• Jasa Pengukuran Geolistrik

    Kami menyediakan jasa pengukuran Geolistrik untuk berbagai macam bidang oleh tenaga ahli handal yang telah berpengalaman.

  • Jasa Pemboran / Pengeboran

    Kami menyediakan jasa pemboran untuk berbagai macam keperluan baik untuk pemboran sumur dalam maupun geoteknik.

  • Jasa Pembuatan Peta

    Kami menyediakan jasa pembuatan berbagai macam peta seluruh Indonesia. Hasil dapat berupa raster maupun vector sesuai dengan pesanan.

  • Jasa Pemetaan Geologi

    Kami menyediakan jasa untuk melalkukan pemetaan geologi, baik untuk keperluan tambang, geoteknik maupun keperluan penelitian.

Rockwork 16


     Rockwork merupakan salah satu software yang di bawah naungan Rockware. Rockwork ini sangat berguna bagi bidang geologi baik dalam hal perminyakan, pertambangan dan lain sebagainya. Software ini memiliki keunggulan dapat melakukan korelasi batuan dengan beberapa data yang di perlukan. Software ini mampu merender sendiri dalam hal korelasi.

     Software Rockwork berbasis pada koordinat dari sumur sehingga dapat diposisikan sesuai dengan keadaan lapangan dengan jarak yang tepat. Software Rockwork ini dapat memodifikasi setiap litologi sehingga dapat menjadikan penanda khusus untuk lapisan yang akan dituju. Software ini juga memiliki keunggulan pada proses yang dilakukannya dengan tidak mengorbankan proses berat seperti petrel.

Pasword: rwomar4ever123
Share:

Blanking

Gambar 1. Contoh hasil blanking

     Blanking merupakan salah satu metode pemotongan daerah pada software surfer. Blanking ini dapat memotong beberapa data menggunakan batas koordinat atau batas polygon yang telah dibuat sebelumnya baik menggunakan arcGis, maupun menggunakan software GIS lainnya. Berikut adalah tutorial bagaimana melakukan blanking:
Share:

Proses Transportasi

     Proses transportasi merupakan proses perpindahan atau pengangkutan material yang diakibatkan oleh tenaga kinetik dari air sungai sebagai efek dari gaya gravitasi air. Sungai mengangkut materialnya dengan cara sebagai berikut:
Gambar 1. Gambaran proses transportasi
  • Traksi, yaitu material yang diangkut akan terseret pada dasar sungai
  • Rolling, yaitu material yang diangkut akan menggelinding di dasar sungai
  • Saltasi, yaitu material yang diangkut akan menggelinding pada dasar sungai
  • Suspensi, yaitu material yang diangkut mengambang dan bercampur dengan air
  • Solution, yaitu material yang diangkut larut dalam air dan membentuk larutan tertentu

     Pengankutan tersebut terjadi pada material-material tertentu berdasarkan ukuran, bentuk serta beban yang dibawa oleh material tersebut. Keadaan tersebut sering di sebut sebagai terminologi stream capacity.
Share:

Proses Erosi


     Memnurut Sukamana, 1979 menjelaskan bahwa proses erosi merupakan pores atau peristiwa hilangnya lapisan permukaan tanah yang disebabkan oleh pergerakan air atau angin. Dalam bentuk lahan fluvial, agen erosi yang paling berpengaruh adalah air yang sering dijumpai dalam benruk sungai. Sungai dapat mengerosi batuan yang dilewatinya memotong lembah, memperdalam dan lebar sungai dengan cara:

  • Quarrying : pendongkelan batu yang dilaluinya.
  • Abrasi : penggerusan terhadap batuan yang dilewatinya.
  • Scouring : penggerusan dasar sungai akibat adanya ulakan sungai, misalnya pada daerah cut off slope.
  • Korosi : terjadinya reaksi terhadap batuan yang dilaluinya.
  • Hydraulic action : kemampuan air mengangkat dan memindahkan batuan atau material-material sediment dengan gerakan memutar sehingga batuan pecah dan kehilangan fragmen.
  • Solution : solution dalam proses erosi berjalan lambat, tetapi efektif dalam pelapukan dan erosi

      Berdasarkan arah erosinya, erosi dibedakan menjadi tiga, yaitu:
  • Erosi kearah hulu, erosi yang terjadi pada ujung bagian hulu sungai
  • Erosi vertikal, erosi yang arahnya tegak dan cenderung terjadi pada daerah bagian hulu sungai dan menyebabkan pendalaman lembah sungai.
  • Erosi lateral, erosi yang arahnya mendatar dan cenderung terjadi pada daerah tengah sungai yang menyebabkan pelebaran sungai.


