• Jasa Pengukuran Geolistrik

    Kami menyediakan jasa pengukuran Geolistrik untuk berbagai macam bidang oleh tenaga ahli handal yang telah berpengalaman.

  • Jasa Pemboran / Pengeboran

    Kami menyediakan jasa pemboran untuk berbagai macam keperluan baik untuk pemboran sumur dalam maupun geoteknik.

  • Jasa Pembuatan Peta

    Kami menyediakan jasa pembuatan berbagai macam peta seluruh Indonesia. Hasil dapat berupa raster maupun vector sesuai dengan pesanan.

  • Jasa Pemetaan Geologi

    Kami menyediakan jasa untuk melalkukan pemetaan geologi, baik untuk keperluan tambang, geoteknik maupun keperluan penelitian.

Peta Administrasi Kecamatan Tugu, Kota Semarang

    Kecamatan Tugu merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kota Semarang. Secara geografis, Kecamatan Tugu terletak diantara 110 17' 13" hingga 110 22' 5" Bujur Timur dan 6 56' 14" hingga 6 59' 10" Lintang Selatan. Secara administrasi, Kecamatan Tugu berbatasan langsung dengan Laut Jawa di bagian utara, Kecamatan Semarang Barat di bagian timur, Kecamatan Ngaliyan di bagian selatan dan Kabupaten Kendal di bagian barat.
Gambar 1. Peta Administrasi Kecamatan Tugu, Kota Semarang

    Kecamatan Tugu, Kota Semarang terdiri dari 7 desa/kelurahan. Berikut adalah daftar desa/kelurahan Kecamatan Tugu, Kota Semarang:
  1. Desa Jerakah
  2. Desa Karanganyar
  3. Desa Mangkang Kulon
  4. Desa Mangkang Wetan
  5. Desa Mangunharjo
  6. Desa Rantu Garut
  7. Desa Tugurejo

Share:

Peta Administrasi Kecamatan Warungasem, Kabupaten Batang

     Kecamatan Warungasem merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Batang. Secara geografis, Kecamatan Warungasem terletak diantara 109 40' 33" hingga 109 44' 9" Bujur Timur dan 6 54' 36" hingga 6 59' 17" Lintang Selatan. Secara administrasi, Kecamatan Warungasem berbatasan langsung dengan Kota Pekalongan di bagian utara, Kecamatan Batang di bagian timur, Kecamatan Wonotunggal di bagian selatan dan Kabupaten Pekalongan di bagian barat.
Gambar 1. Peta Administrasi Kecamatan Warungasem

    Kecamatan Warungasem, Kabupaten Batang terdiri dari 18 desa/kelurahan. Berikut adalah daftar desa/kelurahan Kecamatan Warungasem, Kabupaten Batang:
  1. Desa Banjiran
  2. Desa Candiareng
  3. Desa Cepagan
  4. Desa Gapuro
  5. Desa Kalibeluk
  6. Desa Kaliwareng
  7. Desa Lebo
  8. Desa Masin
  9. Desa Menguneng
  10. Desa Pandansari
  11. Desa Pejambon
  12. Desa Pesaren
  13. Desa Saringlagah
  14. Desa Sawahjoho
  15. Desa Sidorejo
  16. Desa Sijono
  17. Desa Terban
  18. Desa Warungasem
Share:

Peta Administasi

     Peta Administrasi merupakan peta yang memiliki informasi mengenai batas-batas administrasi suatu daerah. Peta Administrasi biasanya ditujukan untuk memperkenalkan suatu daerah oleh pembuat peta kepada pembaca peta baik dari lokasi geografis maupun administrasinya sehingga pembaca peta dapat mengerti kedudukan dari lokasi yang di maksudkan.

     Peta Administrasi selain menggambarkan tentang batas-batas administrasi juga sering ditambahkan berupa bentukan-bentukan jalan dan sungai. Jalan dan sungai pada peta administrasi dapat memberikan informasi singkat mengenai tata kota suatu daerah.
Gambar 1. Contoh Peta Administrasi Provinsi Jawa Tengah

Contoh Peta Administrasi:
  • Peta Administrasi Negara;
  • Peta Administrasi Provinsi;
  • Peta Administrasi Kabupaten/Kota
  • Peta Administrasi Kecamatan
  • Peta Administrasi Desa;
  • dll
Share:

Peta Administrasi Kecamatan Reban, Kabupaten Batang

     Kecamatan Reban merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Batang. Secara geografis, Kecamatan Reban terletak diantara 109 50' 20" hingga 109 55' 29" Bujur Timur dan 7 1' 54" hingga 7 11' 28" Lintang Selatan. Secara administrasi, Kecamatan Reban berbatasan langsung dengan Kecamatan Pecalungan dan Kecamatan Limpung di bagian utara, Kecamatan Bawang di bagian timur, Kabupaten Banjarnegara di bagian selatan dan Kecamatan Blado di bagian barat.
Gambar 1. Peta Administrasi Kecamatan Reban, Kabupaten Batang

     Kecamatan Reban, Kabupaten Batang terdiri dari 18 desa/kelurahan. Berikut adalah daftar desa/kelurahan di Kecamatan Reban, Kabupaten Batang:
  1. Desa Adinuso
  2. Desa Cablikan Desa Kalisari
  3. Desa Karanganyar
  4. Desa Kepundung
  5. Desa Kemesu
  6. Desa Mojotengah
  7. Desa Ngadirejo
  8. Desa Ngroto
  9. Desa Pacet
  10. Desa Padomasan
  11. Desa Plodoro
  12. Desa Reban
  13. Desa Semampur
  14. Desa Sojomerto
  15. Desa Sukomangli
  16. Desa Tambakboyo
  17. Desa Wonorojo
  18. Desa Wonosobo

Share:

