pasir, batubelah hingga gamping. Di Kabupaten Rembang memiliki kelimpahan bahan galian dengan wujud tras yang banyak dijumpai pada daerah Kecamatan Kragan. Guna mendapatkan bahan tambang tersebut sebagai penunjang kebutuhan pembangunan, diperlukan adanya pengamatan lapangan secara langsung sehingga akan mendapatkan nilai pasti dari cadangan yang ada di daerah tersebut.

     Geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang dapat digunakan untuk mengetahui kondisi bawah permukaan. Geolistrik dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan perhitungan potensi bawah permukaan suatu daerah. Dengan biaya yang relatif rendah, geolistrik dapat memberikan nilai keakurasian data tinggi.

     Berdasarkan kebutuhan dan metode tersebut di Kecamatan Kragan dilakukan pengukuran geolistrik untuk mengetahui kondisi bawah permukaan dan melakukan perhitungan total cadangan yang ada di daerah tersebut. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan dua konfigurasi, yaitu wenner dan schlumberger. Pengolahan data dilakukan dengan mengkolaborasikan antara analisis geolistrik dan pemetaan geologi yang ditujukan untuk mengetahui kondisi bawah permukaan dan jumlah cadangan yang terukur.
Gambar 1. Contoh hasil pengukuran wenner

Gambar 2. Contoh hasil korelasi schlumberger dan wenner

Share:

Kondisi Geologi Wisata Alam Ecopark Bandar

     Wisata alam ecopark Bandar terletak di Kabupaten Batang bagian selatan. Menurut W.H. Condon dkk, (1996) dalam Peta Geologi Lembar Banjarnegara dan Pekalongan menyatakan bahwa daerah Pagilaran terletak pada formasi Gunungapi Jambangan (Qj) yang terdiri dari lava dan klastika gunungapi dengan sifat yang andesitik. Formasi ini memiliki umur quarter.
Gambar 1. Peta Geologi Regional Ecopark Bandar
     Dari hasil pengamatan lapangan, daerah pagilaran ini memiliki morfologi berbukit bergelombang (van Zuidam, 1985) dengan litologi berupa breksi vulkanik. Breksi pada daerah ini memiliki fragmen berupa batuan andesitik dan matriks berupa tuff. Selain litologi tersebut, juga ditemukan bolder-bolder andesitik dengan warna abu-abu gelap, tekstur afanitik.
Gambar 2. Batuan yang tersingkap di sekitar lokasi wisata

     Dari hasil pengamatan terdapat sumber air di lokasi wisata Ecopark Bandar. Sumber air tanah tersebut menandakan bahwa daerah tersebut memiliki sumber air yang cukup melimpah dan berada di atas garis khayal muka airtanah sehingga airtanah keluar dan mengalir. Aliran airtanah tersebut digunakn sebagai air baku kolam renang Ecopark Bandar.
Gambar 3. Sumber Air sebagai pengisi kolam

Share:

Wisata Alam Ecopark Bandar (Pemandian Bandar), Kecamatan Bandar

     Mendengar kata waterboom atau ecopark, mungkin yang terbesit di benak adalah kolam renang modern dengan segala permainan yang ada di dalamnya di tengah perkotaan. Namun demikian berbeda dengan waterboom yang ada di Kabupaten Batang justru berada di daerah pegunungan yang masih asri, air yang digunakan adalah mata air asli yang keluar didekat kolam waterboom. Tepatnya di Jalan Bandar-Batang, Kecamatan Bandar dengan jarak 1,5 km dari kantor Kecamatan Bandar atau Pasar Bandar.
Gambar 1. Peta Kesampaian Lokasi

     Pengunjung hanya dikenakan biaya sebesar Rp. 5.000,- untuk memasuki kawasan waterboom ditambah dengan parkir kendaraan yang di bawanya. Tempat parkir yang disediakan pun cukup luas hingga mampu menampung bus mini ukuran 32 seat. Biaya parkir untuk kendaraan roda dua senilai Rp. 2.000,- dan roda empat senilai Rp. 5.000,-.

     Waterboom yang ada di Kecamatan Bandar ini dilengkapi dengan taman bermain yang memiliki beberapa permainan diantaranya adalah ayunan legendaris yang sejak awal pembangunan sudah tersedia ayunan tersebut dan beberapa tambahan permainan lain. Pada waterboom ini terdiri dari 2 kelompok kolam utama, yaitu kolam untuk anak-anak dengan kedalaman terdalam 1 meter dan kolam untuk dewasa dengan kedalaman maksimal 2 meter dengan ukuran kolam 25 meter X 25 meter. Pada kelompok kolam pertama terdapat permainan-permainan khas kolam renang berupa prosotan dan ember air yang ditumpahkan setiap setengah jam sekali. Pembahasan Geologi klik >>di sini<<




     Selain kolam renang, waterboom ini juga menyediakan penyewaan peralatan berenang seperti ban, pelampung, kacamata renang serta pakaian renang dengan harga terjangkau. Di luar dari kolam renang tersedia juga warung-warung yang menjajakan beberapa jajanan baik yang siap saji seperti gorengan atau masakan khas Indonesia seperti mie ayam dan bakso.


