• Jasa Pengukuran Geolistrik

    Kami menyediakan jasa pengukuran Geolistrik untuk berbagai macam bidang oleh tenaga ahli handal yang telah berpengalaman.

  • Jasa Pemboran / Pengeboran

    Kami menyediakan jasa pemboran untuk berbagai macam keperluan baik untuk pemboran sumur dalam maupun geoteknik.

  • Jasa Pembuatan Peta

    Kami menyediakan jasa pembuatan berbagai macam peta seluruh Indonesia. Hasil dapat berupa raster maupun vector sesuai dengan pesanan.

  • Jasa Pemetaan Geologi

    Kami menyediakan jasa untuk melalkukan pemetaan geologi, baik untuk keperluan tambang, geoteknik maupun keperluan penelitian.

Measuring Line (Menghitung Jarak Garis)

     Measuring line sering digunakan untuk melakukan pengukuran terhadap garis baik berupa jalan, sungai atau lain sebagainya yang memiliki attribute garis. Pengukuran jarak ini dapat dilakukan dengan menggunakan dua cara, yaitu cara yang hanya dilakukan untuk mengetahui sedangkan cara berikutnya adalah cara yang dilakukan untuk input dalam attribute table. Perbedaan dari keduanya terdapat pada attribute tablenya. Cara pertama tidak melakukan editing pada attribute table sedangkan cara kedua melakukan editing pada attribute table.

     Sebelum melakukan perhitungan jarak, shapefile line / garis harus sudah dibuat dengan menggunakan catalog klik kanan pada salah satu folder --> new --> pilih shapefile. Pilih tipe garis (Klik di sini untuk lengkapnya).

Membuat garis yang nantinya akan dilakukan pengukuran terhadapnya


-  Cara Pertama menggunakan toolbar measure
  • cara ini hanya untuk melihat jarak garis yang ada tanpa menyimpannya.
  • cara ini dapat dilakukan dengan menggunakan toolbar measure

  • klik pada awal garis dan double klik pada akhir garis.

  • untuk garis yang mengalami pembelokan, klik pada awal garis, tengah garis dan akhir garis sesuai dengan dimana node itu dibuat.
- Cara kedua menggunakan attribute table
  • Pada cara ini dilakukan dengan menggunakan attribute table yang dimiliki oleh shapefile
  • pengukuran dilakukan dengan membuat kolom baru yang berisi dengan tipe long integer


  • klik kanan pada kolom dan pilih calculated geometri

  • pilih keterangan dan satuan yang akan digunakan

  • pilih oke dan hasil akan terlihat pada attribute table.

     Cara pertama lebih unggul dari segi ketelitiannya karena menyakup angka desimal sedangkan cara kedua membulatkannya. Cara kedua akan menghemat waktu pada perhitungan jarak pada jumlah garis yang lebih banyak.

    Sekian tutorial kali ini untuk video dapat diakses pada youtube kami yang telah disediakan. Terimakasih atas kunjungannya jangan lupa follow blog kami. Kontribusi anda akan membantu kami dalam melakukan update. :)
Share:

Bentuklahan Dengan Struktur Patahan

     Sesar atau patahan (fault) merupakan salah satu fenomena geologi yang kerap dijumpai di kulit bumi. Sesar sangat berfariasi mulai dari ukuran kecil (minor) hingga ukuran besar (mayor). Sesar sendiri adalah suatu bidang pecah atau rekahan yang disertai dengan adanya pergeseran. Berdasarkan arah gesernya, sesari dibedakan menjadi 5, yaitu
- Sesar normal / sesaru turun (normal fault)
- Sesar naik (reverse fault)
- Sesar mendatar (strike-slip fault)
- Sesar diagonal (oblique fault)
- Sesar rotasi (hinge fault)