Peta dan Pemetaan

     Peta adalah gambaran permukaan bumi dalam bentuk dua dimensi yang memuat fenomena alam dan buatan serta informasi-informasi yang dibutuhkan seperti informasi penggunaan lahan untuk peta tataguna lahan, informasi geologi untuk peta geologi dan lain sebagainya. Pada dasarnya, peta digunakan untuk menyampaikan informasi dari informan (pembuat peta) ke konsumen (pengguna peta) dalam bentuk dua dimensi dan ringkas. Menurut Zhou (1998) terdapat empat aspek penting pada peta, yaitu
Gambar 1. Peta Dunia

  • Lokasi
Lokasi digunakan oleh pembuat peta dalam memberikan informasi tentang kedudukan peta terhadap bumi
  • Atribut
Atribut berisikan informasi-informasi tertulis mengenai gambaran yang di sajikan dalam peta.
  • Hubungan Ruang
Hubungan antara bentuk satu dan bentuk lain, sebagai contoh desa didalam suatu kecamatan akan memiliki bentukan berbeda baik dari garis tepinya maupun warna yang disajikan
  • Waktu
Waktu berhubungan dengan kapan data diambil, karena perubahan terjadi sewaktu-waktu, sehingga dapat menghasilkan peta yang berbeda pada pengambilan waktu yang berbeda.
Gambar 2. Kegiatan Eksplorasi

    Pemetaan merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan peta. Pemetaan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pemetaan secara langsung dan tidak langsung. Pemetaan secara langsung dilakukan dengan mengunjungi, mencatat dan menganalisa langsung pada lokasi yang dituju sedangkan pemetaan tidak langsung, dilakukan dengan menggunakan data pendukung seperti foto udara, citra landsat dan lain sebagainya untuk menghasilkan peta suatu daerah.

--> Jasa Pembuatan Peta

Share:

Peta Administrasi Kecamatan Blado, Kabupaten Batang

    Kecamatan Blado merupakan salah satu kecamatan yang ada di ujung selatan Kabupaten Batang. Secara geografis, Kecamatan Blado terletak diantara 109 46' 35" hingga 109 52' 0" Bujur Timur dan 7 1' 49" hingga 7 11' 24" Lintang Selatan. Secara administrasi, Kecamatan Blado berbatasan langsung dengan Kecamatan Pecalungan di bagian utara, Kecamatan Reban di bagian timur, Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Pekalongan di bagian selatan dan Kecamatan Bandar di bagian barat.
Gambar 1. Peta Administrasi Kecamatan Blado, Kabupaten Batang

     Kecamatan Blado, Kabupaten Batang terdiri dari 18 desa/kelurahan. Berikut adalah daftar desa/kelurahan yang ada di Kecamatan Blado, Kabupaten Batang:
  1. Desa Bawang
  2. Desa Besani
  3. Desa Bismo
  4. Desa Blado
  5. Desa Cokro
  6. Desa Gerlang
  7. Desa Gondang
  8. Desa Kalipancur
  9. Desa Kalisari
  10. Desa Kalitengah
  11. Desa Kambangan
  12. Desa Kembanglangit
  13. Desa Keputon
  14. Desa Keteleng
  15. Desa Pesantren
  16. Desa Selopajang Barat
  17. Desa Selopajang Timur
  18. Desa Wonobodro

Share:

Peta Administrasi Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang

     Kecamatan Bawang merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Batang. Secara geografis, Kecamatan Bawang terletak diantara 109 52' 49" hingga 109 57' 51" Bujur Timur dan 7 3' 56" hingga 7 11' 46" Lintang Selatan. Secara administrasi Kecamatan Bawang berbatasan langsung dengan Kecamatan Tersono di bagian utara, Kabupaten Kendal di bagian timur, Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Banjarnegara di bagian selatan dan Kecamatan Reban di bagian barat.
Gambar 1. Peta Administrasi Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang

     Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang terdiri dari 19 desa/kelurahan. Berikut adalah daftar desa/kelurahan di Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang:
  1. Desa Bawang
  2. Desa Candigugur
  3. Desa Candirejo
  4. Desa Deles
  5. Desa Getas
  6. Desa Gunungsari
  7. Desa Jambangan
  8. Desa Jlampang
  9. Desa Kalirejo
  10. Desa Kebaturan
  11. Desa Pangempon
  12. Desa Pasusukan
  13. Desa Pranten
  14. Desa Purbo
  15. Desa Sangubanyu
  16. Desa Sibebek
  17. Desa Sidoharjo
  18. Desa Soka
  19. Desa Wonosari
Share:

Peta Administrasi Kecamatan Wonotunggal, Kabupaten Batang

     Kecamatan Wonotunggal merupakan salah satu kecamatan yang ada di ujung barat Kabupaten Batang. Secara geografis, Kecamatan Wonotunggal terletak diantara 109 43' 9" hingga 109 46' 46" Bujur Timur dan 6 56' 57" hingga 7 6' 58" Lintang Selatan. Secara administrasi, Kecamatan Wonotunggal berbatasan langsung dengan Kecamatan Warungasem dan Kecmatan Kandeman di bagian utara, Kecamatan Bandar di bagian timur dan Kabupaten Pekalongan di bagian barat.
Gambar 1. Peta Administrasi Kecamatan Wonotunggal, Kabupaten Batang

    Kecamatan Wonotunggal, Kabupaten Batang terdiri dari 15 desa/kelurahan. Berikut adalah daftar desa/kelurahan Kecamatan Wonotunggal, Kabupaten Batang:
  1. Desa Brayo
  2. Desa Brokoh
  3. Desa Dringo
  4. Desa Gringgingsari
  5. Desa Kedungmalang
  6. Desa Kemligi
  7. Desa Kreyo
  8. Desa Penangkan
  9. Desa Sendang
  10. Desa Sigayam
  11. Desa Silurah
  12. Desa Siwatu
  13. Desa Sodong
  14. Desa Wates
  15. Desa Wonotunggal
Share:

Mengukur Kemiringan dan Ketinggian

    Kemiringan bidang, dapat diukur menggunakan kompas geologi, karena pada kompas geologi dilengkapi dengan klinometer yang dapat mengukur kemiringan suatu bidang. Untuk mengukur besarnya sudut lereng dilakukan tahapan sebagai berikut:
  1. Tutup kompas dibuka kurang lebih 45°, sighting arm dibuka dan ujungnya ditekuk 90°,
  2. Kompas dipegang, skala klinometer harus di sebelah bawah,
  3. Melalui lubang “peep-sight” dan “sighting-window” dibidik titik yang dituju. Usahakan agar titik tersebut mempunyai tinggi yang sama dengan jarak antara mata pengamat dengan tanah tempat berdiri.
  4. Klinometer kemudian diatur dengan jalan memutar pengatur di “clinometer level” berada tepat di tengah,
  5. Baca skala yang ada pada kompas dengan satuan kemiringan dapat dinyatakan dalam derajat maupun dalam persen.
Gambar 1. Gambaran Pengukuran Kemiringan


     Apabila jarak antara tempat berdiri dan titik yang dibidik diketahui, misalnya dengan mengukurnya di peta maka perbedaan tinggi antara kedua titik tersebut dapat dihitung. Perbedaan tinggi tersebut dapat juga diketahui dengan menggunakan teorema pitagoras. Dalam hal ini, ikutilah prosedur sebagai berikut:
  1. Letakkan angka 0° klinometer berimpit dengan angka 0° pada skala,
  2. Pegang kompas dan gerakkan dalam arah vertikal sedemikian rupa sehingga gelembung udara berada di tengah,
  3. Bidiklah melalui lubang pengintip sehingga: pandangan mata, lubang pengintip dan garis pada jendela  pandang, beranda dalam satu garis lurus. Perpanjangan dari garis lurus tersebut akan “menembus” permukaan tanah di depan pada suatu titik tertentu. Ingat-ingatlah titik “tembus” ini,
  4. Beda tinggi antara pengamat berdiri dan “titik tembus” tadi sama dengan tinggi pengamat dari telapak sepatu sampai mata,
  5. Berpindahlah ke “titik tembus” tadi dan ulanglah prosedur no. 2 dan 3 di atas sampai daerah yang akan Anda ukur selesai.
Share:

Peta Administrasi Kecamatan Bandar, Kabupaten Batang

     Kecamatan Bandar merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Batang. Secara geografis, Kecamatan Bandar terletak diantara 109 45' 50" hingga 109 50' 27" Bujur Timur dan 6 57' 49" hingga 7 8' 56". Secara administrasi, Kecamatan Bandar berbatasan langsung dengan Kecamatan Wonotunggal di bagian utara, Kecamatan Pecalungan di bagian timur, Kecamatan Blado di bagian selatan dan Kabupaten Pekalongan di bagian barat.
Gambar 1. Peta Administrasi Kecamatan Bandar, Kabupaten Batang

    Kecamatan Bandar, Kabupaten Batang terdiri dari 17 desa/kelurahan. Berikut adalah daftar desa/kelurahan Kecamatan Bandar, Kabupaten Batang:
  1. Desa Bandar
  2. Desa Batiombo
  3. Desa Binangun
  4. Desa Candi
  5. Desa Kluwih
  6. Desa Pesalakan
  7. Desa Pucanggading
  8. Desa Sidayu
  9. Desa Simpar
  10. Desa Tambahrejo
  11. Desa Tombo
  12. Desa Toso
  13. Desa Tumbrep
  14. Desa Wonodadi
  15. Desa Wonokerto
  16. Desa Wonomerto
  17. Desa Wonosegoro
Share:

Peta Administrasi Kecamatan Pecalungan, Kabupaten Batang

     Kecamatan Pecalungan merupakan salah satu kecamatan yang ada di tengah Kabupaten Batang. Secara geografis, Kecamatan Pecalungan terletak diantara 109 49' 42" hingga 109 53' 46" Bujur Timur dan 6 58' 31" hingga 7 3' 50" Lintang Selatan. Secara administrasi, Kecamatan Pecalungan berbatasan langsung dengan Kecamatan Subah di bagian utara, Kecamatan Limpung di bagian timur, Kecamatan Blado di bagian selatan dan Kecamatan Bandar di bagian barat.
Gambar 1. Peta Administrasi Kecamatan Pecalungan, Kabupaten Batang

     Kecamatan Pecalungan, Kabupaten Batang terdiri dari desa/kelurahan. Berikut merupakan daftar desa/kelurahan Kecamatan Pecalungan, Kabupaten Batang:
  1. Desa Bandung
  2. Desa Gemuh
  3. Desa Gombong
  4. Desa Gumawang
  5. Desa Keniten
  6. Desa Pecalungan
  7. Desa Pretek
  8. Desa Randu
  9. Desa Selokarto
  10. Desa Siguci

Share:

Menentukan Arah dan Lokasi (Plotting Area) Menggunakan Kompas Geologi

     Penentuan arah dan lokasi digunakan untuk mengetahui posisi pengamat berdiri terhadap peta sehingga dapat mengetahui kemana arah yang akan dituju. Dalam penentuan lokasi, harus menentukan objek geografi yang mudah di lacak pada peta seperti puncak bukit, perempatan jalan dan lain sebagainya. Berikut adalah tatacara dalam penentuan lokasi menggunakan kompas geologi.
Gambar 1. Posisi Plotting Area
  1. Menyiapkan peta, dapat berupa peta situasi ataupun peta kontur.
  2. Meletakkan kompas di depan pinggang menggunakan tangan.
  3. Kompas diposisikan horizontal dengan menggunakan bantuan bulls-eye yang ada di kompas serta dipertahankan posisinya.
  4. Cermin diatur, terbuka kurang lebih 135° menghadap ke depan dan sighting arm dibua horisontal dengan peep sight ditegakkan.
  5. Badan diputar sedemikian rupa sehingga titik  atau benda yang dimaksud tampak pada cermin dan berimpit dengan ujung pembidik dan garis tengah pada cermin. Untuk mempermudah prosedur ini, yang diputar tidak hanya tangan dengan kompas, akan tetapi seluruh badan.
  6. Baca jarum utara kompas, setelah jarum tidak bergerak. Hasil bacaan adalah arah yang dimaksud. Pada gambar 2.4a, azimuth = S45°E dan pada gambar 2.4b, azimuth = N 22°E.
     Membaca arah dapat juga dilakukan dengan memegang dan menempatkan kompas pada posisi pandangan mata. Kompas dipegang horisontal dengan cermin dilipat 45° dan menghadap ke mata. arah yang ditunjukkan jarum dapat dibaca melalui cermin. Karena tangan penunjuk arah terbalik (menghadap kita), maka yang dibaca adalah ujung selatan jarum kompas. Yang mana dari kedua cara ini yang paling baik adalah tergantung dari kebiasaan kita dan keadaan medan. 

     Langkah pertama adalah mengenal bentang alam sekitarnya seperti yang digambarkan pada peta topografi. Pembidikan dapat dilakukan ke beberapa obyek yang di lokasinya diketahui dengan pasti di peta (sebaliknya tiga obyek) kemudian arah-arah tersebut ditarik pada peta dengan menggunakan busur derajat dan mistar segitiga. Titik potong ketiga garis tersebut, yang bila pembacaannya tepat akan hanya berpotongan disatu titik, adalah titik lokasi dimana pengamat berdiri.

Share:

Kondisi Geologi Wisata Alam Embung Ngelanggeran

     Wisata Alam Embung Ngelanggeran merupakan salah satu wisata alam yang ada di Kabupaten Gunung Kidul. Embung Ngelanggeran terletak di puncak gunungapi purba Ngelanggeran dan dapat ditempuh dengan perjalanan selama satu jam menggunakan kendaraan bermotor dari pusat Kota Yogyakarta.

     Menurut Surono, dkk (1992) dalam Peta Geologi Regional Lembar Surakarta Giritontro menyatakan bahwa Embung Ngelanggeran berada pada Formasi Ngelanggeran yang terdiri dari breksi gunungapi, aglomerat, lava andesit-basalt dan tuf.

     Berdasarkan pengamatan lapangan, Embung Ngelanggeran memiliki persen lereng 100% serta beda tinggi 100 meter dan menunjukkan lokasi ini memiliki morfologi Pegunungan Sangat Terjal (Van Zuidam, 1983). Morfologi pegunungan sangat terjal ini ditandai dengan adanya tebing-tebing di sekitar lokasi Embung Ngelanggeran. Berdasarkan komposisi batuan vulkanik dan morfologi pegunungan sangat terjal, Embung Ngelanggeran ini memiliki bentuk lahan vulkanik.

     Berdasarkan pengamatan lapangan pada batuan, Embung Ngelanggeran memiliki litologi breksi vulkanik dengan komposisi mineral yang tidak dapat diidentifikasi karena granularitasnya berupa afanitik. Selain breksi vulkanik, terdapat tuf yang telah mengalami pelapukan tingkat III (Edi Tonnizam, 2007), memiliki ukuran butir pasir sedang hingga pasir kasar (Wentworth, 1922), mamiliki sortasi baik dan kemas tertutup. Tuf pada lokasi ini memiliki komposisi silika dan terdapat mineral-mineral gelasan yang mengkilap saat terpantul cahaya.

     Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa daerah Embung Ngelanggeran terbentuk karena adanya proses vulkanisme yang ditunjukkan dengan adanya breksi vulkanik. Vulkanik ini berasal dari gunungapi Ngelanggeran yang mengalami letusan mengeluarkan magma dan membeku kemudian terdapat abu vulkanik yang keluar dan mengendap akibat berhentinya energi transport abu vulkanik. Karena kondisi kemarau sangat gersang, pemerintah membuat embung di puncak gunungapi purba Ngelanggeran agar dapat didistribusikan ke perkebunan warga yang ada di bawah.

Share:

Peta Administrasi Kecamatan Batang, Kabupaten Batang

     Kecamatan Batang merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Batang. Secara geografis, Kecamatan Batang terletak diantara 109 41' 52" hingga 109 45' 47" Bujur Timur dan 6 52' 0" hingga 6 57' 24" Lintang Selatan. Secara administrasi, Kecamatan Batang berbatasan langsung dengan Laut Jawa di bagian utara, Kecamatan Kandeman di bagian timur, Kecamatan Wonotunggal di bagian selatan dan Kota Madya Pekalongan di bagian barat.
Gambar 1. Peta Administrasi Kecamatan Batang, Kabupaten Batang

     Kecamatan Batang, Kabupaten Batang terdiri dari 21 desa/kelurahan. Berikut adalah daftar desa/kelurahan Kecamatan Batang, Kabupaten Batang:

  1. Desa Cepokokuning
  2. Desa Denasari Kulon
  3. Desa Desasari Wetan
  4. Desa Kalipucang Kulon
  5. Desa Kalipucang Wetan
  6. Desa Kalisalak
  7. Desa Karanganyar
  8. Desa Karangasem Selatan
  9. Desa Karangasem Utara
  10. Desa Kasepuhan
  11. Desa Kauman
  12. Desa Kecepak
  13. Desa Klidang Lor
  14. Desa Klidang Wetan
  15. Desa Pasekaran
  16. Desa Proyonanggan Selatan
  17. Desa Proyonanggan Tengah
  18. Desa Proyonanggan Utara
  19. Desa Rowobelang
  20. Desa Sambong
  21. Desa Watesalit
Share:

Deklinasi dan Inklinasi Kompas

     Deklinasi (magnetik) adalah besarnya perbedaan antara arah utara jarum kompas (utara magnetik) dan arah utara sebenarnya (utara geografi). Besarnya deklinasi berbeda dari satu tempat ke tempat lain, dan selalu berubah secara teratur sepanjang waktu. Deklinasi di suatu wilayah umumnya ditunjukkan pada peta topografi yang standard.
Gambar 1. Pengaruh deklinasi dan inklinasi pada kompas

     Untuk menyesuaikan agar kompas akan dipakai menunjukkan arah utara yang sebenarnya, lingkaran derajat pada kompas harus digeser dengan cara memutar adjusting screw yang terdapat pada sisi kompas sebesar deklinasi yang disebutkan.