Share:

Kondisi Geologi Wisata Alam Pagilaran

     Pagilaran merupakan daerah wisata yang terletak di Kabupaten Batang. Menurut W.H. Condon dkk, (1996) dalam Peta Geologi Lembar Banjarnegara dan Pekalongan menyatakan bahwa daerah Pagilaran terletak pada formasi Gunungapi Jambangan (Qj) yang terdiri dari lava dan klastika gunungapi dengan sifat yang andesitik. Formasi ini memiliki umur quarter.
Gambar 1. Peta Geologi Regional Wisata Alam Pagilaran

     Dari hasil pengamatan lapangan, daerah pagilaran ini memiliki morfologi berbukit bergelombang (van Zuidam, 1985) dengan litologi berupa breksi vulkanik. Breksi pada daerah ini memiliki fragmen berupa batuan andesitik dan matriks berupa tuff. Selain litologi tersebut, juga ditemukan bolder-bolder andesitik dengan warna abu-abu gelap, tekstur afanitik.

Foto 1. Morfologi Pagilaran 1
Foto 2. Litologi Pagilaran jarak dekat

      Dari litologi yang ditemukan, diketahui bahwa daerah ini terbentuk akibat adanya pembekuan magma dengan jarak yang relatif jauh dari sumber erupsi dan termasuk kedalam zona distal (Bogie dan Mackenzie, 1998). Breksi daerah ini terbentuk setelah mengalami perjalanan cukup jauh dan terdapat sedikit faktor air yang membawanya sehingga mengendap dengan ukuran yang bermacam-macam memiliki sortasi yang buruk.
Share:

Bentuklahan Karena Proses Pengendapan Gletser

     Dari hasil erosi olrh gletser, tentulah ada bagian-bagian erosi oleh gletser tersebut yang mengendap di tempat lain dan membentuk suatu bentukan khas diantaranya adalah:

  • Till
    Merupakan bagian dinding lembah yang hancur akibat erosi glatser yang terendapkan mengisi valley glacier, berasal dari ice sheet membawa fragmen batuan yang terkikis (fragmennya lancip) karena bertabrakan dan saling bergesek dengan batuan lain. Berukuran lempung hingga bolder dan tidak tersortasi.

  • Erratic
    Merupakan es berukuran bolder yang tertransport oleh es yang berasal dari lapisan batuan yang jauh letaknya.
  • Moraines
    Merupakan till yang terbawa jauh glacier dan tertinggal/mengendap setelah glacier menyusut. Material-material yang jatuh dari lereng terjal sepanjang valley glacier terakumulasi pada sepanjang sisi es. Terdapat empat benruk utama dari morainer berdasarkan tempatnya diantaranya adalah:
    >> Lateral moraines: moraines yang tertimbun sepanjang sisi gletser
    >> Medial moraines: gabungan anak-anak sungai yang dekat dengan lateral moraines membawa gletser turun sepanjang sisi till. Dari atas nampak seperti multiline highway (lintasan-lintasan pada daerah tinggi)
    >> End moraines: tepi till yang tertimbun di sepanjang sisi es, merupakan terminus yang tersisa yang tetap selama beberapa tahun dan mudah dilihat. Valley glacier membentuk end moraines seperti bulan sabit.
    >> Ground moraines: till yang tipis seperti lapisan-lapisan karena batuan yang terseret oleh gletser lalu mengendap.
  • Drumlin
    Merupakan ground moraines yang terbentuk kembali seperti alur-alur sungai lembah till, bentuknya seperti sendok terbalik porosnya sejajar dengan arah gerak es.

Share:

Bentuklahan Karena Proses Erosi Gastser

     Sama halnya dengan air, gletser juga mengalami pergerakan dan dapat melakukan penggerusan yang mengakibatkan adanya bentuk-bentuk penggerusan baik penggerusan pada Alpin Glaciation ataupun Continental Glaciation. Bentuklahan hasil erosi yang berasosiasi dengan Alpin Glaciation antara lain:

  • Truncated SpursBagian bawah tepi lembah yang terpotong triangular faced karena erosi glasial

  • Hanging ValleyKetika glatser tidak terelihat lagi, anak sungai yang tersisa menyisakan hanging valley yang tinggi di atas lembah utama. Meskipun proses glasial membentuk lembah menjadi lurus dan memperhalus dinding lembah, es menyebabkan permukaan batuan di bawahnya terpotong menjadi beberapa bagian tergantung pada resistensi batuan tersebut.

  • Rock Basin Lake
    Air meresap pada celah batuan, membeku dan memecah batuan sehingga lapisan batuan kehilangan bagiannya, digantikan es dan ketika meleleh kembali terbentuk rock basin lake

  • Cirques
    Merupakan sisi bagian dalam yang dilingkari glacier valley, berisi gletser dari glacier valley yang tumpah ke bawah. terbentuk karena proses glasial, pelapukan dan erosi dinding lemah.

  • Bergschrund
    Merupakan batuan yang telah pecah, berguling-guling dan jatuh ke valley glacier lalu jatuh ke crevasse

  • HomMerupakan puncak yang tajam karena cirques yang terpotong atau ada bagian yang hilang karena erosi ke arah hulu pada beberapa sisinya.

  • Aretes
    Merupakan sisi dinding lemah yang mengalami pemotongan dan pendalaman sehingga bagian tepinya menjadi tajam karena proses frost wedging

  • CrevassesMerupakan celah yang lebar (terbuka).

     Sedangkan bentuklahan yang berasosiasi dengan Continental Glaciacion, batuan di bawah ice sheet tererosi seperti batuan di bawah valley glacier menghasilkan grooves dan striation.
Share:

Clinic Bimbel

Popular Posts

Blog Archive

Followers