Share:

Bentuk Lahan Fluvial

Gambar 1. Contoh bentuk lahan fluvial

     Bentuk lahan fluvial merupakan salah satu satuan geomorfologi yang terbentuk akibat adanya proses fluviatil. Proses fluviatil merupakan proses alam yang terjadi secara fisika maupun kimia yang mengakibatkan terjadi perubahan bentuk permukaan bumi. Proses fluviatil disebabkan oleh aksi air permukaan baik dalam bentuk terpadu (sungai) maupun air yang tidak terkonsentrasi (sheet water). Proses fluviatil ini akan membentuk bentukan yang khas.



Share:

Biochemical-Biogenic-Organic Deposit

a.b.
c.
Gambar 1. Contoh batuan sedimen biochemical a. rijang, b. batugamping, c. batubara

    Pada hakekatnya, biochemical-biogenic-organic deposit merupakan litologi yang tersusun atas makhluk hidup yang telah terlitifikasi. Deposit ini dapat berupa tumbuhan maupun hewan. Deposit tumbuhan akan membentuk batubara* sedangkan hewan akan membentuk batugamping atau rijang tergantung lokasi pengendapan.

Click on (*)
Share:

Terrigenous Clastics Rocks

     Pada terrigenous clastic rocks, dominasi pembagian batuan sedimen dilakukan berdasarkan rombakan butirannya (terutama pada mineral silika dan fragmen batuan) yang terdiri dari mudrock, batupasir dan konglomerat atau breksi.

  • Mudrock merupakan salah satu jenis batuan sedimen yang memeiliki ukuran butir paling halus dengan ukuran <1/16 mm dan didominasi oleh mineral lempung.


  • Batupasir terdiri dari material sedimen dengan ukuran 1/16mm hingga 2mm. Batupasir pada umumnya memiliki struktur sedimen yang terbentuk pada saat pengendapan atau pun setelah pengendapan.


  • Konglomerat atau breksi memiliki butiran yang lebih besar dibandingkan dengan batupasir. Konglomerat memiliki ukuran krikil, krakal hingga bongkah. Perbedaan antara konglomerat dan breksi terdapat pada kebundaran dari butirannya. Konglomerat memiliki butiran yang lebih membundar sedangkan breksi memiliki butiran yang meruncing. Konglomerat atau breksi ini dapat memiliki matriks pasir dan lempung, tetapi juga terdapat beberapa konglomerat atau breksi yang tidak memiliki matriks.
Share:

Peta Administrasi Kecamatan Kaliwungu

     Kecamatan Kaliwingu, Kabupaten Kendal terletak pada 6° 55’ 30” - 6° 59’ 10” lintang selatan dan 110° 14’ 00” - 110° 18’ 00” bujur timur dan merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Kendal. Kecamatan Kaliwungu berada di bagian utara Kabupaten Kendal yang berbatas langsung dengan Laut Jawa di bagian utaranya, Kota Semarang di bagian timur, Kecamatan Kaliwungu Selatan di bagian selatan dan Kecamatan Brangsong di bagian barat dari Kecamatan Kaliwungu itu sendiri.
Gambar 1. Peta administrasi Kecamatan Kaliwungu

     Kecamatan Kaliwungu terdiri dari 9 desa, yaitu:

  1. Desa Karangtengah
  2. Desa Krajankulon
  3. Desa Kumpulrejo
  4. Desa Kutoharjo
  5. Desa Mororejo
  6. Desa Nolokerto
  7. Desa Sarirejo
  8. Desa Sumberejo
  9. Desa Wonorejo

Share:

