Lahar adalah campuran antara material piroklastik dengan air yang mengalir menuruni gunungapi melalui lembah atau jalur sungai. Menurut Van Bemmelen (1994) mendefinisikan bahwa lahar adalah aliran lumpur yang mengandung bongkah-bongkah meruncing yang berasal dari kegiatan gunungapi. Menurut Nell (1976) mendefinisikan bahwa lahar adalah aliran lumpur besar yang tersusun oleh bahan klastika gunungapi, sering termasuk bongkah-bongkah besar yang terletak pada lereng dan di sekitar gunungapi. Lahar dapat dipicu dengan adanya kehadiran air disekitar material piroklastik baik dalam bentuk es atau salju, air dari kawah gunungapi ataupun air hujan.
Berdasarkan asal lahar, Crandell (1971) mengemukakan bahwa terdapat tiga penyebab terbentuknya lahar, yaitu
- lahar yang disebabkan oleh letusan gunungapi, dimana letusan tersebut melibatkan danau kawah, salju atau es, hujan lebat setelah terjadi letusan dan aliran piroklastik yang masuk kedalam lembah-lembah sungai.
- lahar yang terjadi tidak berhubungan langsung dengan letusan atau terjadi segera setelah letusan, yaitu lahar yang dipicu oleh gempa bumi atau longsor yang menyebabkan material vulkanik yang telah terendapkan mengalami perombakan dan tercampur dengan air sehingga mengalir melalui lembah sungai.
- lahar yang pembentukannya sama sekali tidak berhubungan dengan kegiatan gunungapi. misalkan aliran tefra lepas yang bercampur dengan air.
Menurut Sutikno Bronto (2008) menyebutkan bahwa terdapat dua jenis lahar, yaitu lahar peimer dan sekunder. Lahar primer atau lahar letusan adalah lahar yang terbentuk sebagai akibat dari terdorong dan meluapnya air danau kawah oleh magma yang sedang naik dari dalam bumi ke permukaan pada saat terjadi letusan. Lahar sekunder atau lahar hujan adalah lahar yang terjadi akibat adanya percampuran material piroklastik yang telah terendapkan dengan air hujan.
No comments:
Post a Comment