     Pada dasarnya, dalam penentuan jenis sesar yang ada di kulit bumi sangat sulit tanpa adanya pemetaan secara detail. Dalam hal ini terdapat beberapa jenis morfologi yang mencirikan akan adanya kehadiran struktur patahan pada suatu daerah yang dapat dijadikan sebagai analisis awal dalam pemetaan untuk mendapatkan sesar / patahan. Berikut adalah ciri-ciri sesar:
  1. Perbedaan ketinggian yang mencolok pada daerah yang sempit
  2. Mempunyai resistensi batuan terhadap erosi yang berbeda dengan elevasi yang relative sama
  3. Adanya kenampakan dataran yang memanjang pada daerah yang sempit
  4. Dijumpai gawir yang lurus
  5. Adanya batas yang curam antara perbukitan / pegunungan dengan dataran rendah
  6. Adanya kelurusan sungai melalui zona patahan dan membelok tiba-tiba
  7. Sering dijumpai mata air pada bagian yang naik / terangakt
  8. pola penyaluran yang umum dijumpai adalah rectangular, rilis, concorted serta modifikasi ketiganya.
  9. adanya penjajaran triangular facet pada gawir yang lurus.
Share:

Klasifikasi Erupsi

     Klasifikasi atau pembagian erupsi terbagi menjadi dua jenis utama yaitu berdasarkan letak terjadinya erupsi dan berdasarkan pemicu letusan erupsi.
Gambar 1. Ilustrasi Kondisi Gunungapi

1. Berdasarkan Letak Terjadinya Erupsi
     Erupsi dapat terjadi karena adanya rekahan yang terbentuk pada batuan yang menutup magma. Batuan tersebut dapat berada di pusat ataupun disamping dari gunungapi. Berdasarkan letaknya, erupsi terbagi menjadi dua, yaitu

  • Erupsi pusat (central eruption)
    Erupsi yang terjadi jika lava atau material lain dikeluarkan melalui lubang di permukaan atau kawah utama gunungapi. Erupsi ini paling banyak dijumpai dan bisa terjadi di semua gunungapi.
  • Erupsi samping/celah (fissure eruption)
    Erupsi yang terjadi jika lava atau material lain dikeluarkan tidak melalui kepundan utama yang di sebabkan karena adanya celah yang memotong dari kepundan utama sehingga terdapat lava atau material lain yang melewatinya.
2. Berdasarkan Pemicu Letusan
     Erupsi dapat dipicu oleh dua faktor utama, yaitu magma dan air serta terdapat erupsi yang dipicu oleh kedua faktor utama tersebut.
  • Erupsi dipicu oleh magma
    Erupsi yang terjadi dipicu oleh magma dari dalam bumi dikarenakan peningkatan tekanan pada gas yang ada dalam magma tersebut. Tipe letusan seperti ini biasanya akan menghasilkan material juvenile clast. Dapat terjadi dengan skala letusan kecil. Tipe gunungapi yang terbentuk karena erupsi jenis ini adalah tipe hawai, strombolian, vulcanian, plinian dan pele
     
  • Erupsi dipicu oleh air
    Erupsi ini terjadi karena adanya percampuran antara magma dan airtanah sehingga airtanah mendidih dan memberikan tekanan sangat kuat dan mampu menimpulkan erupsi gunungapi. Salah satu gunungapi yang dipicu oleh air adalah Krakatau.
  • Erupsi dipicu oleh magma dan air
    Erupsi ini terjadi karena adanya peningkatan tekanan oleh gas dalam magma yang juga kontak antara magma dan airtanah sehingga membentuk tekanan dan menyebabkan erupsi.
Share:

Bentuk Penampang Saluran Drainase

     Bentuk-bentuk saluran drainase harus diusahakan dapat membentuk dimensi yang ekonomis dan sesuai dengan kekbutuhan. Pada daerah dengan kebutuhan drainase besar disesuaikan dengan bentukan dan dimensinya begitu juga pada daerah dengan kebutuhan drainase kecil. Bentuk penampang untuk drainase terdapat berbagai jenis diantaranya adalah:

1. Persegi Panjang
     Saluran drainase berbentuk persegi panjang tidak banyak memakan ruang, sebagai konsekuensinya saluran harus terbentuk dari pasangan batu ataupun coran beton. Fungsi dari saluran bentuk ini adalah menampung dan menyalurkan air hujan dengan debit besar dan sifat alirannya terus menerus fluktuasi kecil

2. Trapesium
     Pada umumnya saluran bentuk trapesium terbuat dari tanah, tetapi tidak menutup kemungkinan terbuat dari coran beton. Fungsi pada saluran bentuk trapesium ini untuk menampung dan menyalurkan limpasan air hujan, air rumah tangga maupun air irigasi dengan debit yang besar dan sifat aliran terus menerus fluktuasi kecil. Pada umumnya terdapat pada daerah yang masih memiliki lahan cukup luas.