Prinsip Pengelompokkan Batuan Sedimen


     Untuk mengidentifikasi tipe dari batuan sedimen, terdapat dua poin penting yang harus di mengerti dalam pengamatan lapangan, yaitu komposisi mineral dan ukuran butir batuan sedimen. Berdasarkan asal usul dari batuan sedimen, terbagi menjadi empat golongan utama, yaitu terrigenous clastic rock, biochemical-biogenic-organic deposit, chemical precipitates dan volcanic clastics

     Litologi yang paling sering muncul keberadaannya adalah dari kategori terrigenous clastic rocks yang terdiri dari sandstone, mudrock dan limestone. Litologi lain pada kategori lalin jarang ditemukan dan hanya di temukan pada daerah-daerah tertentu, seperti volcanic clastics, chert, ironstone dan phospates.

     Pada beberapa kasus, batuan sedimen memerlukan perhatian khusus karena bentuknya yang mirip dengan batuan lain. Greywacke misalnya, terlihat seperti dolorite dan basalt terutama dalam ukuran hand specimens jauh dari singkapan. Terdapat beberapa poin penting untuk mengidentifikasi apakah itu termasuk batuan sedimen atau bukan, diantaranya:

  • Keadaan stratigrafinya, dibandingkan dengan lapisan terdekatnya
  • Mineral penciri sedimen
  • Struktur sedimen pada permukaan lapisan dan dalam lapisan tersebut
  • Keterdapatan fosil
  • Butiran yang terdapat pada litologi
Share:

Dampak Lingkungan Gunungapi

Gambar 1. Dampak positif (kiri) dan negatif (kanan) lingkungan gunungapi

       Gunungapi terutama proses vulkanisme akan menghasilkan beberapa dampak, selain dengan adanya morfologi gunungapi juga akan memberikan beberapa dampak pada lingkungan. Dampak yang terjadi akibat proses vulkanisme ini bermacam-macam dan dapat digolongkan menjadi dua tipe berdasarkan lingkungannya, yaitu dampak positif dan negatif.
      Berikut dampak positif dari proses vulkanisme:
  • Panas bumi (geothermal) dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik
  • Daerah recharge sebagai pengisi dari adanya airtanah untuk keperluan air bersih
  • Daerah pertanian sebagai daerah yang subur dan dapat digunakan untuk bercocok tanam

       Berikut dampak negatif dari proses vulkanisme:
  • Aliran lava merupakan aliran batu cair yang pijar dengan suhu yang sangat tinggi dan dapat menghancurkan segala sesuatu yang dilewatinya. Suhu dari lava ini dapat mencapai (1200°C).
  • Bom gunungapi merupakan wujudan dari batuan panas berukuran 10 cm hingga 2 m. batuan tersebut terlontar dari pusat erupsi dan dapat menimbulkan kebakaran hutan karena panasnya batuan tersebut.
  • Pasir lapilli, dalam proses vulkanisme, pasir lapilli ini dapat terlempar sangat jauh dan ukurannya yang agak besar hingga 2cm dapat melukai seseorang bahkan merusak perumahan.
  • Awan pijar adalah suspense material halus dengan suhu yang sangat tinggi sehingga mampu membakar segala sesuatu yang di lewatinya. Awan pijar ini jangkauannya sangat luas karena beratnya yang ringan menyebabkan awan pijar mudah dibawa oleh angina.
  • Abu gunungapi dapat mengganggu pernafasan sehingga akan memberikan efek sesak nafas. Jangkauan abu gunungapi juga sangat jauh karena materialnya ringan dan mudah terbawa oleh angin.
  • Gas beracun banyak dikeluarkan oleh gunungapi yang dapat meracuni makhluk hidup terutama manusia.

