Tekstur Batuan Beku

2.   Tekstur Batuan Beku
Tekstur pada batuan beku berkaitan dengan ukuran, bentuk dan susunan butiran mineral dalam batuan. Tekstur pada batuan beku ini menunjukan derajat kristalisasi, ukuran butiran, granularitas dan kemas atau hubungan antara unsure-unsur itu.
                                                                (Williams, 1982)
2.1.   Derajat Kristalisasi
Derajat kristalisasi adalah perbandingan antara kristal dan gelasan yang terdapat pada batuan beku. Derajat kristalisasi sendiri terbagi menjadi 3 bagian, yaitu:
2.1.1.      Holokristalin     : batuan beku yang penuh dengan Kristal
2.1.2.      Hipokristalin     : perbandingan antara Kristal dan gelasan sama
2.1.3.      Holohialin         : batuan beku yang penuh dengan gelasan.
2.2.   Granularitas
Granularitas adalah ukuran butir pada batuan beku baik yang terlihat maupun tak terlihat. Pada granularitas yang terlihat sering disebut dengan fanerik, dan untuk yang tak terlihat sering di sebut afanitik
2.2.1.  Fanerik, yaitu ukuran butir mineral yang relative besar dan dapat dilihat secara megaskopis. Untuk pembedaa ukurannya adalah sebagai berikut :
·       Halus, ukuran diameternya <1mm
·       Sedang, ukuran diameternya 1mm-5mm
·       Kasar, ukuran diameternya 5mm-10mm
·       Sangat kasar diameternya 10mm-100mm
·       Polimerik, apabila ukuran diameter pada satu bajtuan lebih dari 1 jenis.
Gambar 2.1 Tekstur Fanerik

2.2.2.   Afanitik, yaitu butiran-butiran mineral yang tidak terlihat secara megaskopis, bahkan terkadang dengan mikroskopispun tak terlihat.
               
           
Gambar 2.2 Tekstur Afanitik
2.3.   Kemas
Kemas melipti bentuk butir dan hubungan antar butir
2.3.1.      Bentuk butir
·       Euhedral, apabila batas dari mineral adalah bentuk asli dari bidang kristal.
·       Subhedral, apabila sebagian dari batas kristalnya sudah tidak terlihat lagi.
·       Anhedral, apabila mineral sudah tidak mempunyai bidang kristal asli.
2.3.2.      Hubungan antar butir (relasi)
Hubungan antar Kristal (relasi) didefinisikan sebagai hubungan antara Kristal atau mineral yang satu dengan yang lain dalam suatu batuan. Secara garis besar, relasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
2.3.2..1. Equigranular, yaitu apabila secara relatif ukuran kristalnya yang membentuk batuan berukuran sama besar. Berdasarkan keidealan kristal-kristalnya, maka equigranular dibagi menjadi tiga, yaitu:
·           Panidiomorfik granular, yaitu apabila sebagian besar mineral-mineralnya terdiri dari mineral-mineral yang euhedral.
·           Hipidiomorfik granular, yaitu apabila sebagian besar mineral-mineralnya terdiri dari mineral-mineral yang subhedral.
·           Allotriomorfik granular, yaitu apabila sebagian besar mineral-mineralnya terdiri dari mineral mineral yang anhedral.
2.3.2..1. Inequigranular, yaitu apabila ukuran butir kristalnya sebagai pembentuk batuan tidak sama besar. Mineral yang besar disebut fenokris dan yang lain disebut massa dasar atau matrik yang bisa berupa mineral atau gelas.
Share:

No comments:

Post a Comment

Clinic Bimbel

Popular Posts

Blog Archive

Followers