     Sebagai contoh: deklinasi di suatu daerah adalah 15° East, artinya, Utara magnetik berada 15° disebelah Timur dari Utara geografi. Dalam hal ini lingkaran derajat harus diputar, sehingga petunjuk (“index pin”) akan menunjuk angka 15° pada sisi lingkaran derajat bertanda E.
Gambar 2. Mengatasi deklinasi dan inklinasi

     Inklinasi adalah kecondongan jarum kompas yang disebabkan oleh perbedaan letak geografi suatu daerah terhadap kutub bumi. Sudut kecondongan akan hampir 0° (horisontal) apabila kita berada di dekat/di sekitar katulistiwa, dan semakin bertambah besar apabila mendekati kutub bumi. Dengan demikian, maka tiap tempat di atas bumi ini akan mempunyai sudut inklinasi yang berbeda-beda.

     Untuk mengatasi hal ini biasanya pembuat kompas sudah menyesuaikan keseimbangan jarum kompas untuk daerah tertentu, atau melengkapi jarum kompas dengan beban yang dapat digeser sepanjang jarum kompas untuk mengimbangi pengaruh inklinasi.

     Oleh karena itu, pengguna kompas harus siaga akan pengaruh dari deklinasi dan inklinasi sebelum memulai penggunaan kompas geologi. Ketidak tahuan akan deklinasi dan inklinasi mampu merusak data yang didapatkan.

Share:

Peta Aministrasi Kecamatan Kandeman, Kabupaten Batang

     Kecamatan Kandeman adalah salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Batang. Secara geografis, Kecamatan Kandeman terletak di antara 109 44' 16" hingga 109 48' 43" Bujur Timur dan  6 52' 54" hingga 6 58' 10" Lintang Selatan. Secara administrasi Kecamtan Kandeman berbatasan langsung dengan Laut Jawa di bagian utara, Kecamatan Tulis di bagian timur, Kecamatan Wonotunggal di bagian selatan dan Kecamatan Batang di bagian barat.
Gambar 1. Peta Administrasi Kecamatan Kandeman, Kabupaten Batang

     Kecamatan Kandeman, Kabupaten Batang terdiri dari 13 desa/kelurahan. Berikut ini adalah daftar desa/kelurahan Kecamatan Kandeman, Kabupaten Batang:
  1. Desa Bakalan
  2. Desa Botolambat
  3. Desa Cempereng
  4. Desa Depok
  5. Desa Juragan
  6. Desa Kandeman
  7. Desa Karanganom
  8. Desa Karanggeneng
  9. Desa Lawangaji
  10. Desa Tegalsari
  11. Desa Tragung
  12. Desa Ujungnegoro
  13. Desa Wonokerso
Share:

Komponen Utama Kompas Geologi

    Pada dasarnya, Kompas geologi adalah kompas yang sama seperti pada umumnya hanya saja telah dimodifikasi dengan penambahan beberapa peralatan yang dapat digunakan untuk melakukan pengukuran-pengukuran yang diperlukan. Berikut adalah komponen utama dari kompas geologi:

  • Jarum magnet
Ujung jarum utara umumnya diberi tanda warna (merah,biru, atau kuning). Ujung jarum ini selalu mengarah ke kutub utara magnet bumi, bukan kutub utara geografi sebenarnya. Perbedaan kedua posisi utara ini dikenal sebagai deklinasi. Perlu diperhatikan, bahwa pada posisi horisontal jarum magnet harus dapat berputar dengan bebas atau mendekati horisontal. Kecondongan jarum ini adalah akibat perbedaan lokasi pemakaian kompas terhadap garis katulistiwa yang dikenal sebagai inklinasi.
Gambar 1. Kompas tipe Brunton dan komponen-komponennya. 

  • Lingkaran pembagian derajat (graduated circle)
Pada umumnya dikenal dua jenis pembagian derajat pada kompas geologi (Gambar 2.4), yaitu kompas Azimuth dengan pembagian derajat dimulai 0° pada arah utara (N) sampai 360°, tertulis berlawanan dengan arah perputaran jarum jam dan kompas kwadran dengan pembagian derajat 0° pada arah Utara (N) dan Selatan (S). Sampai 90° pada arah timur (E) dan barat (W).
Gambar 2. Jenis pembagian derajat “Azimuth -0° - 360°” dan “Kwadran”.

  • Klinometer
Yaitu komponen kompas untuk mengukur besarnya kecondongan atau kemiringan suatu bidang atau lereng. Letaknya di dasar kompas bagian dalam, dan dilengkapi dengan gelembung pengatur horisontal (clinometer level) dan pembagian skala (Gambar 2.5), pada satu piringan yang bebas bergerak. Gelembung pengatur horisontal untuk posisi kompas nornal (bull’s eye level) juga terletak pada bagian ini. Pada bagian luar terdapat pengumpil untuk mengatur posisi piringan tersebut. Pembagian skala kemiringan dinyatakan dalam derajat dan persen.
Gambar 3. Bagan klinometer pada kompas

     Kompas tipe Brunton ini dilengkapi dengan lengan penunjuk (sighting arm) dan tanda bidikan (sighting tip) yang kesemuanya merupakan satu arah (lurus) dengan garis yang tertera pada cermin. Cermin dipakai untuk melihat objek bidikan di depan pengamat, dan dapat pula dipakai untuk membantu melihat pembacaan pada lingkaran derajat. Dengan berbagai macam penambahan, Kompas geologi tidak hanya dapat digunakan untuk mengetahui arah dan lokasi (Plotting Area), tetapi juga untuk melakukan pengukuran kemiringan bidang (struktur geologi).



