Sketsa Bentang Alam

     Sketsa bentang alam diperlukan untuk mengetahui kondisi bentang alam yang ada di sekitar daerah pengamatan. Sketsa bentang alam juga membutuhkan kesan prespektif yang didapatkan dengan memperhatikan dua hal utama, yaitu garis cakrawala dan bidang pandang.
Gambar 1. Sketsa Geomorfologi

Garis Cakrawala

   Garis cakrawala akan memberikan prespektif posisi pengamat terhadap gambar dengan ketentuan:
  • letak cakrawala 2/3 lebih dari batas bawah gambar menunjukkan kedudukan pengamat yang berada di atas (flying bird eye/pandangan burung terbang)
  • letak cakrawala lebih kurang 2/3 dari batas bawah gambar menunjukkan pengamat berada lebih tinggi daripada objek yang diamatinya.
  • letak cakrawala 1/2 dari batas bawah gambar menunjukkan pengamat berada pada ketinggian yang sama dengan objek yang diamatinya.
  • letak cakrawala yang kurang dari 1/3 dari batas bawah gambar, menunjukkan pengamat berada di bagian bawah objek yang diamatinya dengan menggunakan penggambaran pandangan katak.

Membagi Bidang Pandang

     Bidang muka merupakan bidang yang paling dekat dengan pengamat. Bidang muka dapat digambarkan dengan garis tegas dan lebih tebal dibandingkan dengan bidang lain yang letaknya lebih jauh dari pengamat sehingga dapat diketahui perspektif jarak objek dari pengamat.
     Latar belakang merupakan bidang yang letaknya paling jauh dari pengamat. Latar belakang dapat dibuat dengan menggunakan garis tipis-tipis dan agak kabur. 

     Pada penggambaran sketsa, tidak perlu detail agar tidak menutupi sasaran penggambaran terutama dalam melakukan pewarnaan yang mungkin dapat menutupi garis-garis geologi yang dibuat. Garis-garis jelas, teliti dan bermakna diutamakan untuk penjelasan mengenai kondisi geologi objek yang diamati sedangkan untuk ketelitian lain seperti vegetasi dan rumah dapat dihilangkan agar makna geologinya dapat tersampaikan dengan baik dan menyeluruh.

Daftar Pustaka
Asikin, Sukendar., Koesoemadinata R P., Sampurno., Ong Hang Ling., Suparka, Emy., Subroto Eddy A., dan Harsolumakso, Agus H. 1999. Buku Pedoman Geologi Lapangan. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Compton, R. R. 1985. Geology in the Field. John Wiley & Sons.



Share:

No comments:

Post a Comment

Clinic Bimbel

Popular Posts

Blog Archive

Followers