3. Segitiga
     Bentuk segitiga ini diterapkan pada awal saluran dengan debit yang ditampung sangat kecil. Saluran bentuk segitiga ini digunakan pada lahan yang terbatas.

4. Setengah Lingkaran
     Bentuk setengah lingkaran ini difungsikan untuk menampung dan menyalurkan airhujan dengan debit yang kecil. Bentuk saluran ini umumnya digunakan untuk saluran rumah penduduk dan pada sisi jalan perumahan yang padat.

5. Lingkaran
     Biasanya digunakan untuk pembuatan gorong-gorong dimana salurannya tertanam dalam tanah.
Share:

Pola Jaringan Drainase

     Dalam perencanaan sistem drainase suatu kawasan, harus memperhatikan pola jaringan drainase yang diperhatikan dengan mempertimbangkan topografi dan tataguna lahan kawasan tersebut. Berikut adalah pola jaringan drainase:
  • Jaringan Drainase Siku
    Jaringan yang dibuat pada daerah yang memiliki topografi sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan sungai di sekitarnya. Sungai tersebut nantinya akan dijadikan sebagai pembuangan utama atau pembuangan akhir.

  • Jaringan Drainase Paralel
    Jaringan yang memiliki saluran utama sejajar dengan saluran cabangnya. Biasanya memiliki jumlah cabang yang cukup banyak dan pendek-pendek. Apabila terjadi perkembangan kota, saluran akan menyesuaikan.

  • Jaringan Drainase Grid Iron
    Jaringan ini diperuntukkan untuk daerah pinggir kota dengan skema pengumpulan pada drainase cabang sebelum masuk kedalam saluran utama.

  • Jaringan Drainase Alamiah
    Seperti jaringan drainase siku, hanya saja pada pola alamiah ini beban sungainya lebih besar.

  • Jaringan Drainase Radial
    Jaringan ini memiliki pola menyebarkan aliran pada pusat saluran menuju luar.

  • Jaringan Drainase Jaring-Jaring
    Jaringan ini mempunyai saluran-saluran pembuangan mengikuti arah jalan raya. Jaringan ini sangat cocok untuk daerah dengan topografi datar.


Share:

Jenis-Jenis Drainase

     Drainase memiliki beberapa jenis tergantung pada pengaruh utama dari jenis  drainase tersebut diantaranya adalah:


1. Jenis-jenis drainase berdasarkan sejarah pembentukannya
  • Drainase alamiah (natural drainage) adalah sistem drainase yang terbentuk secara alami tidak ada unsur campur tangan manusia
  • Drainase buatan (artificial drainage) adalah sistem drainase yang dibentuk berdasarkan analisis ilmu drainase, untuk menentukan debit akibat hujan dan dimensi saluran.
2. Jenis-jenis drainase berdasarkan letak salurannya
  • Drainase permukaan tanah (surface dranage) adalah saluran drainase yang berada di atas permukaan tanah dan berfungsi mengalirkan air limpasan permukaan dengan analisis yang digunakan open channel flow
  • Drainase bawah permukaan (sub surface drainage) adalah saluran drainase yang ditujukan untuk mengalirkan air limpasan permukaan melalui media di bawah permukaan tanah (pipa-pipa), dikarenakan alasan-alasan tertentu sehingga tidak dapat menggunakan drainase permukaan tanah.
3. Jenis-jenis drainase berdasarkan konstruksinya
  • Saluran terbuka adalah saluran yang biasanya dirancang hanya untuk menampung air hujan.
  • Saluran tertutup adalah saluran yang biasanya digunakan untuk mengalirkan air kotor yang dapat mengganggu kesehatan masyarakat.
4. Jenis-jenis drainase berdasarkan fungsinya
  • Single purpose adalah saluran yang hanya berfungsi mengalirkan satu jenis buangan saja
  • Multiple purpose adalah saluran yang berfungsi mengalirkan beberapa jenis buangan, baik secara bercampur maupun bergantian.
Share:

Sistem Jaringan Drainase

     Perkotaan memiliki banyak sekali infrastruktur dimana salah satunya adalah drainase yang digunakan untuk mengontrol pergerakan dari air yang bertujuan menanggulangi terjadinya banjir pada perkotaan tersebut. Pada daerah perkotaan terdapat dua jenis sistem drainase yang berkembang, yaitu sistem drainase mikro dan sistem drainase makro.