Share:

Peta Administrasi Kecamatan Tulis, Kabupaten Batang

     Kecamatan Tulis merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Batang bagian utara. Secara geografis, Kecamatan Tulis terletak diantara 109 46' 27" hingga 109 50' 49" Bujur Timur dan 6 54' 4" hingga 7 0' 11" Lintang Selatan. Kecamatan Tulis berbatasan langsung dengan Laut Jawa di bagian utara, Kecamatan Subah di bagian timur, Kecamatan Bandar di bagian selatan dan Kecamatan Kandeman di bagian barat.
Gambar 1. Peta Administrasi Kecamatan Tulis, Kabupaten Batang

     Kecamatan Tulis, Kabupaten Batang terdiri dari 17 desa/kelurahan. Berikut adalah daftar desa/kelurahan Kecamatan Tulis, Kabupaten Batang:
  1. Desa Beji
  2. Desa Cluwuk
  3. Desa Jolosekti
  4. Desa Jrakahpayung
  5. Desa Kaliboyo
  6. Desa Kebumen
  7. Desa Kedungsegog
  8. Desa Kencororejo
  9. Desa Manggis
  10. Desa Ponowareng
  11. Desa Posong
  12. Desa Sembojo
  13. Desa Siberuk
  14. Desa Simbangdesa
  15. Desa Simbangjati
  16. Desa Tulis
  17. Desa Wringingintung
Share:

Kompas Geologi

     Kompas, klinometer (pengukur kecondongan), dan hand level (penentu posisi horisontal) merupakan alat-alat yang umum dipakai dalam berbagai kegiatan survei. Kompas geologi yang dimaksud merupakan gabungan dari ketiga fungsi alat tersebut, yaitu selain digunakan untuk menentukan arah, juga dapat dipakai untuk mengukur besarnya sudut kemiringan dan menentukan kompas ini, yang akan dibahas adalah tipe Brunton dari berbagai merek. Dengan komponen kompas geologi, seorang geologist dapat melakukan pengamatan dengan baik serta bisa mendapatkan data yang lengkap.

Gambar 1. Contoh kompas geologi
Share:

Kondisi Geologi Curug Sibiting, Desa Kalitengah, Kecamatan Blado

     Wisata Alam Curug Sibiting terletak di Desa Kalitengah, Kecamatan Blado. Curug Sibiting dapat di capai dengan perjalanan selama 30 menit menggunakan kendaraan bermotor dari Kantor Kecamatan Bandar menuju arah selatan. Curug Sibiting terletak di daerah perbukitan dengan persen lereng 30% dan beda tinggi 300 meter. Dari persen lereng dan beda tinggi, dapat dikatakan bahwa Curug Sibiting memiliki morfologi berbukit terjal (Van Zuidam, 1983).
Gambar 1. Peta Kesampaian Daerah

     Menurut Condon, W. H. (1996) dalam Peta Geologi Regional Lembar Banjarnegara-Pekalongan menyatakan bahwa Curug Sibiting terletak pada Formasi Gunungapi Jambangan (Qjo). Formasi Gunungapi Jambangan terdiri dari aliran lava, breksi aliran dan piroklastik, lahar dan aluvium. Berdasarkan pengamatan lapangan, pada Curug Sibiting terdapat batuan vulkanik berupa breksi vulkanik dan tuff.
Gambar 2. Peta Geologi Regional

     Breksi Vulkanik memiliki warna hitam dengan struktur masif. Breksi vulkanik di Curug Sibiting memiliki derajat kristalin berupa holokristalin dicirikan dengan komposisinya berupa kristal seutuhnya dan memiliki granularitas berupa afanit karena mineral yang tersusun tidak dapat dilihat tanpa alat bantu mikroskop.
Gambar 3. Foto kondisi batuan

     Berdasarkan hasil pengamatan, Curug Sibiting terbentuk pada daerah plutonik yang dicirikan dengan holokristalin dan berada di plutonik bagian atas dekat dengan permukaan yang dicirikan dengan afanit. Breksi Vulkanik tersebut membeku dan mengalami deformasi oleh tektonik sehingga terdapat perbedaan ketinggian yang curam dan menghasilkan air terjun.
Gambar 4. Foto kondisi lingkungan air terjun
Share:

Wisata Alam Curug Sibiting, Desa Kalitengah, Kecamatan Blado

     Wisata Alam Curug Sibiting merupakan salah satu wisata alam curug yang ada di Kecamatan Blado. Curug Sibiting dapat di capai dengan perjalanan 30 menit menggunakan kendaraan bermotor dari Kantor Kecamatan Bandar menuju ke selatan melewati Desa Kambangan. Curug Sibiting tidak memiliki tempat parkir yang luas. Tempat parkir yang digunakan adalah sepetak lahan yang hanya dapat dilewati oleh sepeda motor. Pengunjung yang menggunakan kendaraan roda empat harus bersabar dan menyiapkan tenaga ekstra untuk jalan kaki dari jalan yang lebih lebar.
Gambar 1. Peta Lokasi Wisata Alam Curug Sibiting

     Wisata Alam Curug Sibiting berada di daerah dataran tinggi dengan udara yang sangat mendukung untuk pengunjung yang kesehariannya berada di tempat dengan udara buruk. Hanya dengan membayar 10 ribu rupiah, pengunjung sudah dapat menikmati keindahan dari Curug Sibiting.