Share:

Morfologi Hasil Proses Erupsi

Selain morfologi timbulan dan depresi vulkanik, bentuk lahan vulkanik juga memiliki morfologi hasil erupsi diantaranya:

1. Morfologi hasil erupsi sentral

  • magma encer akan menghaslkan hornitos dan exogeneous dome
  • magma intermediate akan menghasilkan cinder, ne, pyroclastic ring fall dan indogenouse dome
  • magma kental akan menghasilkan maar, crater dan caldera

2. Morfologi hasil erupsi celah

  • magma encer akan menghasilkan lava flow dan lava plateu
  • magma intermediet akan menghasilkan tanggul lava dan strato volcanic ridge
  • magma kental akan membentuk endogenouse ridge



Share:

Depresi Vulkanik (Morfologi Negatif)

     Depresi vulkanik adalah morfologi vulkanik yang pada umumnya berbentuk cekungan disebabkan oleh proses vulkanisme. Berdasarkan material pengisinya, depresi vulkanik dibedakan menjadi beberapa jenis diantaranya:
1.  Danau Vulkanik, yaitu depresi vulkanik yang tersisi oleh air sehingga membentuk danau.
Gambar 1. Danau Kelimutu, Nusa Tenggara Timur, Indonesia

2.  Kawah, yaitu depresi vulkanik yang terbentuk oleh letusan dengan diameter maksimum 1,5 km dan tidak terisi oleh apapun selain material hasil letusan.

Gambar 2. Kawah Ijen, Banyuwangi, Jawa Timur, Indonesia


3.  Kaldera, yaitu depresi vulkanik yang terbentuknya belum tentu oleh letusan, tetapi didahului oleh amblesan pada komplek vulkanik. Menurut H. William (1947) berdasarkan proses terbentuknya, kaldera terbagi menjadi 3 jenis, yaiut:
Gambar 3. Kaldera Alaska
  • Kaldera letusan, yaitu kaldera yang terbentuk akibat letusan gunungapi dengan kekuatan yang sangat kuat sehingga mampu menghancurkan bagian puncak kerucut.
  • Kaldera runtuhan, yaitu kaldera yang disebabkan karena adanya kekosongan dapur magma dan tidak dapat menobang material yang telah keluar sebelumnya sehingga mengalami amblesan.
  • Kaldera erosi, yaitu kaldera yang disebabkan adanya pengaruh erosi bagian puncak gunungapi.


Share:

Bentuk Lahan Timbulan

Bentuk lahan timbulan atau dikenal juga sebagai kubah vulkanik merupakan morfologi yang disebabkan oleh kegiatan vulkanisme sehingga menghasilkan kenampakan timbulan atau cembung keatas. Bentuk lahan timbulan ini terbagi menjadi beberapa macam, diantaranya adalah:
1.      Kerucut semburan
Kerucut semburan berdasarkan jenis lava yang keluar dan tempat terjadinya terbagi menjadi tiga golongan utama, yaitu
  •           Kerucut semburan utama, yaitu morfologi kerucut semburan yang terbentuk oleh erupsi gunungapi dengan lava bersifat kental
  •          Kerucut parasit (Parasitic Cone), yaitu morfologi yang terbentuk dari hasil erupsi gunungapi berada pada lereng gunungapi yang lebih besar
  •           Kerucut sinder (Cinder Cone), Merupakan morfologi yang terbentuk oleh erupsi kecil pada kaki gunungapi, berupa kerucut rendah dengan bagian puncak tampak cekung datar.


2.      Kubah lava
Merupakan morfologi yang berbentuk kubah membulat yang terbentuk oleh magma sangat kental.

3.      Gunungapi tameng/prisai
Merupakan morfologi yang terbentuk oleh aliran magma cair. Magma yang cair tersebut menyebabkan pergerakan yang cenderung menjauh dari lubang kepundan ke segala arah. Hal tersebut menjadikan gunungapi menjadi daerah yang luas dengan ketinggian tidak terlalu tinggi.

4.      Dataran vulkanik
Dataran vulkanik dicirikan dengan morfologi yang relatif datar dengan tidak adanya perbedaan tinggi yang mencolok.

5.      Vulkan semu
Merupakan morfologi yang memiliki kemiripan dengan gunungapi, morfologi ini terbentuk karena adanya pengaruh proses efek vulkanisme yang terjadi. Salah satu contoh vulkan semu adalah lajuran vulkanik (Vulcanic neck)



Share:

Macam-macam Bentuk Lahan Vulkanik


   Bentuk lahan vulkanik dibedakan menjadi beberapa macam dengan dasar klasifikasi kenampakan visual morfologi (Srijono, 1984 dalam Widagdo, 1984). Klasifikasi tersebut terbagi menjadi dua golongan utama yaitu bentuk timbulan dan depresi vulkanik.