Sistem drainase mikro

     Sistem drainase mikro adalah sistem saluran dan bagnunan pelengkap drainase yang menampung dan mengalirkan air dari daerah tangkapan hujan. Secara keseluruhan yang termasuk dalam sistem drainase mikro ini adalah saluran sepanjang sisi jalan, selokan, gorong-gorong dan lain sebagainya dimana debit yang dapat ditampung tidak terlalu besar. Pada umumnya drainase mikro ini direncanakan untuk hujan dengan masa ulang 2,5 dan 10 tahun tergantung pada tataguna lahan yang ada. Sistem drainase pemukiman lebih condong ke sistem drainase mikro.

Sistem drainase makro

     Sistem drainase makro adalah sistem drainase yang menampung dan mengalirkan air dari suatu daerah tangkapan air hujan (catchment area). Pada umumnya sistem drainase makro ini disebut juga sebagai sistem saluran pembuang utama (major system) atau drainase primer. Sistem drainase ini mampu menampung aliran yang berskala besar dan luas. Perencanaan drainase makro ini umumnya dipakai dengan periode ulang antara 5 hingga 10 tahun dan pengukuran topografi yang detail mutlak diperlukan dalam perencanaan sistem drainase ini.

<-- Kembali ke materi sebelumnya
Share:

Drainase

     Drainase adalah saluran air di permukaan atau bawah permukaan dan dapat terbentuk secara alami atau buatan. Dalam bahasa Indonesia, drainase sering merujuk kepada parit permukaan tanah atau gorong-gorong. Drainase sangat berperan penting dalam pencegahan banjir suatu daerah.

     Drainase sendiri memiliki arti mengalirkan, menguras, membuang atau mengalihkan air. Secara umum drainase didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal. Selain itu drainase juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan sanitasi (Dr. Ir. Suripin, M.Eng. 2004)

     Drainase ini pada dasarnya dalam pembangunannya memiliki beberapa hal yang harus diperhatikan diantaranya adalah
Share:

Urutan Daerah Aliran Sungai

     Kedudukan aliran sungai dapat diklasifikasikan secara sistematik berdasarkan urutan daerah aliran sungai. Setiap aliran sungai yang tidak bercabang, disebut sub-DAS urutan/orde pertama. Sungai di bawahnya yang hanya mendapatkan aliran dari sub-DAS urutan/orde pertama merupakan sub-DAS urutan/orde kedua, begitu seterusnya.

     Sistem klasifikasi Strahler (1975) berawal dari urutan pertama dan selanjutnya meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah percabangan aliran air atau anak-anak sungai. Semakin besar urutan pada klasifikasi Horton, akan semakin luas wilayah cakupan DAS-nya.
Share:

Ekosistem Daerah Aliran Sungai

     Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terdiri dari komponen-komponen yang saling berintegrasi dan membentuk suatu kesatuan. Sistem tersebut mempunyai sifat tertentu, tergantung pada jumlah dan jenis komponen. Bsar kecilnya ukuran ekosistem tergantung pada pandangan dan batas yang diberikan pada ekosistem tersebut.

     Ekosistem terdiri dari komponen biotis dan abiotis yang saling berinteraksi dan saling mempengaruhi antara satu dan yang lainnya. Salah satu komponen dalam ekosistem DAS adalah manusia. Swbagai komponen yang dinamis, manusia dalam menjalankan aktivitasnya seringkali melibatkan dampak pada salah satu komponen lingkungan salah satunya adalah dilakukannya pembukaan lahan untuk persawahan dan perkebutan dalam ekosistem DAS.

     Pada ekosistem DAS dibagi menjadi tiga daerah, yaitu hulu, tengah dan hilir. Daerah hulu merupakan daerah yang ada di bagian atas dari suatu sistem DAS. Daerah hulu ini biasanya digunakan sebagai daerah konservasi karena merupakan daerah recharge dengan ciri khasnya memiliki kerapatan drainase yang lebih tinggi, kemiringan lereng yang lebih besar, bukan merupakan daerah banjir, pengaturan pemakaian air ditentukan oleh pola drainase dan didominasi dengan vegetasi yang umumnya tegakan hutan. Pada daerah hilir atau daerah pemanfaatan, memiliki ciri khas drainase lebih kecil, memiliki kemiringan lereng yang lebih kecil, beberapa tempat merupakan daerah banjir, pengaturan pemanfaatan air ditentukan oleh bangunan irigasi dan jenis vegetasi yang didominasi dengan pertanian atau perkebunan bakau di daerah estuarin. Pada daerah tengah, merupakan perpaduan antara dua daerah tersebut.