     Wisata Alam Curug Sibiting menyajikan dua jenis keindahan alam, yaitu berupa pemandangan perbukitan di bagian atas bukit dan curug itu sendiri yang dapat dinikmati dari bawah bukit. Setelah melewati tempat parkir motor, para pengunjung akan disediakan gardu pandang untuk melihat pemandangan perbukitan (Gambar 2). Curug Sibiting yang menjadi nama utama wisata ini dapat dinikmati setelah melakukan perjalanan melewati jalan yang disediakan berupa jalan setapak dengan pengaman seadanya untuk menuruni bukit hingga mencapai lembah (Gambar 3)
Gambar 2. Gardu pandang

Gambar 3. Kondisi Jalan menuju Curug Sibiting

Gambar 4. Keindahan Curug Sibiting

     Curug Sibiting memiliki ketinggian kurang lebih 50 meter dan terbentuk akibat proses geologi. Berikut penjelasan tentang kondisi geologi Wisata Alam Curug Sibiting.

Share:

Peta Administrasi Kecamatan Subah, Kabupaten Batang

     Kecamatan Subah merupakan salah satu kecamatan yang ada di bagian utara dari Kabupaten Batang. Secara geografis, Kecamatan Subah terletak di antara 109 49' 7" hingga 109 52' 22" Bujur Timur dan 6 54' 24" hingga 7 1' 5" Lintang Selatan. Secara administrasi, Kecamatan Subah berbatasan langsung dengan Laut Jawa di bagian utara, Kecamatan Banyuputih di bagian timur, Kecamatan Pecalungan di bagian selatan dan Kecamatan Tulis di bagian barat.
     Kecamatan Subah, Kabupaten Batang terdiri dari 17 desa/kelurahan. Berikut adalah daftar desa/kelurahan Kecamatan Subah, Kabupaten Batang:
  1. Desa Adinuso
  2. Desa Clapar
  3. Desa Durenombo
  4. Desa Gondang
  5. Desa Jatisari
  6. Desa Kalimanggis
  7. Desa Karangtengah
  8. Desa Keborangan
  9. Desa Kemiri Barat
  10. Desa Kemiri Timur
  11. Desa Kumejing
  12. Desa Kuripan
  13. Desa Mangunharjo
  14. Desa Menjangan
  15. Desa Sengon
  16. Desa Subah
  17. Desa Tenggulangharjo

Share:

Kondisi Geologi Kawasan Wisata Alam Klaitengah

     Kawasan Wisata Alam Kalitengah terletak di Desa Kambangan, Kecamatan Blado, Kabupaten Batang. Kawasan Kalitengah dapat ditempuh dengan perjalanan selama 30 menit menggunakan kendaraan bermotor dari Kantor Kecamatan Bandar menuju arah selatan.
Gambar 1. Kesampaian Daerah

     Dari hasil pengamatan lapangan, Kawasan Wisata Alam Kalitengah terletak pada daerah yang memiliki persen lereng 45 % dan beda tinggi 450 meter termasuk kedalam morfologi berbukit terjal (Van Zuidam, 1983).
Gambar 2. STA 1 kondisi morfologi Kawasan Wisata Kalitengah

     Menurut Condon W.H, dkk (1992) dalam Peta Geologi Regional Lembar Banjarnegara - Pekalongan, menyatakan bahwa Kawasan Wisata Alam Kalitengah terletak pada Formasi Batuan Gunungapi Jambangan (Qjo) yang berumur awal plistosen. Formasi Batuan Gunungapi Jambangan yang ada di Bukit Tringgolasi terdiri dari breksi aliran lava, breksi aliran dan piroklastika, lahar dan aluvium.
Gambar 3. Geologi Regional Kawasan Wisata Kalitengah

     Pada Bukit Tronggolasi hanya ditemukan litologi berupa lapukan batuan vulkanik dengan warna coklat dan tingkat pelapukan tingkat IV (Tonnizam, 2007) sehingga tidak dapat di definisi batuannya secara detail.

     Berdasarkan data yang ditemukan di lapangan, Wisata alam Bukit Tronggolasi merupakan daerah yang memiliki bentuk lahan vulkanik pada zona proximal hingga medial karena sangat jarang ditemukan adanya litologi tuf.
Share:

Peta Administrasi Kecamatan Limpung, Kabupaten Batang

     Kecamatan Limpung merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Batang dan terletak di bagian tengah Kabupaten Batang. Secara geografis, Kecamatan Limpung terletak diantara 109 53' 19" hingga 109 57' 28" Bujur Timur dan 6 58' 43" hingga 7 3' 54" Lintang Selatan. Secara administrasi, Kecamatan Limpung berbatasan langsung dengan Kecamatan Banyuputih di bagian utara, Kecamatan Tersono di bagian timur, Kecamatan Reban di bagian selatan dan Kecamatan Pecalungan dan Kecamatan Subah di bagian barat.
Gambar 1. Peta Administrasi Kecamatan Limpung, Kabupaten Batang

     Kecamatan Limpung, Kabupaten Batang terdiri dari 17 desa/kelurahan. Berikut adalah daftar desa/kelurahan Kecamatan Limpung:
  1. Desa Amongrogo
  2. Desa Babadan
  3. Desa Dlisen
  4. Desa Donorejo
  5. Desa Kalisalak
  6. Desa Kepuh
  7. Desa Limpung
  8. Desa Lobang
  9. Desa Ngaliyan
  10. Desa Plumbon
  11. Desa Pungangan
  12. Desa Rowosari
  13. Desa Sempu
  14. Desa Sidomulyo
  15. Desa Sukorejo
  16. Desa Tembok
  17. Desa Wonokerso
Share:

Intepretasi dan Klasifikasi Georadar

     Metode georadar mengukur suseptibilitas batuan di mana suseptibilitas merupakan tingkat kemagnetan suatu benda untuk termagnetisasi, yang pada umumnya erat kaitannya dengan komposisi mineral dan oksida besi. Semakin besar komposisi mineral manetit di dalam batuan, akan semakin besar harga suseptibilitasnya. Batuan andesit akan diindikasikan memiliki nilai suseptibilitas tinggi.
Gambar 1. Jenis objek digolongkan berdasarkan variasi warna pada output GPR future series 2005 (Bahri, 2010)

     Hasil dari Ground Penetrating Radar diintepretasikan secara kualitatif. Dalam keadaan normal, nilai warna tertentu akan menunjukkan objek tertentu. Hal ini bukanlah acuan yang absolute digunakan, namun menurut User Manual alat GPR Future 2005, secara umum acuan interpretasi berlaku sebagai berikut:
  • Warna biru menunjukkan nilai-nilai pengukuran negatif dan dapat merujuk ke rongga, deposit air dan galian di tanah
  • Warna hijau mewakili nilai-nilai dasar yang normal tanpa anomali
  • Warna kuning dan oranye menunjukan adanya mineral dalam tanah atau terdapat logam yang terkubur.
  • Warna merah mewakili semua nilai yang terukur positif dan melambangkan sinyal logam pada beberapa kasus mineralisasi kuat.
Gmabar 2. Contoh hasil analisis georadar
Share:

Pendahuluan Metode Geologi Lapangan

     Metode secara harfiah berarti cara. Selain itu, metode berasal dari bahasa Greeka yang terdiri dari metha berarti melalui atau melewati dan hodos berarti jalan atau cara, jadi metode dapat diartikan sebagai jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu.

     Bagi seorang geolog "lapangan" merupakan tempat dimana batuan atau tanah dapat diamati sedangkan Metode Geologi Lapangan (field geology method) merupakan cara-cara yang digunakan untuk mempelajari dan menafsirkan struktur dan sifat batuan yang ada pada suatu lapangan atau singkapan. Metode Geologi Lapangan merupakan kajian dasar yang utama untuk memperoleh pengetahuan geologi. Metode ini dapat dilakukan dengan cara yang sederhana misalnya dengan mengunjungi singkapan atau tempat-tempat pengupasan batuan (quarry), membuat catatan-catatan dan sketsa tentang hubungan antar batuannya dan mengumpulkan contoh batuan (sempel), sampai kepada cara yang memerlukan teknik lebih tinggi dan waktu yang cukup lama.

     Pada hakikatnya, Metode Geologi Lapangan memiliki beberaa tahapan yang terdiri dari persiapan peralatan dan perencanaan pemetaan, pelaksanaan lapangan dan penafsiran sementara. Tahapan-tahapan ini akan sangat mempengaruhi hasil dari observasi lapangan geologi yang dilakukan.

     Tahapan persiapan lapangan memuat persiapan alat dan bahan yang akan dibawa ke lapangan. Pada tahapan ini, seorang geolog harus mengetahui kondisi lapangan baik secara langsung (survey awal) maupun tidak langung (penginderaan jauh) yang berguna untuk mengetahui alat dan bahan yang harus di bawa. Seorang geolog juga harus dapat memprediksi waktu saat dilapangan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

     Tahapan pelaksanaan lapangan merupakan tahapan inti dari pengambilan data di lapangan. Tahapan ini berisikan pencatatan terhadap fakta-fakta yang ada di lapangan dengan pengamatan (observasi) dan pengukuran. Pemerian (deskripsi) tentang tektur batuan, pengukuran kedudukan lapisan, hubungan antara dua tubuh batuan, merupakan contoh dari hasil pengamatan langsung.

      Tahapan penafsiran merupakan tahapan untuk menafsirkan hasil pengambilan data. Penafsiran ini ditujukan untuk mengetahui kondisi geologi pada masa lalu dengan bantuan data yang didapatkan. Penafsiran ini sangat bergantung pada teori dan pengalaman seorang geolog. Karena ketergantungan tersebut, penafsiran setiap orang akan berbeda. Selain itu juga data yang didapatkan akan mempengaruhi penafsiran.

Materi Terkait:

Share:

Kawasan Wisata Alam Kalitengah, Kecamatan Blado

     Kawasan wisata alam Kalitengah merupakan salah satu kawasan yang berada di Kecamatan Blado, Kabupaten Batang. Kawasan wisata alam Kalitengah dapat ditempuh dengan perjalanan selama 20 menit dari kantor Kecamatan Bandar dengan menggunakan kendaraan bermotor.


Gambar 1. Peta Lokasi Kawasan Kalitengah

     Kawasan wisata alam Kalitengah memiliki berbagai macam keindahan yang disajikan mulai dari jembatan yang sering digunakan untuk mengambil gambar hingga perkebunan teh. Kawasan Kali tengah merupakan suatu desa yang sejuk dengan jumlah penduduk yang sedikit sehingga ketenangannya dapat membantu menenangkan fikiran dan keindahan yang dimiliki dapat memanjakan mata para pengunjung.
Gambar 2. Kondisi Jembatan Lokasi Wisata Alam Kalitengah

     Kawasan wisata alam Kalitengah tidak memiliki gerbang retribusi seperti pada lokasi wisata lainnya tetapi wisata alam ini memiliki beberapa tempat parkir yang dapat digunakan sebagai tempat istirahat dan menikmati keindahan alam. Kawasan Kalitengah tidak memiliki fasilitas tambahan karena merupakan kawasan yang tidak dikelola dan keindahan alamnya masih murni tanpa dihias (Kondisi Geologi).
Gambar 3. Kondisi Kebun Teh Lokasi Wisata Alam Klitengah

Share:

Clinic Bimbel

Popular Posts

Blog Archive

Followers