    Bentuk timbulan merupakan morfologi gunungapi yang mempunyai cembungan ke atas. Bentuk lahan timbulan ini terdiri dari lima jenis, yaitu kerucut semburan, kubah lava, gunungapi tameng, dataran vulkanik dan vulkan semu (Click Here For More)

   Depresi vulkanik merupakan morfologi gunungapi yang mempunyai kecenderungan cekungan. Morfologinya terdiri dari danau vulkanik, kawah dan kaldera. (Click Here For More)

     Selain kedua morfologi tersebut, terdapat morfologi yang berasal dari hasil proses erupsi (Click Here For More)



Share:

Peta Administrasi Kecamatan Gemuh

      Kecamatan Gemuh, Kabupaten Kendal terletak pada 6° 55' 56.9514"-7° 03' 52.3677" LS Lintang Selatan dan 110° 04' 58.1613"-110° 09' 07.8322" Bujur Timur  dan merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Kendal dan berada di bagian tengah Kabupaten Kendal. Kecamatan Gemuh memiliki batas utara Kecamatan Kangkung dan Kecamtan Cepiring, batas selatan Kecamatan Patean, batas barat Kecamatan Ringinarum dan batas timur Kecamatan Pegandon.


Kecamatan Gemuh terbagi menjadi  desa, yaitu

  1. Desa Cepokomulyo
  2. Desa Galih
  3. Desa Gebang
  4. Desa Gemuhblanten
  5. Desa Jenarsari
  6. Desa Johorejo
  7. Desa Krompaan
  8. Desa Lamunsari
  9. Desa Pamamiyan
  10. Desa Poncorejo
  11. Desa Pucangrejo
  12. Desa Sedayu
  13. Desa Sojomerto
  14. Desa Tamangede
  15. Desa Tlahab
  16. Desa Triharjo


Share:

Zonasi Gunungapi

Berdasarkan komposisi litologi dan jarak dari kepundan utama, pada gunungapi, terdapat tiga zona yang terdiri dari (Bogie dan Mackenzie, 1998):

1. Zona Pusat Erupsi
Zona ini berada di sekitar pusat erupsi dari gunungapi, komposisi litologi sangat dipengaruhi kekuatan letusan gunungapi
Banyak radial dike/sill
Adanya simbat kawah (plug) dan crumble breccia
Adanya zona hydrothermal
Endapan piroklastik kasar (lapilli – bom)
Bentuk morfologi kubah dengan pusat erupsi
2. Zona Proksimal
Zona ini berada sedikit keluar dari pusat erupsi, komposisi litologi di pengaruhi oleh kekuatan erupsi dan faktor lain seperti kecepatan angina dan grafitasi akan tetapi didominasi oleh grafitasi.
Material piroklastik agak terorientasi (membentuk paleomorfologi/sesuai arah aliran)
Pada material piroklastik terjadi pelapukan yang dicirikan adanya soil yang tipis
Sering dijumpai parasitic cone
Banyak dijumpai ignimbrite dan welded tuff
3. Zona Medial
Zona ini merupakan zona yang cukup jauh dari pusat erupsi. Komposisi litologi pada daerah ini bergantung pada kekuatan erupsi dan media penghantarnya seperti air dan angin dan didominasi oleh kecepatan angin.
Banyak ditemukan lahar dan tuff
Banyak dijumpai llahar.
Morfologi cenderung datar
4. Zona Distal
Zona ini merupakan zona paling jauh dari pusat erupsi gunungapi. Komposisi litologi pada zona ini dipengaruhi oleh media pembawa material erupsi yaitu air dan angin dengan dominasi air yang mengerosi zona sebelumnya dan mengendapkan material hasil erosi tersebut.
Material piroklastik berukuran halus
Banyak dijumpai lahar

Share:

Clinic Bimbel

Popular Posts

Blog Archive

Followers