Kondisi geomorfologi dan geologi merupakan faktor utama terjadinya gerakan tanah. Salah satu aspek geomorfologi yang paling berpengaruh adalah kemiringan lereng. Van Zuidam (1988) dalam Rahmawati (2009) mengklasifikasikan kemiringan lereng menjadi 7, yaitu:
- Kemiringan lereng datar 0⁰ - 2⁰ (0%-2%)
- Kemiringan lereng landai 2⁰ - 4⁰ (2% - 7%)
- Kemiringan lereng miring 4⁰ - 8⁰ (7% - 15%)
- Kemiringan lereng agak curam 8⁰ - 16⁰ (15% - 30%)
- Kemiringan lereng curam 16⁰ - 35⁰ (30% - 70%)
- Kemiringan lereng sangat curam 35⁰ - 55⁰ (70% - 140%)
- Kemiringan lereng terjal >55⁰ (>140%)
Gambar 1. Menentukan kemiringan lereng (Nawawi, 2001)
Kemiringan lereng dapat disajikan dalam dua satuan, yaitu derajat yang menunjukan sudut dari lereng serta persen yang menunjukkan perbandingan antara jarak horizontal dan vertikal. Berikut adalah persamaan dalam mencari kemiringan lereng:
Keterangan:
dv = Selisih jarak vertikal
dh = Jarak horizontal
α = Sudut yang terbentuk
Lereng dengan sudut 45⁰ akan memiliki nilai persentase 100% karena memiliki panjang vertikal dan horizontal sama panjang (Nawawi, 2001). Sudut ini digunakan sebagai konversi sudut menuju persen dengan persamaan sebagai berikut:
No comments:
Post a Comment