Share:

Faktor Pengontrol Letusan Gunungapi


     Letusan gunungapi akan terjadi ketika magma yang berada pada dapur magma telah penuh sehingga mengalami kanikan tekanan yang tinggi dan akan mendorong keluarnya magma melalui kepundan-kepundan gunungapi. Letusan gunungapi memiliki berbagai macam jenis yang bergantung pada faktor yang mengontrol letusan tersebut yang terdiri dari kandungan gas dan viskositas magma.
  • Kandungan Gas
Kandungan gas yang ada dalam magma sangat berpengaruh terhadap kekuatan letusan. Semakin tinggi tekanan gas yang ada dalam magma maka letusan yang di hasilkan akan semakin besar.
  • Viskositas Magma
Viskositas atau kekentalan yang ada pada magma ditentukan oleh kandungan silika yang ada pada magma. Semakin banyak kandungan silika yang ada pada magma, maka akan semakin tinggi nilai viskositas magma yang menjadikan magma memiliki sifat kental. Kekentalan yang ada pada magma akan menghasilkan letusan yang besar. Kekentalan akan menyebabkan tersumbatnya lubang kepundan sehingga tekanan didalam semakin besar dan ketika terdapat sedikit celah maka semua tekanan akan keluar serentak dan menyebabkan letusan yang sangat dahsyat.

Kandungan gas dan viskositas tersebut juga dapat dilihat pada tipe magmanya. Magma yang memiliki tingkat keasaman lebih tinggi akan memiliki kandungan gas lebih banyak dan viskositas yang tinggi dibandingkan dengan magma yang lebih basa. 



> Kritik dan saran materi dapat dikirimkan ke rojembsr@gmail.com
Share:

Erupsi

Sumber: http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/18/01/14/p2jgfn438-erupsi-gunung-pemerintah-papua-nugini-evakuasi-warga

     Erupsi vulkano merupakan peristiwa keluarnya magma dari dalam dapur magma melalui tubuh gunungapi. Keluarnya magma ini dapat melalui lubang kepundan utama maupun melalui rekahan-rekahan yang disampingnya. Material yang keluar dari dapur magma tidak selamanya berupa magma murni. Material yang keluar dapat berupa campuran dari magma dan material-material lain yang ada di samping jalan magma.

     Erupsi pada dasarnya terjadi karena adanya beberapa faktor yang mengontrol letusan tersebut diantaranya adalah kandungan gas dan viskositas magma. (Click Here)
Share:

Pengukuran Luas (Measuring Area)

     Pengolahan peta sering membutuhkan luasan polygon yang telah di buat. Luasan tersebut dapat dijadikan sebagai analisis lanjutan. Pada arcmap selain melakukan pembuatan polygon juga dapat dilakukan pengukuran luasan terhadapnya dengan cara

> Pastikan polygon telah tersedia (usahakan dalam system koordinat UTM untuk hasil meter persegi)

> Buka attribute table dari shp polygon

> Add field pada attribute table

> Pilih long integer

> Klik kanan pada kolom yang telah ditambahkan dan pilih calculated geometry

> Pilih area, tentukan koordinat yang digunakan dan yang paling penting memilih satuan untuk luas yang akan di munculkan.

> Luas akan tertera pada kolom yang telah ditambahkan.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada video yang telah kami sediakan di Youtube

>> Pertanyaan lebih lanjut dapat menghubungi melalui line @ kami dengan klik Di sini
>> Saran materi dapat dilakukan melalui Line @ atau email ke rojembsr@gmail.com
>> Bagi yang ingin berkontribusi materi juga dapat melalui email dan akan di review materinya.

Mari belajar bersama dan berkembang bersama :) Maju untuk diri sendiri dan orang lain untuk Indonesia yang lebih indah dengan pengetahuan :)
Share:

Clinic Bimbel

Popular Posts

Blog Archive

Followers